tag:blogger.com,1999:blog-34610523449129539002023-11-16T03:44:22.668-08:00Khat NusantaraNusa Antara Miliknya Jawi,
Tasawwuf Melayu Seluas Samudera,
Tatacara simpanan hati,
Nama bertaut Seindah Sabda.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.comBlogger73125tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-53971834096127667032012-01-27T23:18:00.000-08:002012-01-27T23:21:43.581-08:00Al-Mahdi<br />
<div class="MsoNormal">
Diantara hadits-hadits itu adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Sabda
Rasulullah saw,”Al Mahdi berasal dari umatku, yang akan diishlah oleh Allah
dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dan telah dishahihkan oleh Al
Banni didalam kitab “ash Shahihah”)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Sabda
Rasulullah saw,”Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari
umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama
sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim, Ahmad)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lajnah ad Daimah Li al Buhuts al Ilmiyah wa al Ifta’ didalam
fatwanya no 2844 menyebutkan :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Hadits-hadits yang menyebutkan tentang kemunculan al Mahdi
amatlah banyak yang berasal dari berbagai jalan dan telah diriwayatkan oleh
para imam hadits. Kelompk ahli ilmu telah menyebutkan bahwa hadits-hadits itu
mutawatir secara maknawi, diantara mereka adalah Abul Hasan al Aajiri, al
Alamah as Safarini didalam bukunya “Lawami’ al Anwar al Bahiyah” dan al ‘Alamah
asy Syaukani didalam risalahnya yang dinamakan “at Taudhih fii Tawaatur Ahadits
al Mahdiy wa ad Dajal wa al Masih” serta berbagai ciri-ciri yang telah masyhur
disebutkan diberbagai hadits diantaranya,”Bahwa (dia) akan memenuhi bumi dengan
keadilan dan kemakmuran setelah (bumi) dipenuhi oleh kezaliman dan
kesemena-menaan.”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tidak diperbolehkan bagi seorang pun yang meyakini bahwa
fulan bin fulan adalah al Mahdi hingga telah terkumpulnya berbagai ciri-cirinya
seperti yang telah dijelaskan oleh Nabi saw didalam berbagai hadits shahih dan
yang paling penting adalah,” (dia) akan memenuhi bumi dengan keadilan dan
kemakmuran…” (al Hadits)”—(Lajnah ad Daimah juz IV hal 355)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Berikut beberapa hal yang tekait dengan kemunculan al Mahdi
sebagaimana dijelaskan oleh beberapa riwayat hadits Rasulullah saw :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ciri-ciri fizikal al Mahdi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Said al
Khudriy mengatakan,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,’al Mahdi berasal
dari umatku, berkening lebar dan berhidung mancung…” (HR. Ahmad, Abu Daud dan
Hakim. Hadits ini telah dihasankan oleh Al Banni didalam kitab “Takhrijul
Misykat”)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tanda-tanda akan kemunculan al Mahdi, diantaranya :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Keringnya
sungai eufrat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa
gunung emas akan muncul dari kekeringan (terbukanya) sungai eufrat maka manusia
akan saling berbunuh-bunuhan di atasnya, dan akan terbunuhlah pada tiap-tiap
seratus sebanyak sembilan puluh sembilan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Maka peristiwa ini terjadi pada saat kemunculan al Mahdi
sebagaimana yang dikatakan al Hafizh Ibnu Hajar,”Dan barangkali ini merupakan
penyebabnya mengapa Imam Bukhori memasukkan hadits ini dalam kitabnya pada bab
Khurujun Naar (keluarnya api).”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Munculnya
Bintang Berekor<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Al Barzanji menyebutkan bahwa diantara tanda yang paling
dekat sekali dengan kemunculan al Mahdi adalah terbitnya bintang berekor yang
bercahaya. Dalam sebuah riwayat yang shahih—sebagaimana yang disebutkan oleh
Ibnu Katsir dalam tafsirnya dari Ibnu Abbas—bahwa Ibnu Jarir meriwayatkan dari
Abdullah bin Abu Malikah dimana ia berkata,”Pada suatu pagi saya pergi kepada
Ibnu Abbas. Lalu ia berkata,’Semalam aku tidak bisa tidur sampai pagi.’ Aku
bertanya,’Apakah sebabnya?’ Beliau menjawab,’Karena orang-orang berkata bahwa
bintang berekor telah terbit karenanya aku merasa cemas akan kedatangan asap
yang sudah mengetuk pintu, hingga aku tidak dapat tidur sampai pagi.” (Umur
Umat Islam hal 269 – 271)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tempat kemunculannya :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pada dasarnya tidak ada riwayat shahih yang secara tegas
menunjukkan tentang bila dan dimana al Mahdi akan muncul. Ada tiga pendapat
tentang tempat kemunculannya :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Al Mahdi
akan keluar dari arah timur sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Katsir dalam
kitabnya yang berjudul “al Fitan Wa al Malahim”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Al Mahdi
akan keluar dari arah barat atau maghrib, ini pendapat Imam al Qurthubi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Al Mahdi
berasal dari penduduk Madinah yang kemudian melarikan diri ke Mekah. Akan
tetapi didalam sanad hadits yang menerangkan hal ini terdapat perawi yang
dikatakan mempunyai cacat. (Umur Umat Islam hal 71 – 72)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pembaiatannya :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun tentang pembaiatannya maka telah diterangkan oleh
berbagai hadits baik yang secara impilisit maupun eksplisit menunjukkan hal
itu, diantaranya adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Sabda
Rasulullah saw,”Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (ka’bah) maka
diutuslah seorang utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka
telah sampai di suatu padang pasir maka mereka terbenam ditelan bumi.” (HR.
Muslim) –al Qurthubi didalam kitab “at Tadzkiroh” mengatakan bahwa tanda-tanda
kemunculannya (al Mahdi) adalah tentara yang dibenamkan itu adalah tentara yang
keluar menuju Mekah untuk memerangi al Mahdi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Sabda
Rasulullah saw,”Akan dibaiat seorang laki-laki antara maqam Ibrahim dengan
sudut kab’bah.” (HR. ahmad)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kemudian jika anda meminta informasi tentang sudah datangnya
Imam Mahdi dan telah dibaiat maka hanya Allah saja yang mengetahuinya.
Kemunculan imam Mahdi adalah pembatas antara tanda-tanda kecil dan tanda-tanda
besar dari kiamat. Pada umumnya tanda-tanda kecil itu sudah terjadi; seperti
diutusnya Nabi Muhammad saw, terbelahnya bulan, orang-orang bodoh menjadi
pemimpin, menyia-nyiakan amanat, penghalalan dan pelegalisasian zina,
penghalalan sutera dan minuman keras dan lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sementara tanda-tanda besar hingga hari ini belumlah
terlihat—wallahu a’lam—seperti : kemunculan dajjal, turunnya Nabi Isa as,
keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari tempat terbenam, keluarnya
binatang bumi dan lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kerana kemunculan al Mahdi adalah antara tanda-tanda
kecil dan besar itu maka sejak zaman raja-raja islam banyak orang yang
memberikan sebutan al Mahdi kepada orang-orang tertentu diantara mereka karena
setiap mereka menyangka bahwa akhir zaman adalah zaman mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Diantara kaum muslimin ada yang mengatakan bahwa al Mahdi
adalah Umar bin Abdul Aziz sebab Berjaya didalam memegang kekhilafahan dan menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur. Atau pada masa Daulah Fathimiyah yang
menegakkan daulahnya pertama kali di sebelah barat (Maghrib) yang kemudian
dialihkan ke Mesir dan mengalami perluasannya di sana. Ada yang mengatakan
bahwa al Mahdi adalah pemimpin revolusi Sudan, atau apakah mungkin Sufi
Muhammad pemeran utama dalam penegakan hukum islam di Lembah Swat adalah al
Mahdi yang ditunggu maka kita tidak dapat memastikan kebenaran itu semua
sebelum dibuktikan oleh ciri-ciri maupun tanda-tanda tentang kemunculannya
sebagaimana diterangkan oleh hadits-hadits yang telah disebutkan diatas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Walahu A’lam<o:p></o:p></div>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-45100576260900221562011-06-18T06:19:00.000-07:002011-06-18T06:19:07.834-07:00KEBANGKITAN YANG TIDAK DAPAT DISEKAT KERANA KEHENDAK ALLAHRasulullah SAW telah bersabda:<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">"Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tidak seorang pun diantara mereka berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu "Kemudian beliau Shallallahualaihi wa sallam menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda,"Maka jika kamu melihatnya, berbai'atlah walaupun dengan merangkak di alas salju, kerana dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi."</div>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-34874049884976314032011-06-18T06:17:00.000-07:002011-06-18T06:17:47.469-07:00BENDERA TENTERA CHINA ISLAM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHzvEVInadGKmTzOI_F58eqpUiLncki_OyQpBrNRO8nYA6Z8mAuC1GROG68y9De-ifr0svk-uSoXLvZcT22De9gq9KLjMEBA0Wa8wb2M248qKAG0UHuaD7y8ni5yTp032iXGrWedfaCqA/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHzvEVInadGKmTzOI_F58eqpUiLncki_OyQpBrNRO8nYA6Z8mAuC1GROG68y9De-ifr0svk-uSoXLvZcT22De9gq9KLjMEBA0Wa8wb2M248qKAG0UHuaD7y8ni5yTp032iXGrWedfaCqA/s1600/index.jpg" /></a></div><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="apple-style-span"><b><i>Me Rong - Naga Laut, Maha - Pembesar-, Wang Ser -puak tentera (bangsa harimau)</i></b>. </span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bendera ini dijumpai dalam website Maharaja China semenjak tahun 1996 lagi. Sekarang bendera ini muncul semula tanpa kalimah diatas.Nampak gayanya ada pihak yang belum berpuas hati dan masih cuba menggelapkan sejarah bangsa Melayu dari rumpun Siam ini dengan membuang kalimah tersebut.</span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-39909500948041420492011-01-13T23:07:00.000-08:002011-01-13T23:07:58.100-08:00HARI DAN WAKTU YANG DITUNTUT BERJIMAK DALAM ISLAMSangat bagus jika diamalkan kerana ada keberkatannya.<br />
<br />
1) Berjimak pada malam Isnin.<br />
Jika Allah mengurniakan anak ia akan menjadi seorang yang berpegang teguh dengan kitab Allah dan redha terhadap segala pembahagian allah s. w. t<br />
<br />
2) Pada malam Selasa.<br />
Jika Allah mengurniakan anak ia akan mendapat nikmat mati syahid sesudah syahadah, dan Allah tidak akan azabkanya (turun bala) kepadanya bersama-sama orang musyrikin.<br />
<br />
Mulutnya berbau harum, yang akan melembutkan hati orang, bersih lidahnya daripada mengumpat, berdusta dan mengadu domba.<br />
<br />
3) Pada malam Khamis.<br />
Jika Allah mengurniakan anak ia akan menjadi seorang yg bijaksana dikalangan yang bijaksana atau orang alim dikalangan orang alim.<br />
<br />
4) Sewaktu matahari ditengah langit.<br />
Jika Allah mengurniakan anak yang tidak dihampiri oleh syaitan sehingga ia tua dan menjadi seorang yang faqih. Serta Allah s. w. t rezekikan kepadanya keselamatan agama dan dunia.<br />
<br />
5) Pada malam Jumaat.<br />
Jika Allah mengurniakan anak ia akan menjadi seorang pemidato yang berwibawa dan petah.<br />
<br />
6) Hari Jumaat selepas asar.<br />
Jika Allah mengurniakan anak ia akan menjadi seorang anak yang terkenal, masyhur dan alim.<br />
<br />
7) Malam Jummat selepas Isyak yang akhir.<br />
Jika Allah mengurniakan anak ia diharapkan menjadi seorang yang terkemuka.<br />
<br />
8) Bacalah doa berlindung dari syaitan.<br />
Jika Allah kurniakan anak tidak dimudaratkan oleh syaitan terhadapnya selama-FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-51798045395695906462011-01-06T20:44:00.000-08:002011-01-06T20:44:35.598-08:00TANDA KECIL (PENGHUJUNG) AKHIR ZAMAN<span style="color: darkgreen;">Assalamualaikum semua para hadirin sekelian...<br />
salam peringatan dari saya berkenaan tasik galilee,<br />
sebuah tasik yang dikelilingi darat sedang pun kering dengan derasnya...<br />
Nama lain bagi tasik ini ialah:<br />
- Lake of Gennesaret<br />
- Lake Kinneret<br />
- Sea of Tiberias<br />
<br />
Ada satu hadis Sahih yang saya sengaja tiada tunjukkan di sini,<br />
memberitahu saya dan anda semua,<br />
bahawa...<br />
bila keringnya tasik ini,<br />
maka tunggulah kamu akan turunnya Al-Masih Isa,<br />
itulah saatnya dan perhatikanlah tasik ini,<br />
sebagai antara sempadan begitu hampirnya tanda-tanda besar...<br />
Carilah hadis sahih ini sampai dapat,<br />
dan bila anda tahu dan menjumpai hadis ini,<br />
di ketika anda tahu itu,<br />
anda pasti dalam ketakutan yang amat sangat,<br />
menjadi kerisauan saya sekarang ialah,<br />
tasik ini sudah pun kering dengan derasnya setiap hari turun beberapa milimeter sejak tahun 2000 masihi lagi,<br />
dan 9 tahun telah pun berlalu...<br />
<br />
Saudara serumpun ku...<br />
anda semua harus beringat,<br />
bila tasik ini kering,<br />
maka itulah saat di mana Nabi Isa akan turun ke planet bumi,<br />
membantu imam mahdi,<br />
memburu dajjal ke seluruh pelusuk bumi...<br />
<br />
dan aku ingatkan lagi,<br />
hadis ini amatlah sahih,<br />
sedangkan tiada seorang pun ulama di tanah Melayu berani membongkar hadis sahih ini,<br />
dengan kata lain,<br />
mereka tahu tapi mereka kekurangan berani,<br />
kerana hakikat itu jelas,<br />
<span style="color: blue;"><b>tasik galilee</b></span> sedang kering dengan lajunya,<br />
dan mengikut kajian sains,<br />
tasik ini akan kering dalam tempoh masa <b><span style="color: red;">50 tahun sahaja</span></b> dan menemui dasarnya,<br />
dan ketika itulah Nabi Isa turun...<br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.keyway.ca/gif/seagal.gif" /><br />
<br />
dan anda semua kena faham,<br />
sebelum Nabi Isa turun dalam tempoh 50 tahun akan datang (plus-minus),<br />
sudah pastilah proses2 untuk menjadi <b>ASBAB</b> perlunya baginda turun,<br />
ASBAB itu mestilah terjadi,<br />
ini bermakna wahai tuan2...<br />
<br />
<b>Proses ini "sepatutnya" sudah berlaku:</b><br />
- tasik galilee sedang mengering dengan derasnya setiap hari...<br />
- ini bermakna sistem dajal akan mencapai kemuncaknya (yang membolehkan dajal muncul dengan sempurna)<br />
- bila dajjal akan keluar itu kita tak pasti, namun semua tanda kecil & fitnah yang membolehkan dia keluar itu sudah pun wujud di sekeliling kita<br />
- anda kena faham, banyak hadis sahih mengatakan pemuda hensem dari timur itu dilantik menjadi imam mahdi adalah dalam sekitar umurnya mencecah 40 tahun....<br />
- dan ini bermakna, adalah amat saya yakini, bahawasanya, pemimpin hensem dari timur itu sudah pun berada di kalangan kita,<br />
samada baginda di saat ini baru dilahirkan? atau masih kanak-kanak? atau sedang belajar di sekolah menengah, atau pun sedang dalam alam remaja, kita tak pasti...<br />
-ingatlah, saya menyampaikan mesej ini di dalam forum ini melainkan untuk mengajak kamu semua langsaikan hutang secepat mungkin sebelum nibiru melintasi orbit kita, kerana atas sebab lintasan itulah, maka gerhana matahari & gerhana bulan akan berlaku serentak, dan kamu wahai orang muslim, tentu di saat itu sedar, bahawa di masa 2-3 tahun lepas, ada manusia pernah memberitahu anda tentang ahal ini, namun anda mungkin terlambar di saat itu...<br />
-dan kerana itulah saya hadir untuk menyelamatkan ramai traders dan ramai dari mereka dapat kaut untung yang banyak dan dapat langsaikan hutang dunia sebelum saat itu tiba...<br />
<br />
<b>Ingatlah saudara-saudaraku...</b><br />
Mereka bertiga akan muncul selang silih sahaja,<br />
dan mereka bertiga berkongsi gelaran yang sama,<br />
mereka bertiga adalah manusia belaka, dua daripada mereka mendapat rahmat berupa umur yang panjang,<br />
sedangkan seorang dari mereka bertiga berumur pendek tapi dapat meminpin dunia.<br />
<br />
<b>Ketahuilah mereka bertiga ialah:</b><br />
- Al Masih Imam Mahdi<br />
- Al Masih Dajjal<br />
- Al Masih Isa<br />
<br />
<b>Ingatlah kawan-kawan...</b><br />
sekiranya umur anda adalah sekitar 20 han 30 han (pada hari ini),<br />
percayalah,<br />
dalam tempoh 50 tahun ini sahaja,<br />
semua tanda2 untuk munculnya tanda-tanda besar,<br />
pasti 100% muncul di zaman anda,<br />
samada anda ditakdirkan untuk mati sebelum peristiwa itu muncul,<br />
atau anak-anak anda yang bakal berhadapan dengan ujian itu,<br />
ketahuilah,<br />
<span style="color: blue;"><b>tasik galilee</b></span> sudah pun mulai mengering sejak tahun 2000 masihi lagi,<br />
dan proses pengeringan ini amat dasyat sehingga yahudi-yahudi di Israel meminta bantuan dunia untuk menaikkan kembali aras tasik galilee ini,<br />
dan sembilan tahun sudah pun berlalu,<br />
ada baki lagi 41 tahun (kurang-lebih) sebelum turunnya Nabi Isa ke planet bumi,<br />
dan anda harus ingat...!!!<br />
<img alt="" border="0" src="http://holylandarchive.com/section_images/SeaGalileeMap2.jpg" /><br />
<br />
Sekali lagi saya ingatkan,<br />
bila Nibiru melalui nanti (diteorikan),</span><br />
<span style="color: darkgreen;">Dua gerhana planet akan berlaku (diselidiki),<br />
iaitu bulan dan matahari (dari pandangan mata di permukaan bumi),<br />
dan...<br />
(teori-teori gerhana pada tahun 80 han "akan bergabung" teori gerhana tahun 2012),<br />
dan sekiranya teori ini benar-benar berlaku, <br />
maka sahlah dan lengkaplah semua tanda-tanda kecil,<br />
dan kehadiran tanda-tanda besar pasti berlaku tanpa keraguan.<br />
<br />
<b>KAJIAN SAINS:</b><br />
Setelah membuat penelitian...<br />
sekiranya kehadiran planet besar ini dan melintas di antara orbit bumi & matahari,<br />
gelombang-gelombang pancaran akan keluar,<br />
dan menjahanamkan semua sistem-sistem dunia yang menggunakan elektronik atau pancaran api,<br />
dan ini bermakna,<br />
semua apa sahaja jentera langit dan bumi,<br />
asalkan yang mempunyai saluran elektrik,<br />
akan dengan sendirinya tidak berfungsi,<br />
satelit, jet pejuang, kapal laut enjin fuel system, kereta api, motorsikal, kereta kebal, tenaga elektrik, handphone, playstation tidak akan langsung berfungsi lagi,<br />
dan anda akan kembali ke zaman sebelum tibanya elektrik.<br />
Ini pesanan saya lagi...<br />
<span style="font-size: large;"><i><b><span style="color: red;">" tiada satu hadis pun menerangkan yang manusia akhir zaman berperang dengan alat-alat yang selain pernah nabi sendiri pakai "</span></b></i></span><br />
sekiranya kajian saya di atas,<br />
maka sahla,<br />
apa sahaja teknologi moden hari ini,<br />
persenjataan tercanggih,<br />
akan menjadi tidak aktif dan collapse...<br />
maka hidup anda pada selepas peristiwa besar ini berlaku,<br />
adalah satu kehidupan di mana anda bakal hidup di zaman sebelum hadirnya elektrik,<br />
manusia akan kembali kepada fitrah semula,<br />
dan mana-mana manusia yang tinggal di bandar,<br />
adalah manusia yang paling rugi di kala itu,<br />
kerana...<br />
bandar yang duduki itu sedang tenggelam,<br />
kerana itulah kita kena bina perkampungan Muslim,<br />
seperti banyak yang ada di tanah Melayu...<br />
<br />
<b>Kepada semua angkatan Teknik Keris,</b><br />
sekadar pesanan, gunakan duit untung perniagaan untuk:<br />
-melangsaikan hutang dunia<br />
-membeli tanah di pedalaman<br />
-menguasai sungai-sungai dan pinggiran gunung<br />
-membeli kuda seorang dua atau tiga ekor<br />
-mengasah pedang dan mencanai keris<br />
-menguasai kembali teknik pancutan iaitu MEMANAH<br />
-dan kembali mengajar anak-anak kamu semua berenang<br />
</span><br />
<span style="color: darkgreen;">Pendek kata macam Allah firmankan: " BUATLAH PERSEDIAAN SEKUASA-KUASA BAGI KAMU DALAM SEGALA KEKUATAN BAGI MENENTANG MUSUH-MUSUH ALLAH DAN JUGA MUSUH-MUSUH KAMU..." (surah al-anfal: Al-Quran)<br />
<b>Ketahuilah,</b><br />
kita ada tak sampai <span style="color: red;">41 tahun</span> ja lagi sebelum <span style="color: blue;"><b>tasik galilee</b></span> kering sepenuhnya,<br />
kita ada hanya purata <span style="color: red;">41 tahun</span> ja lagi sebelum turunnya Nabi Isa ke planet Bumi ini,<br />
dan anda kena faham lagi sekali,<br />
sebelum Nabi Isa itu turun,<br />
sudah pastilah Imam Mahdi itu sudah pun ada di keliling kita,<br />
dan sudah pastilah peperangan besar pasti terjadi,<br />
dan sudah semestinya lah akibat perang itu,<br />
dengan sebab sistem yang lengkap di keliling kita,<br />
menyebabkan Dajjal itu pasti juga akan keluar,<br />
Wahai sahabat-sahabatku sekelian...<br />
dajjal akan muncul dulu sebelum turunnya Nabi isa,<br />
dan Imam Mahdi akan muncul dulu sebelum Dajjal keluar dari Khurasan,<br />
sekali lagi saya ingatkan,<br />
anda hanya ada <span style="color: red;">41 tahun</span> lebih sahaja sebelum satu tanda besar pertama keluar,<br />
bila satu tanda besar keluar,<br />
maka lengkaplah semua tanda-tanda kecil,<br />
bila satu tanda besar keluar,<br />
akan datang tanda-tanda besar seterusnya tanpa ragu-ragu...<br />
<br />
<b>Dan ingatlah wahai Muslimin samada MELAYU, CINA ATAU INDIA...</b><br />
doa Nabi Ibrahim makbul sehingga akhir zaman,<br />
dari susurgalur bagindalah berakhirnya Rasul terakhir Nabi Muhammad,<br />
dari susurgalur Nabi Muhammadlah,<br />
akan munculnya pemuda hensem bernama Muhammad Bin Abdullah (di zaman kita "mungkin"),<br />
yang mana dia sendiri tak tahu dia adalah bakal Imam Mahdi,<br />
percayalah,<br />
di dalam darahnya ada kombinasi <b>DNA</b> Nabi Ibrahim & <b>DNA</b> Nabi Muhammad,<br />
kerana mereka berdua dari keturunan yang sama,<br />
sedangkan Mahdi adalah waris dari keturunan yang tak pernah meninggalkan Solat,<br />
carilah balik doa Nabi Ibrahim itu, (ada dalam Alquran)<br />
dan kerana itulah,<br />
Solat Lima Waktu di tahiyat akhir,<br />
akan selalu kita bacakan nama dua orang Nabi itu.<br />
<br />
<b>Pesanan Terakhir,</b><br />
langsaikan hutang secepat mungkin,<br />
tinggalkan bandar kalau anda sudah ada tanah baru di pedalaman,</span><br />
<span style="color: darkgreen;">yang menetap dibandar pertahankanlah bandar tersebut semampu yang boleh,<br />
kumpulkan kain-kain yang tahan lama,<br />
ternak dan gembala kambing,<br />
ajar anak anak menunggang kuda,<br />
simpan cermin mata anda sebaik mungkin,<br />
banyakkan mencetak sebelum tibanya hari tiada elektrik,<br />
banyakkan menulis dan berpesan pada jiran sebelah,<br />
latihkan anak-anak Melayu kita dengan kemahiran memanah,<br />
banyakkan berenang di waktu petang,<br />
minta maaf pada saudara-saudara dekat dan saudara-saudara jauh,<br />
kita kena cepat mintak maaf (kerana apa pun boleh jadi bila Dajal menguasai hari)<br />
<br />
Kalau perlu,<br />
sila sebarkan nasihat di atas kepada semua Muslimin yang pandai berbahasa Melayu.<br />
</span>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-16356774318880385242011-01-06T19:41:00.000-08:002011-01-17T18:55:08.573-08:00NAMA AHMAD NAMA MUHAMMAD RASULULLAH MASYHUR DALAM KITAB-KITAB TERDAHULU DAN AL-QURAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqMEWa3t2N-AemDDn9Jjl3l8Eqr_dlvVZX5T3IorfhCvHd4yoTzqqdBQ6xxt-sElZPB4dop66hfUiju2J23Mfdl-iGhtXWL-PcOFvKo7fx1azRnrRwjU-oM3iT697LifQw2hAPmQIGEqU/s1600/AHMAD+KHAT+DIWANI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqMEWa3t2N-AemDDn9Jjl3l8Eqr_dlvVZX5T3IorfhCvHd4yoTzqqdBQ6xxt-sElZPB4dop66hfUiju2J23Mfdl-iGhtXWL-PcOFvKo7fx1azRnrRwjU-oM3iT697LifQw2hAPmQIGEqU/s320/AHMAD+KHAT+DIWANI.jpg" width="226" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
“(Iaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka a]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yg terang yg diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yg beruntung. (QS.Al A’raaf : 157)<br />
<br />
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku iaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."”. (QS. Ash Shaff : 6)<br />
<br />
Dua ayat di atas memberikan pengertian sangat kuat bahawa akan ada seorang nabi yang akan datang sesudah kenabian Isa A.S dengan nama ‘Ahmad’ yang tercatat dalam kitab Taurat dan Injil (Alkitab) iaitu kitab yang sekarang menjadi pegangan penganut kristian. Tetapi nama ‘Ahmad’ tidak kita jumpa secara langsung dalam bible yang ada sekarang, hal ini kerana, memang tidak akan jumpa lagi Alkitab (bible) yang berbahasa aslinya iaitu bahasa Ibrani, atau mungkin kerana ada kesalahan penulisan dan penterjemahan atau telah pun diubah oleh pendeta-pendeta mereka. <br />
<br />
Alhamdulillah, dengan usaha keras dan teliti dari para pakar akhirnya terbukti juga letak kesalahannya yang menyebabkan hilangnya nama Ahmad dalam Alkitab (bible) yang ada sekarang ini. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa yang digunakan oleh nabi Isa AS beserta kaumnya adalah bahasa Ibrani, begitu pula firman Allah dan sabda nabi Isa AS juga dalam bahasa Ibrani. Oleh itu, bukti-bukti kenabian yang ada dalam Injil kalau kita kembalikan ke dalam bahasa Ibrani, nama 'Ahmad' akan muncul sangat nyata dengan sendirinya. Begitu juga dengan Taurat, kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, nama 'Ahmad' juga akan muncul dengan sendirinya.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">HIMADA adalah AHMAD</span><br />
<br />
Sebab-sebab turunnya wahyu berkaitan kedatangan seorang nabi yang diutus bagi semua bangsa yang bernama “Ahmad” adalah ketika bangsa Israel yang telah hancur, jatuh kemunduran, dan diizinkan kembali membangunkan Jerusalem ( Darussalam) dan Bait Sulaiman yang telah diratakan dengan tanah oleh bangsa Chaldea, sebahagian orang berada dalam kegembiraan dan sebahagian yang lain berada dalam kesedihan yg memilukan kerana teringat kembali akan keindahan Bait Agung Sulaiman. Pada masa itulah, Allah mengutus Haggai (Menurut bible Haggai adalah seorang nabi) untuk menghibur bangsa Israel yang telah tertindas dengan menyampaikan janji Allah bahawa akan diutuskan seseorang yang akan mengangkat kembali bangsa Israel dari kemusnahan :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b><i>”Dan aku akan menggoncangkan semua bangsa, dan HIMADA untuk semua bangsa ini akan datang; dan aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah”. </i></b></div><div style="text-align: center;"><b>( Bible: Hagai 2:7 )</b></div><br />
Seseorang yang diutus untuk mengangkat kembali bangsa Israel adalah<i><b> 'Himada'</b></i>, bangsa Israel tentu menunggu Himada segera datang agar bangsanya segera bangkit dari penindasan. Namun sayang seribu kali sayang, bangsa Israel tidak menafsirkan kata Himada sebagai nama nyata seorang nabi yang diutus, tetapi mereka menafsirkan kata<i> 'Himada' </i>sebagai kata sifat yang abstrak sesuai erti <b><i>Himada</i></b> dalam bahasa mereka iaitu : <b><i>keinginan, hasrat, kerinduan dan pujian</i></b>. Ketika janji Allah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa lain, maka yang terjadi adalah kata <i><b>Himada</b></i> akan ikut diterjemahkan dan berubah dengan sendirinya.<br />
<br />
Mari kita lihat terjemahannya ke dalam bahasa Inggris :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"> "And I will shake all nations, and the desire of all nations shall come: and I will fill this house with glory, </div><div style="text-align: center;">saith the LORD of hosts”. Hagai 2:7 </div><br />
Lihatlah kata <i><b>Himada</b></i> diterjemahkan menjadi <b><i>desire</i></b> dalam bahasa Inggris yang ertinya keinginan atau hasrat, hal ini dianggap benar oleh para penulis Injil kerana mereka memahami <i><b>Himada</b></i> bukanlah nama orang tetapi sebagai kata benda abstrak.<br />
<br />
Perlu diketahui, terjemahan bible dalam bahasa apapun, baik ke dalam bahasa Arab, Melayu, Indonesia, Jepun, Sepanyol dan bahasa-bahasa lainnya adalah mengambil dari bible yang berbahasa Inggeris tersebut, sehingga tidak hairanlah kalau kita tidak menemukan nama <b><i>Ahmad </i></b>dalam bible.<br />
<br />
Sekarang mari kita lihat terjemahan bible dalam bahasa Melayu yang diterjemahkan dari bible berbahasa Inggeris :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><i><b>"Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam".</b></i> ( Hagai 2:8)</div><br />
Lihatlah kata <b>desire</b> dalam bahasa inggeris diterjemahkan menjadi <b><i>barang yang indah-indah</i></b>, dari sini saja sudah nampak percanggahan dari Inggeris ke Bahasa Melayu, sehingga makin tersembunyilah nama <i><b>Ahmad</b></i> dalam bible. Sebagai informasi tambahan, kalau kita amati bible berbahasa Inggeris mencatat ayat tersebut dalam Hagai 2:7 tetapi dalam bible berbahasa Indon tercatat dalam Hagai 2:8. Di sini berlaku perbezaan bagi satu ayat ini yang mana perlu dikritik penyebabnya.<br />
<br />
Tetapi kalau bible yang berbahasa Inggeris kita terjemahkan ke dalam bahasa Yahudi atau Ibrani, maka kata <b><i>Himada</i></b> tersebut akan muncul kembali dengan sendirinya,lebih kurangnya seperti berikut :<br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><i><b>“ ve yavu himdath kol haggoyim”</b></i></div><br />
Huruf 'th' dalam kata Himdath boleh diganti menjadi 'hi' atau boleh juga dihilangkan sama sekali.<br />
<br />
Sekarang mari kita analisa pula kata-kata dalam bahasa Yahudi, Ibrani dan Arab:<br />
<br />
Himdath = Himdahi = Himda = bahasa Yahudi<br />
Himada = bahasa Ibrani <br />
Ahmad = bahasa Arab<br />
<br />
Semua kata tersebut mempunyai maksud yang sama iaitu <b><i>terpuji</i></b> dan mempunyai persamaan kata akar iaitu H-M-D, lihatlah bila kita hilangkan vokal dan kita biarkan konsonannya, maka akan menjadi :<br />
<br />
H-M-D = dalam bahasa Yahudi<br />
H-M-D = dalam bahasa Ibrani<br />
H-M-D = dalam bahasa Arab<br />
<br />
Tentu ini sebuah bukti yang tak dapat dibantah sedikitpun, dan bagi sesiapa pun yang ahli dalam bahasa Semit tentu mempunyai kesimpulan yang sama bahawa Himada dan Ahmad adalah sama, tentu kesimpulannya adalah nama Ahmad memang ada dalam bible.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">PARAKLETOS adalah AHMAD</span><br />
<br />
Bangsa Israel/Yahudi melihat nabi Isa AS bukanlah nabi yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan oleh Haggai yang dapat mengangkat bangsa Israel / Yahudi dari kemunduran. Oleh kerana itulah, Bani Israel masih terus mencari siapakah orang yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan Haggai ?.<br />
<br />
Suatu ketika Isa berkhutbah kepada kaumnya, memberitakan akan ada nabi lain yang akan diutus sesudah dirinya, menurut nabi Isa a.s kedatangan nabi tersebut tidak lama lagi. Khutbah nabi Isa a.s tersebut sangat difahami oleh orang-orang Israel, namun sayang sekali mereka tidak langsung menuliskan apa yang disabdakan Isa ketika itu, dan khutbah Isa yang berbahasa Ibrani tersebut baru dicatat enam puluh tahun kemudian dan itupun dalam bahasa Yunani oleh orang yang mengaku bernama Yohanes :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><i><b>“Kago erotao tou pater kai allos parakletos didomi humin hina meta hu mon eis tou aion eimi” </b></i><b>Yohanes 14:16</b></div><br />
Kata <i><b>Parakletos</b></i> mempunyai beberapa erti iaitu : mengagungkan, memuji dan penolong, dan kalau kata Parakletos diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, kata yang didapat adalah : Hamida.<br />
<br />
Kalau kata Hamida yang disebut oleh Jesus diertikan sebagai kata benda abstrak maka terjemahan pidato Jesus adalah seperti berikut ini :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. </b></div><div style="text-align: center;"><b>Yohanes 14:16 </b></div><div style="text-align: center;"><br />
</div>Tetapi kalau kata Hamida yang disebut Jesus diertikan sebagai sebuah nama yang konkrit maka terjemahannya adalah seperti berikut ini :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Hamida, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. </b></div><div style="text-align: center;"><b>Yohanes 14:16 </b></div><br />
Maka pidato Jesus tersebut senada dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>"Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: "Hai bani Israil,….(aku.) memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ". QS. 61:6</b></div><br />
Tentu hasil akhir yang kita dapatkan adalah kata Hamida dalam bahasa Ibrani dan kata Ahmad dalam bahasa Arab, dan kedua kata ini adalah berasal dari akar kata yang sama yaitu H-M-D dan mempunyai erti yang sama iaitu terpuji, dan senada pula dengan makna Perikletos.<br />
Dari penjelasan di atas, kesimpulannya bahawa, apakah kata Hamida dianggap sebagai kata benda abstrak atau nyata jika kita kembalikan ke dalam bahasa Jesus iaitu Ibrani, maka nama Ahmad akan nampak lagi.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">KEAJAIBAN NAMA MUHAMMAD</span><br />
<br />
Yang menarik adalah, tidak ada seorang pun yang bernama <i><b>Ahmad atau Muhammad</b></i> sejak nabi Adam diciptakan sampai dengan lahirnya seorang anak dari Abdullah dan Siti Aminah. Hal ini bukanlah kebetulan atau direka kalau Siti Aminah memberi nama Muhammad pada anaknya, tetapi hanya semata-mata sebagai takdir Allah Yang Maha Kuasa dan sebagai bukti keAgungan perancanganNya.<br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;">Sumber :</span><br />
1. Perjanjian Baru Interlinier, Yunani Indonesia Diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)<br />
2. Konkordasi Perjanjian Baru - LAI<br />
3. “Muhammad in the bible”, MENGUAK MISTERI MUHAMMAD, Prof. David Benjamin Keldani diterbitkan di Indonesia oleh Sahara Publishers Cetakan ke : 11 Mei 2006. dan "WHAT EVERY CHRISTIAN & JEW SHOULD KNOW" TENTANG SANG PENCIPTA, KITAB SUCI & NABI-NABI, PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI BD. Alih Bahasa Oleh: HW.Pienandoro SH <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">keterangan :</span><br />
a] Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan Qisas pada pembunuhan baik yang di sengaja atau tidak tanpa membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis. -<br />
(dari : Al Qur’an terjemahan )FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-2476587624822705752010-09-20T03:43:00.000-07:002010-09-20T03:43:12.668-07:00TABUT AS-SAKINAH<blockquote><a href="http://dwellingintheword.files.wordpress.com/2009/05/25-ark-of-the-covenant.jpg"><img alt="" border="0" src="http://dwellingintheword.files.wordpress.com/2009/05/25-ark-of-the-covenant.jpg?w=535" /></a> <div>Untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang tabut, saya membuat rujukan di dalam kitab old tastement dan new tastement kerana di dalam Al-Quran terlalu sedikit maklumat tentang tabut yang saya dapat. Bible yang ada hari ini pada hakikatnya bukanlah kitab suci lagi kerana sesebuah kitab suci itu sepatut hanya berisi firman-firman Tuhan. Satu-satunya kitab suci ialah kitab Al Quran. Di dalam Bible ada firman Tuhan, hadis para Nabi, kata-kata para ulama, nukilan para sejarawan, tulisan orang biasa dan hasil tangan para pendusta. Semuanya sudah bercampur-gaul dan diubah oleh The Hidden Hand. Sungguhpun begitu, bukanlah keseluruhan isi kandungan Bible tidak boleh kita manfaatkan. Ini hanyalah untuk mengkaji sejarah tabut as-sakinah. Mereka juga mempercayai nabi-nabi yang diutuskan seperti umat Islam wajib mempercayainya. Jesus adalah Nabi Isa a.s, Abraham ialah Nabi Ibrahim a.s, Jacob ialah Nabi Yaakob, Aaron ialah Nabi Harun, Moses ialah Nabi Musa a.s, Noah ialah Nabi Nuh a.s. Mereka juga percaya dengan Habil dan Qabil atau lebih dikenali dengan Cain and Abel di dalam bible. Buku-buku sejarah lagi kita guna, apatah pula Bible yang juga boleh dianggap sebagai sebuah buku sejarah. Bukan sebagai pegangan, tetapi hanya sebagai pengetahuan kerana kitab-kitab ini sudah terpesong dari kitab asal. Kitab asal mungkin masih ada di beberapa tempat di dunia ini. Antara tempat yang diyakini ialah di perpustakaan Vatican dan di gereja Ethiopia.<br />
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam itulah petunjuk yang benar”. Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu.<br />
Al-Baqarah 120<br />
Orang-orang yang Kami berikan Kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutarkan maksudnya), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang rugi.<br />
Al-Baqarah 121<br />
.<br />
Sebelum kita pergi lebih jauh, mari kita lihat sedikit masalah ayat-ayat Bible berkaitan dengan bentuk tabut ini.<br />
Alkitab Kabar Baik mencatatkan:<br />
“Buatlah sebuah peti dari kayu akasia yang panjangnya 110 sentimeter, lebar dan tingginya masing-masing 66 sentimeter.<br />
(Keluaran 25: 10)<br />
Dari mana para penulis Bible ini tahu panjang tabut itu ialah 110 cm dan lebarnya 66 cm?<br />
Beginilah caranya Bible terseleweng. Orang yang memiliki Alkitab Kabar Baik tentunya menyangkakan memang ada tertulis “110 cm” (ataupun yang sama ukuran dengannya) dalam manuskrip-manuskrip awal Bible yang disorokkan itu. Padahal yang ditulis ialah “dua setengah hasta”.<br />
Bagaimana pula mereka boleh tahu yang “dua setengah hasta” itu bersamaan 110 cm? Mereka ukurkah hasta tangan orang-orang yang hidup pada zaman Nabi Musa? Samakah ukuran tangan oang zaman dahulu dengan zaman sekarang?Adakah sama ukuran tangan semua orang?<br />
Bagaimanakah rupa Tabut menurut Bible?<br />
Tabut ini diperbuat daripada kayu yang kemas dan tahan. Kayu penaga (akasia) adalah sejenis kayu yang ‘tidak berbulu’. Tingginya dua setengah hasta sementara lebar dan tingginya satu setengah hasta. Ia disalut dengan emas tulin luar dan dalam. Terdapat empat gelang emas tempat dimasukkan dua batang kayu pengangkut/ pengusung tabut itu. Dua batang kayu pengangkut itu tidak boleh dicabut daripada gelang-gelangnya.<br />
<div><a href="http://breakthroughtogod.files.wordpress.com/2009/02/211.jpg"><img alt="" border="0" src="http://breakthroughtogod.files.wordpress.com/2009/02/211.jpg?w=535" /></a> </div>Tabut itu kemudiannya akan diletakkan LOH HUKUM di dalamnya, iaitu kepingan batu yang mencatatkan apa yang diterima oleh Nabi Musa ketika pergi ‘menemui Tuhan’ di Bukit Tursina.<br />
Penutup tabut itu juga diperbuat daripada emas tulen. Di atasnya ada dua ‘kerub’ yang diperbuat daripada emas. Kerub-kerub ini akan duduk berhadapan, satu di setiap hujung dengan sayap-sayap mereka menaungi penutup tabut tadi.<br />
Saya kurang tahu apa sebenarnya ‘kerub’ ini. Daripada pembacaan ringkas, boleh jadi ia adalah malaikat, bidadari, tunggangan seperti buraq ataupun lain-lain. Dalam salah satu debat antara Syeikh Ahmad Deedat dengan seorang pemuka Kristian (yang saya baca beberapa tahun lalu), diceritakan kerub menjadi tunggangan Jesus ke langit.<br />
<div>Lukisan Kerub memegang simbol Papal di Vatican.</div><div><a href="http://farm4.static.flickr.com/3583/3301770546_4ae16bea5f.jpg"><img alt="" border="0" src="http://farm4.static.flickr.com/3583/3301770546_4ae16bea5f.jpg" /></a></div>Di sini saya letakkan ayat-ayat dari bible New King James Version tentang bentuk tabut ini.<br />
25:10<br />
“And they shall make an ark of acacia wood; two and a half cubits [shall be] its length, a cubit and a half its width, and a cubit and a half its height.<br />
25:11<br />
“And you shall overlay it with pure gold, inside and out you shall overlay it, and shall make on it a molding of gold all around.<br />
25:12<br />
“You shall cast four rings of gold for it, and put [them] in its four corners; two rings [shall be] on one side, and two rings on the other side.<br />
25:13<br />
“And you shall make poles [of] acacia wood, and overlay them with gold.<br />
25:14<br />
“You shall put the poles into the rings on the sides of the ark, that the ark may be carried by them.<br />
25:15<br />
“The poles shall be in the rings of the ark; they shall not be taken from it.<br />
25:16<br />
“And you shall put into the ark the Testimony which I will give you.<br />
25:17<br />
“You shall make a mercy seat of pure gold; two and a half cubits [shall be] its length and a cubit and a half its width.<br />
25:18<br />
“And you shall make two cherubim of gold; of hammered work you shall make them at the two ends of the mercy seat.<br />
25:19<br />
“Make one cherub at one end, and the other cherub at the other end; you shall make the cherubim at the two ends of it [of one piece] with the mercy seat.<br />
25:20<br />
“And the cherubim shall stretch out [their] wings above, covering the mercy seat with their wings, and they shall face one another; the faces of the cherubim [shall be] toward the mercy seat.<br />
25:21<br />
“You shall put the mercy seat on top of the ark, and in the ark you shall put the Testimony that I will give you.<br />
25:22<br />
“And there I will meet with you, and I will speak with you from above the mercy seat, from between the two cherubim which [are] on the ark of the Testimony, about everything which I will give you in commandment to the children of Israel.<br />
Sabda Rasullulah:<br />
Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah <span style="text-decoration: underline;">Al-Quran dan Sunnahku.</span></div></blockquote>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-75133615651382717012010-08-30T13:12:00.000-07:002010-08-30T13:12:22.387-07:00SALAM EIDUL FITRI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqBLc2BYEBr1H1z-rN0420LDudX-INOOK1ZZSKMwJtZEiCQnOi5EaNkmSJ1h2mbeMhXXksU2V9G0q0TakjPmhuqVrOPsMcNbucqKYC1p9Aiq-60nd-SxxrubBx15E-weGsopj0SddTsgk/s1600/salam+eidul+fitri.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqBLc2BYEBr1H1z-rN0420LDudX-INOOK1ZZSKMwJtZEiCQnOi5EaNkmSJ1h2mbeMhXXksU2V9G0q0TakjPmhuqVrOPsMcNbucqKYC1p9Aiq-60nd-SxxrubBx15E-weGsopj0SddTsgk/s320/salam+eidul+fitri.png" width="316" /></a></div>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-88193330522149200142010-08-30T13:07:00.000-07:002010-08-30T13:07:38.958-07:00SALAM RAMADHAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyOANRqThshpuwRFBagbr3MQBBb2nfiUtEQxh80gy7_W3KFuUYVn6Hi40vYKxc8WqpwF50Ln5Yb135oLQuo-NNZ7i4CJOs6bHtHcnYOrqApUYUeB4vcc7aCUDbAMVvsiyvKj5DkRrKz6k/s1600/salam+ramadhan+3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="139" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyOANRqThshpuwRFBagbr3MQBBb2nfiUtEQxh80gy7_W3KFuUYVn6Hi40vYKxc8WqpwF50Ln5Yb135oLQuo-NNZ7i4CJOs6bHtHcnYOrqApUYUeB4vcc7aCUDbAMVvsiyvKj5DkRrKz6k/s320/salam+ramadhan+3.png" width="320" /></a></div>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-26070376637570706802010-08-17T02:02:00.000-07:002010-08-17T02:02:23.789-07:00AJARAN SALAFIAH WAHHABIAH DALAM KONTEKS AHLISSUNNAH WAL-JAMAAH DI MALAYSIAAhlissunnah waljama’ah merupakan ajaran dan amalan<br />
arus perdana umat Islam semenjak dari awal<br />
sejarahnya sampai sekarang.Ia menimbulkan sistem<br />
huarain ilmu berkenaan dengan akidah, syari’at,<br />
kerohanian, dan akhlak. Inilah yang merupakan sistem<br />
ilmu yang menjadi paksi dan dasar umat ini. Sistem<br />
ilmu yang berpunca daripada wahyu, nubuwwah, ijma’,<br />
pengamatan manusia berpengetahuan yang muktabar<br />
ini tersus menerus memandu umat ini dalam perjalanan<br />
sejarahnya. Walaupun ada gangguan-gangguan aliran<br />
yang bersifat serpihan muncul dari semasa ke semasa,<br />
arus perdana ini terus menerus berjalan memberi<br />
panduan kepada umat. Antara aliran yang muncul<br />
dalam abad ke lapan belas yang bersifat serpihan ini<br />
ialah aliran yang timbul daripada Muhammad bin ’Abd<br />
al-Wahhab dari Najd. Maka dalam nota ringkas ini akan<br />
dibicarakan beberapa perkara pokok berkenaan<br />
dengan ajaran Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab yang<br />
menyentuh konsep tauhid dan syahadah serta<br />
implikasi-implikasi daripada ajaran yang demikian<br />
dengan menyebut juga beberapa fakta sejarah . Dalam<br />
huraian ringkas ini juga akan disebutkan soal mengikut<br />
mazhab dan amalan-amalan yang dikirakan bid’ah dan<br />
sesat oleh kelompok ini. Fakta-fakta yang dibicarakan<br />
diambil daripada rujukan-rujukan yang ‘primary’ dan<br />
juga teks-teks yang muktabar.Sorotan akan diberikan<br />
mengikut panduan sistem ilmu Ahlissunnah waljamaah<br />
atau epistemologinya.Implikasi-implikasi pendekatan itu<br />
akan diperhatikan, berdasarkan kepada pendekatan itu,<br />
contoh-contoh sejarah tentangnya, dan kemungkinankemungkminan<br />
yang boleh timbul akibat daripada<br />
pengembangan pendekatan itu.Kita boleh bermula<br />
dengan menyebut pengasasnya sendiri, Muhammad<br />
ibn ‘Abd al-Wahhab.Dari buku ‘Tarikh al-madhahib alislamiyyah’<br />
oleh Imam Muhammad Abu Zahrah<br />
tdrdapat beberapa maklumat pokok berkenaan<br />
dengannya:Muncul dalam negeri Arab, di kawasan<br />
padang pasir, akibat terlampau memuliakan peribadiperibadi<br />
dan mengambil berkat dengan mereka (pada<br />
pandangan Wahhabi).Berdamping dengan Allah<br />
dengan melawat kubur mereka, akibat banyak bid’ahbid’ah<br />
yang bukan daripada perkara agama (‘laisat<br />
mina’d-din). Wahhabiyyah muncul untuk memerangi itu<br />
semua, dihidupkannya mazhab ibn<br />
Taimiyyah.Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab meninggal<br />
tahun 1787, mempelajari teks-teks ibn Taimiyyah;<br />
zamannya ibn Taimiyyah tidak tersebar ajarannya dan<br />
ia tidak terkenal.Dalam zamaan Sultan Salim III (1204-<br />
1222) antara fitnah-fitnah yang muncul ialah fitnah<br />
Wahhabiyyah yang bermula dengan gerakan<br />
Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab di Hejaz, mereka<br />
mengambil al-Haramain dari pemerintahan<br />
‘Uthmaniyyah, menghalang orang menunaikan haji dari<br />
Syam, dan Mesir , antara lainnya.Dalam buku<br />
berkenaan dengan ulama-ulama mazhab Hanbali<br />
karangan Syaikh Muhammad bin ‘Abdullah al-Hanbali,<br />
mufti mazhab Hanbali di Mekah (men.1295 H), berjudul<br />
‘Al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dara’ih al-Hanabilah’<br />
disebutkan ( Maktabah al-Imam Ahmad, 1989,hal 275<br />
)bahawa ‘Abd al-Wahhab bin Sulaiman al-Najdi adalah<br />
“bapa kepada Muhammad penggerak da’wah (sahib alda’wah)<br />
yang tersebar keburukannya di bumi (intashara<br />
shararuha fil afaq) , tetapi ada kelainan antara mereka<br />
berdua itu, bagaimanapun Muhammad tidak<br />
menzahirkan dakwahnya melainkan selepas mati<br />
bapanya itu; dan diberitahu kepada saya (kata<br />
pengarang ‘al-Suhub al-Wabilah’) oleh olrang semasa<br />
dengan Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab bahawa<br />
bapanya marah dengan anaknya itu kerana ia tidak rela<br />
menggunakan masanya untuk menekuni ilmu fiqh atau<br />
kefahaman sebagaimana mereka yang<br />
terdahulu…demikian pula anaknya Sulaiman saudara<br />
kepada Muhammad (ibn ‘Abd al-Wahhab) tidak<br />
bersetuju dengannya dalam dakwahnya dan menulis<br />
kitab dengan sedemikian baiknya menyanggahinya<br />
dengan menggunakan ayat-ayat Qur’an dan hadithhadith<br />
… dan (Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab) tidak<br />
memandang kepada pendapat ulama [yang dahulu<br />
atau yang kemudian] siapa juga orangnya selain<br />
daripada Syaikh Taqiyuddin ibn Taimiyyah dan<br />
muridnya ibn al-Qayyim; beliau memandang pendapat<br />
kedua orang itu sebagai nas yang tidak diterima ta’wil<br />
…”(hal 275).Disebutkan oleh Muhammad Abu Zahrah<br />
bahawa berlaku peperangan antara golongan Wahhabi<br />
dan Syarif Makkah, Syarif Ghalib ibn Bu Sa’id yang<br />
dilantik oleh Sultan Turki untuk mewakilinya mentadbir<br />
dan memerintah kawasan Hijaz.Sebelum itu pihak<br />
Wahhabi mula membina kekuasaan dan pengaruhnya<br />
di kalangan Orang Arab dalam kawasan mereka.<br />
Mereka membunuh Muslimin dalam prose situ,<br />
menghalalkan mengambil harta mereka dan<br />
menangkap para wanita mereka. Ini bermula dengan<br />
ajaran Muhammad ibn ’Abd al-Wahhab yang berasal<br />
dari bani Tamim.Dalam ’Tarikh Najdin’ tersebut bahawa<br />
golongan Wahhabiyyah menentang kerajaan<br />
’Uthmaniyyah kerana dianggapnya kerajaan itu syirik<br />
dan kafir kerana mengamalkan tawassul dan berdoa di<br />
kubur orang-orang yang mati. Kenyataan tentangnya<br />
seperti berikut (selepas menyebut bahawa manusia<br />
zaman kita bukan menyembah malaikat dan ’Isa, tetapi<br />
’menyembah manusia ( yad’una unasan):<br />
)، فقد اعتبر الشیخ محمد بن عبد الوھاب عامة المسلمین كفارا ومشركین<br />
ومرتدین كأھل الجاھلیة الأولى ، أو أضل منھا ، وقال:“ ان أكثر الخلق قد لعب<br />
، وأخرجھ في قالب حب الصالحین بھم الشیطان و زیَّن لھم الشرك با<br />
وتعظیمھم“.“وإن المشركین في زماننا أضل من الكفار الذین في زمان رسول<br />
لله .. فلا یخفى علیكم ما ملأ الأرض من الشرك الأكبر : عبادة الأصنام:( ”<br />
Syaikh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab sesungguhnya<br />
menganggap bahawa umum Muslimin adalah kafir ,<br />
musyrik, dan murtad seperti ahli Jahiliyyah zaman awal<br />
, atau lebih sesat lagi daripada itu.Kata beliau<br />
;’Sesungguhnya kebanyakan manusia dipermainkan<br />
oleh syaitan dan Syaitan menampakkan cantik kepada<br />
mereka perbuatan syirik mereka terhadap Allah, dan Ia<br />
menjadikan keluar daripada mereka kasih kepada<br />
orang-orang yang solih dan membesar-besarkan<br />
mereka.Sesungguhnya orang-orang [Muslimin yang<br />
menjadi] musyrikin zaman kita ini lebih sesat lagi<br />
daripada orang kafir zaman Rasulullah s.a.w.Maka<br />
tidak terselindung lagi daripada anda bahawa syirik<br />
terbesar memenuhi bumi, iaitu menyembah<br />
berhala”.(Kalau itu dikaitkan dengan hadith yang<br />
menyebut manusia akhirnya menyemb ah berhala pada<br />
zaman kemudian, maka itu bukan berlaku atas mereka<br />
yang beriman, tetapi atas mereka yang masih ada<br />
selepas daripada mati semua orang yang beriman<br />
kerana angin halus seperti sutera, selepas itu yang<br />
tinggal adalah makhluk yang seburuk-buruknya,<br />
mereka itulah yang menyembah berhala, bukannya<br />
orang-orang soleh yang melawat kubur auliya’ dan<br />
meminta keberkatan daripada mereka atau<br />
bertrawassul dengan mereka).(ini ada dalam hadith<br />
sahih al-Bukhari berkenaan dengan matinya sekelian<br />
mereka yang beriman dengan angin yang halus seperti<br />
sutera itu).Dalam hubungan dengan kerajaan<br />
’Uthmaniyyah, bila wakil kerajaan ’Uthmaniyyah hendak<br />
meminta perjanjian perdamaian (’al-hudnah wa al-sulh)<br />
maka dijawab dalam surat kepada rombongan itu<br />
seperti berikut:<br />
)، جاء فیھا ”:وأما المھادنة والمسابلة على غیر الاسلام ، فھذا أمر محال ،<br />
بحول لله وقوتھ ، وأنت تفھم أن ھذا أمر طلبتموه منا مرة بعد مرة … وبذلتم<br />
الجزیة على أنفسكم كل سنة ثلاثین ألف مثقال ذھبا ، فلم نقبل منكم ولم نجبكم<br />
بالمھادنة ، فان قبلتم الاسلام فخیرتھا لكم وھو مطلبنا ، وان تولیتم فنقول كما<br />
قال لله تعالى: (فان تولوا فانما ھم في شقاق فسیكفیكھم لله وھو السمیع العلیم(<br />
Ada dalam surat [’yang berkenaan itu] ’Adapun<br />
berdamai dan memberi laluan kepada yang bukan<br />
Islam, itu perkara yang tidak mungkin, dengan daya<br />
dan upaya Allah, dan anda faham bahawa ini suatu<br />
perkara yang anda minta dari kami kali demi kali…Dan<br />
anda memberi jizyah atas diri anda semua tiap-tiap<br />
tahun tiga puluh ribu mithqal emas, walhal kami tidak<br />
menerima daripada kamu, dan kami tidak memberi<br />
jawapan kepada kamu dengan perdamaian, maka<br />
sesungguhnya kalau anda menerima Islam, itu baik<br />
bagi kamu dan itu yang kami tuntut; kalau anda<br />
berpaling, maka kami katakan, sebagaimana yang<br />
difirmankan Allah taa’a:’Maka kalau mereka berpaling<br />
maka mereka berada dalam permusuhan [dengan<br />
kamu] maka memadailah Allah untuk kamu, Ia Maha<br />
Mendengar lagi Maha Mengetahui” (al-<br />
Baqarah.137).Berlakulah penentangan terhadap<br />
’Uthmaniyyah itu , sehingga akhirnya, dengan mereka<br />
menolong British dan Prancis, jatuhlah keranaan itu,<br />
walaupun itu bukan satu-satunya faktor kejatuhan,<br />
tetapi ia satu daripada faktor-faktor yang membawa<br />
kepada kejatuhan itu.Tidak ada mazhab fikh dalam<br />
Ahlissumnnah yang mengizinkan ulil-amri itu<br />
disanggahi demikian.Disebutkan dalam kitab<br />
Muhammad Abu Zahrah bahawa mereka mengangkat<br />
pedang dan berperang itu ’ bagi menegakkan sunnah<br />
dan menghapuskan bid’ah’ (li iqamatissunnah wa<br />
imatati’l-bid’ah).Antaranya memang benar kenyataan<br />
Abu Zahrah tentang mereka memperluas-luaskan<br />
bid’ah itu sampai kepada adat-adat kebiasaan, seperti<br />
pada suatu masa mereka mengharamkan rokok<br />
sebagai bid’ah, sampai ada orang awam mereka –<br />
kerana terlalu amat sangat penentangan mereka itu<br />
terdadapnya – bahawa orang yang menghisap rokok itu<br />
seolah-olah musyrikin .Kata Abu Zahrah, golongan ini<br />
berpegang kepada prinsip bahawa pegangan kami<br />
adalah benar tidak mungkin tersilap pegangan anda<br />
tersilap tidak mungkin benar ( anna ’ulama’ al-<br />
Wahhabiyyin yafriduna fi ara’ihim al-sawab alladhi lam<br />
yuqbal al-khata’ wa fi ara’ ghairihim al-khata’ alladhi la<br />
yuqbalu al-taswib bal annahum a’tabiruna ma ’alaihi<br />
ghairuhum min iqamatil-udruhah wa al-tawaf haulaha<br />
qariban minal-wathaniyyah wa hum fi hadha<br />
yuqaribunanal-Khawarija alladhina kanu yukaffiruna<br />
mukhalifihim wa yuqatilunahum kama dhakarna<br />
.”Adapun ulama Wahhabi itu memfardhukan bahawa<br />
pendirian mereka adalah benar dan tak mungkin<br />
diterima kesilapan, dan pendirian yang lain daripada<br />
mereka adalah salah tak mungkin diterima betulnya”<br />
(Ini berlawanan dengan dasar Ahlissunnah yang<br />
mengajarkan pendirian kita benar tetapi boleh jadi tidak<br />
benar, pendirian anda pada kami tidak benar, tapi boleh<br />
jadi ada benarnya.Berlakulah dalam sejarah apa yang<br />
telah berlaku, iaitu bahagian siasah dipegang oleh<br />
keluarga Su’ud dan bahagian hukum agama dan<br />
pelajaran agama dipegang oleh keluarga Muhammad<br />
ibn ’Abd al-Wahhab, ertinya dua perkara besar itu<br />
adalah sebagai ’pesaka’ dalam dua keluarga itu.<br />
Wallahu a’lam.Pokoknya, kalau aliran itu kekal pada<br />
tempatnya, kita tidak risau, tetapi bila ia dipromosikan<br />
ke negeri-negeri lain, maka itu masalah. Di mana<br />
berkembangnya cara berfikir seperti ini disitulah<br />
timbulnya pergaduhan, sampai ke tahap berlaku<br />
pembunuhan. Wallahu a’lam.<br />
Beberapa Unsur Wahhabiyyah :Di bawab ini<br />
diperturunkan bebarapa unsur Wahhabiyyah, yang<br />
bermula dengan ajaran Syaikh Muhammad ’Abd al-<br />
Wahhab yang berasal dari Najd, berdasarkan kepada<br />
teks-teks dari kalangan mereka yang berpegang<br />
kepada ajaran itu.Antaranya ialah unsur-unsur seperti<br />
berikut:<br />
Untuk mendapat pendirian Wahhabiah atau ajaran<br />
Muhammad bin ’Abd al-Wahhab, maka tepat sekali<br />
kalau diambil data-data tentang pendiriannya daripada<br />
sumber-sumbernya yang ’primari’ supaya adil.Antara<br />
buku-buku itu ialah :(a)‘Kitabut-Tauhid’ ibn ‘Abd al-<br />
Wahhab(b)K.al-Shubuhat fi al-tauhid oleh Muhammad<br />
ibn ‘Abd al-Wahhab(c)’ Solah al-nabi’ oleh al-<br />
Albani(d)al-Khojandi al-Ma’sumi ’Hal al-Muslim Mulzam<br />
bi’t-Tiba’ madhhabin Mu’ayyanin minal-Madhahibil-<br />
Arba’ah’;(e)al-Fatawa al-Kubra ibn Taimiyyah(f)Abu<br />
Aminah Bilal Philips beberapa bukunya dalam bahasa<br />
Inggeris(g)al-Zahawi Arab dan Inggeris(h)’Unwan al-<br />
Majdi’ oleh ibn Abi Bishr(i) ’Tarikh Najdin’ oleh ibn<br />
Ghannam dll.<br />
Unsur-unsur ajarannya adalah antaranya seperti<br />
berikut:<br />
(1)Tafsiran tentang syahadah yang tidak ada dalam<br />
ijma Ahl al-Sunnah:<br />
Tafsiran syahadah yang menyalahi ijma’.Ini terdapat<br />
dalam teks ‘Kitab al-Tauhid’(karangan Syaikh<br />
Muhammad ‘Abd al-Wahhab sendiri) dalam ‘Fath al-<br />
Majid Syarah Kitab al-Tauhid’ karangan Al-Syaikh ‘Abd<br />
al-Rahman bin Hassan al-Syaikh :<br />
ومنھا قولھ صلى لله علیھ وسلم: (من قال: لا إلھ إلا لله وكفر بما یعبد من دون<br />
لله حرم مالھ ودمھ، وحسابھ على لله) وھذا من أعظم ما یبیِّن معنى (لا إلھ إلا<br />
لله) فإنھ لم یجعل التلفظ بھا عاصماً للدم والمال، بل ولا معرفة معناھا مع<br />
لفظھا، بل ولا الإقرار بذلك، بل ولا كونھ لا یدعو إلا لله وحده لا شریك لھ، بل<br />
لا یحرم مالھ ودمھ حتى یضیف إلى ذلك الكفر بما یعبد من دون لله، فإن شك أو<br />
توقف لم یحرم مالھ ودمھ. فیالھا من مسألة ما أعظمھا وأجلھا، ویالھ من بیان ما<br />
أوضحھ، وحجة ما أقطعھا للمنازع<br />
Terjemahan: Antaranya (ayat-ayat berkenaan dengan<br />
syahadah ) sabda Nabi s.a.w. ‘Sesiapa yang berkata ‘la<br />
ilaha illa’llah dan kufur ia terhadap apa yang disembah<br />
selain daripada Allah maka haramlah hartanya dan<br />
darahnya (ia tidak boleh dibunuh lagi , misalnya dalam<br />
jihad) , dan hisab tentangnya adalah terletak pada<br />
Allah; ini adalah perkara yang sebesar-besarnya yang<br />
menerangkan makna ‘la ilaha illa’llah’; ia tidak<br />
menjadikan berlafaz (sahaja dengan la ilaha illa’llah) itu<br />
menyelamatkan darah dan (hartanya), bahkan tidak<br />
(juga mengelamatnya dengan) mengetahui maknanya<br />
berserta dengan lafaznya , bahkan (tidak juga selamat<br />
harta dan nyawanya itu dengan) berikrar dengan itu<br />
(iaitu berikrar dengan la ilaha illa’llah) bahkan tidak<br />
(juga selamat nyawa dan harta itu) dengan ia tidak<br />
menyeru melainkan kepada Allah Yang Maha Esa tidak<br />
ada sekutu bagiNya, bahkan tidaklah haram hartanya<br />
dan darahnya sehingga ia menambahkan kepada itu<br />
(yang empat perkara sebelum ini iaitu ) kufur terhadap<br />
apa yang disembah selain daripada Allah; kalau ia syak<br />
atau tawaquf maka tidak haram hartanya dan<br />
darahnya.Maka alangkah hebat dan agungnya<br />
masaalah ini, alangkah menerangkan dan<br />
menjelaskannya (dengan sebaiknya), alangkah<br />
memutuskan pertikaian (dengan penjelasan yang<br />
sebegitu nyata itu). Huraian berkenaan dengan<br />
syahadah seperti ini tidak pernah ada dalam<br />
Ahlissunnah wal-Jamaah.<br />
Dalam Ahlissunnah Islamnya seseorang itu adalah<br />
dengan berlafaz dengan ‘la ilaha illa’llah’ dengan itu<br />
selamat harta dan nyawanya.Ini antaranya jelas<br />
darikpada hadith sahih yang bermaksud<br />
“Sesungguhnya aku diperintah untuk berjihad dengan<br />
manusia sehingga mereka mengatakan ‘tiada tuhan<br />
melainkan Allah’ bila mereka berkata demikian maka<br />
nyhawa dan harta mereka selamat, dan hisab tentang<br />
mereka adalah terpulang kepada Allah’.Sebab itu<br />
dalam masa jihad nabi s.a.w. bila terdengar ada azan<br />
disesuatu tempat maka tentera Muslimin tidak lagi perg<br />
ke situ.Dan dalam hadith sahih berkenaan dengan<br />
sahabat membunubh orang yag mengucap syahadah,<br />
Rasulullah bertanya kepada sahabat itu ‘Anda<br />
membelah dadanya? Anda membelah dadanya?<br />
…’.Mungkin tafsiran secara beginilah yang<br />
menghalalkan setengah Muslimin berperang melawan<br />
tentera Khilafah ‘Uthmaniah, benteng terakhir menjaga<br />
umat dari segi zahirnya, jatuh ke tangan<br />
Barat.Subhana’llah. Kalau kerajaan ‘Uthmaniah yang<br />
sedemikian penting ditentang, maka yang lain daripada<br />
itu lebih mudah lagi ditentang. La haula wa quwwata illa<br />
billahil-‘aliyyil azim.<br />
(2)Adam syirikAdam syirik dalam ketaatan ; ini adalah<br />
bercanggah dengan ijma’ Ahlissunnah tentang<br />
maksumnya para nabi s.a.a.Dalam Kitab al-Tauhid’<br />
yang sama, dengan syarahnya sekali seperti di atas<br />
(muka surat ) dinyatakan dalam hubungan dengan ayat<br />
190 Surah al-A’raf yang bermaksud “Tatkala Allah<br />
memberi kepada keduanya seorang anak yang soleh,<br />
maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah tentang<br />
anak yang telah dianugerahkanNya kepada keduanya<br />
itu…”.Ayat dalam kitab itu demikian: disebutkan<br />
bahawa bila Adam mendatangi (Hawwa) maka ia<br />
mengandung, maka datang Iblis kepada (Adam dan<br />
Hawwa) , katanya :Aku sahabat kamu berdua yang<br />
mengeluarkan kamu daripada syurga supaya kamu taat<br />
kepadaku…’ kemudian disebut bila ia tidak ditaati maka<br />
dua kali anak yang dikandung itu kelurar mati; bila ia<br />
mengandung kali yang ketiga, maka Iblis dating maka<br />
takut anak itu mati iapun menamakan anaknya ‘Abd alharith;<br />
kemudian dikatakan dalam riwayat itu, ‘shuraka’<br />
fi ta’atihi (syirik dalam taat kepada Iblis) bukan syirik<br />
dalam ibadat kepadanya’ (shuraka’ fi ta’atihi wa lam<br />
yakun fi ‘ibaditihi).<br />
Dalam ‘Tafsir ibn Kathir’ dinyatakan : riwayat ini ialah<br />
dari kalangan Ahlil-Kitab, tidak boleh dijaikan<br />
sandaran.(Kalau kita hendak pilih sebagai ahli ilmu<br />
yang disuruh oleh Qur’an kita bertanya kepadanya ,<br />
sebagai ahli hadith dan ahli tafsir,tentulah kita memilih<br />
ibn Kathir, yang diakui dalam Ahl al-Sunnah, bukannya<br />
pengarang kitab tauhid yang memberi huraian seperti<br />
ini.<br />
آثَار أَھْ ل الْكِتَاب وَ قَدْ صَحَّ ا لْحَدِیث وَ ھَذِهِا لآْ ثَار یَظْھَر عَلَیْھَاو للهََّ أَعْ لَم أَنَّھَا مِنْ<br />
تُصَدِّقُوھُمْ عَلَیْھِ وَ سَلَّمَ أَنَّھُ قَال “ إِذَا حَدَّثَكُمْ أَھْل الْكِتَابف لاَ عَنْ رَسُول للهَّ صَلَّى للهَّ<br />
فَمِنْھَا مَا عَلِمْنَا صِحَّتھ بِمَا دَلَّ عَلَیْھِ و لاَ ت كَذِّبُوھُم “ ثُمَّ أَ خْ بَارھمْ عَلَىث لاَ ثَة أَقْسَام<br />
خِلاَ فھ مِنْ للهَّ أَ وْ سُنَّة رَسُولھ وَ مِنْھَا مَا عَلِمْنَا كَذِبھ بِمَا دَلَّ عَلَى الدَّلِیل مِنْ كِتَاب<br />
فَھُوَ الْمَأْذُون فِي رِ وَ ایَتھ الْكِتَاب وَ السُّنَّة أَیْضًا وَ مِنْھَا مَا ھُوَ مَسْ كُوت عَنْھ )Tidak<br />
patut ada riwayat seperti ini dalam ‘kitab<br />
tauhid’.Subhana’llah. Ini bercanggah dengan pegangan<br />
Ahl al-Sunnah tentang nabi-nabi itu ma’sum, apa lagi<br />
hendak dikatakan ia ‘syirik dalam taat’ kepada Iblis.<br />
(3)Al- Busiri dituduh syirik kerana menyebut ia minta<br />
syafaat kepada nabi Hari Kiamat:<br />
Pada Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab Al-Busiri syirik<br />
kerana minta tolong nabi memberi syafaat<br />
kepadanya:Ini ada dalam ‘al-Burdah’nya dalam bait<br />
yang bermaksud : katanya :<br />
أندادا ؟ فكیف بمن قال ما لى من ألوذ بھ قولھ صلى لله علیھ وسلم:أجعلتنى<br />
سواك والبیتین بعده<br />
Sabda baginda s.a.w. Adakah anda menjadikan aku<br />
saingan bagi Allah? ( tentulah sahabat tidak<br />
menjadikan nabi saingan bagi Allah dengan terkeluar<br />
daripada mulutnya ’Apa yang dikehendaki Allah dan<br />
apa yang dikehendaki oleh Muhammad’; (kemudian<br />
kata pengarang kitab tauhid itu) ’Maka bagimanakah<br />
pula dengan (al-Busiri pengarang ’al-Burdah’ yang<br />
menyatakan ’bagaimanakah aku, (wahai nabi) siapakah<br />
yang aku hendak minta (syafaat) selain daripada<br />
engkau ’ dan dua bait lepas itu (iaitu pada hari yang<br />
bencana terkena atas semua tanpa kecuali)?<br />
Di sini ada tuduhan kepada pengarang ’al-Burdah’ –<br />
Allah memberi rahmat kepadanya -, bahawa dengan<br />
kata-kata meminta syafaat daripada nabi itu<br />
(sebagaimana yang kisahnya ada dalam hadith sahih,<br />
hanya nabi Muhammad sahaja yang memberi syafaat<br />
uzma itu) , pada Hari hisab nanti, ia mengadakan<br />
sekutu terhadap Allah. Ini berlawanan dengan akidah<br />
Ahl al-Sunnah yang mengajarkan tentang syafaat uzma<br />
ini, dan yang mengizinkan kita menyebut nama nabi<br />
dalam doa.Bahkan dalam tahyatpun kita menyebut<br />
’ayyuhannabi’ , wahai nabi, seolah-olah ia ’ada’ hampir<br />
dengan kita.<br />
(4)Mengikut mazhab syirik kafir; ini bercanggah dengan<br />
ijma’ dalam Ahlissunnah , yakni orang awam wajib<br />
mengikut mujtahid, sebagaimana yang jelas daripada<br />
ayat Qur’an yang bermaksud ”Hendaklah kamu<br />
bertanya kepada ahli ilmu (ahl al-dhikr) kalau tidak<br />
mengetahui”.Dan ahli ilmu yang tertinggi dalam umat ini<br />
dalam hubungan dengan Syariat ialah imam mujtahid.<br />
Ada pandangan di kalangan mereka ini tentang<br />
mengikut mazhab tertentu kafir-syirik sama dengan<br />
kristian (nasara) mengambil rahib-rahib dan ahli-ahli<br />
hukum agama sebagai tuhan-tuhan selain Allah.ini ada<br />
dalam kitab ’Hal al-Muslim Mulzam bittiba’ Madhhab<br />
Mu’ayyanin Minal-Madhahib al-Arba’ah?’ karangan al-<br />
Khojandi al-Ma’sumi, yang menyatakan : قال الشیخ تقى الدین<br />
والا قتل لان ھذا الایجاب اشراك بن تیمیھ : من أوجب تقلید امام بعینھ استتیب<br />
فى التشریع الذى ھو من خصائص الربوبیة با Kata Syaikh Taqi al-<br />
Din bin Taimiah: Sesiapa yang mewajibkan taklid<br />
kepada seseorang imam tertentu (katakanlah Imam<br />
Syafie, di Malaysia) maka hendalklah disuruh ia<br />
bertaubat, kalau tidak ia mesti dibunuh, kerana<br />
mewajibkan (mengikut imam tertentu, seperti yang<br />
difaham dalam Ahl al-Sunnah nisbah bagi orang bukan<br />
mujtahid adalah syirik terhadap Allah dalam tashri’ yang<br />
ianya adalah satu daripada khususiah Sifat Rububiah<br />
bagi Tuhan).(hal.55). Sudah tentu fahaman seperti ini<br />
tidak selaras bahkan bercanggah dengan ijma’ Ahl al-<br />
Sunnah tentang wajib mengikut imam orang yang<br />
bukan mujtahid, asalkan imam yang mujtahid.Kalau<br />
orang mujtahid haram ia mengikut orang lain.<br />
Cara memahami agama seperti ini, yang tidak ada<br />
dalam Ahlissunnah, mengingatkan kita kepada<br />
maklumat bahawa pengarang ’Kitab Tauhid’ yang<br />
disebut di atas (Muhammad ibn ’Abd al-Wahhab) , yang<br />
menjadi ikutan bagi al-Khojandi al-Ma’sumi ini<br />
menyatakan (muka 464); (ertinya): Keadaan berubah<br />
(sedemikian rupa) sampai ke tahap jadilah pada<br />
kebanyakan golongan majoriti bahawa beribadat<br />
kepada rahib-rahib itu amalan yang paling afdal,<br />
dipanggil sebagai darjah wali, dan beribadat kepada<br />
orang-orang alim dalam hukum agama (ahbar) sebagai<br />
ilmu dan fahaman yang dalam; kemudian perubahlah<br />
hal keadaan sampai (ke tahap) disembah yang selain<br />
daripada Allah porang yang bukan dalam kalangan<br />
solihin, dan disembah dalam erti yang kedua itu orang<br />
dari kalangan yang jahil. Ayat itu ialah:<br />
:تغیّر الأحوال إلى ھذه الغایة، حتى صار عند الأكثرعبادة الرھبان ھي أفضل<br />
الأعمال، وتسمى الولایة، وعبادة الأحبار ھي العلم والفقھ ثم تغیرت الحال إلى<br />
أن عبد من دون لله من لیس من الصالحین، وعبد بالمعنى الثاني من ھو من<br />
الجاھلین<br />
Fahaman ini menyebabkan pengikutnya al-Khojandi al-<br />
Ma’sumi memahami bahawa mewajibkan mengikut<br />
mazhab imam tertentu adalah kesyirikan. Tidak<br />
hairanlah orang seperti nasir al-Din al-Albani dalam<br />
kitab ‘Solah al-Nabi’ menyerang pengikut mazhab dan<br />
mengajak mereka sembahyang mengikut kitabnya,<br />
dikatakan itulah ‘sembahyang nabi’ sembahyang dalam<br />
mazhab adalah ‘sembahyang mengikut imam mazhab’,<br />
itu boleh membawa kepada apa yang disebut oleh al-<br />
Khojandi al-Ma’sumi. Subhana’Llah. Cara berfikir dan<br />
memahami agama yang menyalahi ijma’ seperti ini<br />
janganlah dibiarkan berkembang di Malaysia ini.Kalau<br />
ia berada di negeri lain, itu soal lain pula. Kewajipan<br />
kita ialah mula-mulanya menjaga negeri kita ini.<br />
Tentang wajib mengikut imam mazhab ini menjadi<br />
pegangan Ahl al-Sunnah wa al-jama’ah sebagaimana<br />
yang disebutkan oleh al-Munawi rh dalam Syarah aljami’<br />
al-Saghir :<br />
katanya:<br />
ویجب علینا أن نعتقد أن الأئمة الأربعة والسفیانین والأوزاعي وداود الظاھري<br />
وإسحاق بن راھویھ وسائر الأئمة على ھدى ولا التفات لمن تكلم فیھم بما ھم<br />
تعالى بریئون منھ والصحیح وفاقاً للجمھور أن المصیب في الفروع واحد و<br />
فیما حكم علیھ أمارة وأن المجتھد كلف بإصابتھ وأن مخطئھ لا یأثم بل یؤجر<br />
فمن أصاب فلھ أجران ومن أخطأ فأجر، نعم إن قصر المجتھد أثم اتفاقاً وعلى<br />
غیر المجتھد أن یقلد مذھب اً.. فیمتنع تقلید غیر الأربعة في القضاء والافتاء لأن<br />
المذاھب الأربعة انتشرت وتحررت حتى ظھر تقیید مطلقھا وتخصیص عامھا<br />
بخلاف غیرھم لانقراض اتباعھم وقد نقل الإمام الرازي رحمھ لله تعالى إجماع<br />
المحققین على منع العوام من تقلید أعیان الصحابة وأكابرھم انتھى .<br />
Wajib atas kita beriktikad bahawa imam empat, Sufyan<br />
yang dua itu (Sufyan bin ‘Uyainah dan Sufyan al-<br />
Thauri) , Auza’I, Daud Zahiri, Ishaq bin Rahawaih, dan<br />
lain-lain (imam mujtahid) berada dalam hidayat (yang<br />
benar di jalan Allah) dan tidak diberikan perhatian<br />
kepada orang-orang yang bercakap berkenaan dengan<br />
mereka walhal mereka bersih daripada perkara itu;<br />
yang sohih dan mengikut jumhur bahawa orang yang<br />
benar dalam perkara furu’ satu pihak, dan terserah<br />
kepada Allah tentang apa yang dihukumkan atasnya<br />
sebagai tanda perjalanan [hidup beragama]; dan<br />
mujtahid itu dipertanggungjawabkan untuk berusaha<br />
mencari kebenaran dan oreang yang tersilap [kalau ia<br />
mujtahid] tidak berdosa, bahkan diberi pahala; yang<br />
betul mendapat dua pahala, kalau mujtahid itu taksir<br />
[dalam usahanya, ia tak mencukupi syaratnya] ia<br />
berdosa, itu ittifaq [ulama tentangnya]; dan orang yang<br />
bukan mujtahid hendaklah mengikut mujtahid yang<br />
tertentu (seperti Syafie, atau lainnya yang ada dalam<br />
Ahl a-Sunnah wa al-Jama’ah); maka terlarang mengikut<br />
yang lain daripada mazhab empat dalam membuat<br />
keputusan hukum dan memberi fatwa, kerana mazhab<br />
empat itu telah tersebar dan telah tertulis dengan<br />
teguhnya sehingga jelas huraian tentang kaitan-kaitan<br />
perkara mutlaknya , dan perkara-perkara yang bersifat<br />
am daripada yang khususnya, lain halnya dengan<br />
[aliran yang ] selain daripada [aliran] mereka kerana<br />
para pengikutnya sudah tidak ada lagi; Imam Fakhr al-<br />
Din al-Razi (mujaddib abad ke 7 Hijrah itu)<br />
menyebutkan bahawa telah ijma’ ulama muhakkikin<br />
bahawa orang awam tertegah daripada mengikut<br />
peribadi-peribadi tertentu dalam kalangan Sahabat dan<br />
para pemimpin besar mereka [kerana orang awam<br />
tidak tahu tentang perjalanan mereka sebenarnyauem].<br />
Dalam hubungan dengan ulama tasauf pula, jelas ahli<br />
tasauf yang ditentang oleh golongan ini adalah<br />
golongan Ahl a-Sunnah wa al-jama’ah yang sangat<br />
dihormati sebagaimana yang dijelaskan oleh ‘Abd al-<br />
Qahir al-Baghdadi rh dalam ‘al-Farq bain al-Firaq’<br />
sewbagaimana yang tersebut dalam makalah penulis<br />
ini berkenaan dengan golongan-golongan mukminin<br />
dalam Ahl al-Sunnah wa al-jama’ah.<br />
Ikut ulama fiqh, atau mujtahid dalam fiqh ialah mengikut<br />
keilmuan dan muktabar, bukan menyembah ulama fiqh,<br />
dan mengikut ajaran saufi atau memuliakan mereka,<br />
meminta doa kepada Tuhan dengan menyebut<br />
keberkatan bukan menyembah mereka. Itu tidak sama<br />
dengan penyembah berhala.<br />
(5)Tawassul syirik ini bercanggah dengan ijma’ Sunni.<br />
Tawassul dengan makna ‘istighathah’ terdapat dalam<br />
hadith riwayat al-Bukhari seperti berikut:)<br />
روى البخاري عن رسول لله صلى لله علیھ وسلم أنھ قال:{ إن الشمس تدنو یوم<br />
القیامة حتى یبلغ العرق نصف الأذن, فبینا ھم كذلك استغاثوا بآدم ثم بموسى ثم<br />
بمحمد}, والتوسل والاستغاثة بمعنى واحد كما قال الحافظ اللغوي تقي الدین<br />
السبكي الذي قال فیھ السیوطي إنھ حافظ مجتھد لغوي فقیھ أصولي نحوي متكلم.<br />
(<br />
Riwayat al-Bukhari dari Rasulullah salla’lahu ‘alaihi wa<br />
sallam bahawa baginda bersabda: Sesungguhnya<br />
matahari hampir pada hari kiamat sampai peluh ke<br />
tahap separuh telinga [manusia], maka mereka<br />
meminta pertolongan (istagahthu) dengan nabi Adam ,<br />
kemudian dengan Musa, kemudian dengan Muhammad<br />
).Tawassul dan istighathah (meminta tolong maknanya<br />
satu) seperti dinyatakan oleh al-hafiz al-lughawi<br />
Taqiyuddin al-Subki , yang berkenaan dengan itu<br />
dikatakan oleh al-Suyuti, iaitu ia hafiz mujtahid lughawi<br />
faqih usuli nahwi mutakallim) .<br />
Syirik bertawassul kepada orang yang telah mati.Dalam<br />
hubungan dengan tawassul, yang dikatakan syirik oleh<br />
golongan Wahhabiyyah ini ini terdapat nasnya dalam<br />
hadith nabi s.a.w.<br />
Hadith berkenaan dengan tawassul (walaupun dalam<br />
hubungan dengan nama orang yang sudah meninggal<br />
dunia ialah seperti berikut:Diriwayatkan dalam hadith<br />
ibn Majah , dengan sanad yang sahih, dari Abu Sa’id<br />
al-Khudri rd katanya bahawa nabi s.a.w. bersabda:<br />
‘Sesiapa yang keluar daripada rumahnya untuk<br />
melakukan sembahyang, kemudian ia berdoa<br />
katanya:”Wahai Tuhan, hamba bermohon dengan hak<br />
mereka yang berdoa meminta kepada Engkau, dan<br />
hamba memohon dengan hak mereka yang berjalan di<br />
jalan ini menuju kepada Engkau, dengan hamba keluar<br />
ini bukan dengan main-main , dengan sombong atau<br />
menunjuk-nunjuk kelebihan diri, bukan untuk mendapat<br />
nama. Hamba keluar hanya untuk mengelak daripada<br />
murka Engkau dan untuk mendapat keredaan<br />
Engkau.Oleh itu, hamba memohon, selamatkan hamba<br />
daripada Api Neraka dan ampunlah dosa-dosa hamba,<br />
kerana tidak ada siapa yang mengampunkan dosa<br />
melainkan Engkau.’Allah akan memandang kepadanya<br />
dengan kasihan belas dan tujuh puluh ribu malaikat<br />
akan memohon ampun untuknya.( Diriwayatkan oleh<br />
Musnad Ahmad (3.21) , ibn Majah (Masajid), al-<br />
Mundhiri in al-Targhib (1:179),ibn Khuzayma dalam<br />
Sahih, Ibn al-Sani, and Abu Nu`aym. Ghazali<br />
menyebutnya dalam Ihya dan Iraqi menyebut ia hadith<br />
hasan.. Nawawi menyebut dalam Ibn al-Sani dua jalur<br />
riwayat dalam Adhkar dan menyatakan ia<br />
lemah.Bagaimanapun Ibn Hajar al-`Asqalani<br />
menyatakan pula ia hasan dalam al-Amali al-masriyya<br />
(#54) dan takhrij kitab Nawawi , menyatakan bahawa<br />
yang kemudian itu meninggalkan riwayat dari jalur Abu<br />
Sa`id al-Khudri dan tidak menyebut riwayat Ibn Majah )<br />
Dengan cara ini Nabi s.a.w. membuat tawassul bila ia<br />
bersabda ’hamba memohon dengan hak mereka yang<br />
meminta kepada Engkau” iaitu dengan setiap orang<br />
yang beriman.Lebih lagi daripada itu baginda menyuruh<br />
para Sahabatnya selalu menggunakan doa ini bila<br />
mereka berdoa sebagaimana baginda melakukan<br />
tawassul demikian. Generasdi salaf as-soleh dalam<br />
umat ini dalam kalangan para Tabi’in selepas Sahabat<br />
dan Tabit-tabi’in megamalkan doa ini bila mereka<br />
keluar untuk sembahyang dan tidak ada yang<br />
menolaknya.<br />
Kemudian ada lagi riwayat berkenaan dengan amalan<br />
ini. Riwayatnya ialah seperti berikut:Bila nabi s.a.w.<br />
berdoa, dari riwayat Anas bin Malik : ‘Wahai Tuhan,<br />
ampunkanlah bondaku, Fatimah binti Asad, dan<br />
perluaskanlah tempat yang ditujunya itu (kuburnya),<br />
dengan hak Nabi Engkau dan nabi-nabi yang dating<br />
sebelumku” demikian seterusnya sehingga alkhir hadith<br />
itu.Tabarani meriwayatkannya dalam al-Kabir.Ibn<br />
Hibban dan al-Hakim menyatakan ianya<br />
sahih.’Fatimah” ini ialah bonda Saidina ’Ali rd, yang<br />
memelihara nabi s.a.w.Ibn Abi Shaiba meriwayatkan<br />
laporan yang sama ; demikian juga riwayat yang ada<br />
pada ibn ’Abd al-Barr dari ibn ’Abbas , dan Abu Nu’aim<br />
pula dalam Hilyahnya dari Anas bin Malik,<br />
sebagaimana Hafiz al-Suyuti menyebutnya dalam Jami’<br />
al-Kabir.(Haithami menyebut dalam ’majma’ az-<br />
Zawa’id’nya ’Sanad Tabarani ada mengandungi nama<br />
Rawh bin Salah yang ada sedikit sebanyak kelemahan,<br />
tetapi ibn Hibban dan al-Hakim menyebutnya sebagai<br />
periwayat yang boleh dipercayai. Orang-orang lain dari<br />
kalangan para periwayat adalah orang-orang yang<br />
sahih hadithnya.Kemudian sebagaimana yang ada<br />
dalam riwayat al-Tirmidhi, al-Nasa’i, al-Baihaqi dan al-<br />
Tabarani bahawa seorang yang buta datang bertemu<br />
dengan baginda s.a.w. katanya: ’Dokanlah kepada<br />
Allah supaya membuang [penderitaan] saya ini. Nabi<br />
s.a.w. bersabda: ‘kalau engkau mahu saya akan<br />
berdoa, dan kalau engkau mahu engkau boleh<br />
bersabar, itu lebih baik lagi [daripada memohon supaya<br />
engkau celik].Kemudian baginda berdoa untuk orang itu<br />
dan menyuruhnya [juga] ia mengambil wudhu’ dengan<br />
baik dan membaca doa ini ’Wahai Tuhan, hamba<br />
bermohon, menumpukan diri hamba kepada Engkau<br />
melalui nabi Engkau Muhammad, Nabi Pembawa<br />
Rahmat. Wahai Muhammad , hamba meminta kepada<br />
Tuhan, dengan menyebut tuanhamba, dalam keperluan<br />
hamba yang sangat, wahai Tuhan, terimalah<br />
syafaatnya untuk hamba ini.’Kemudian orang itu<br />
kembali pulang dan matanya celik boleh melihat.Al-<br />
Bukhari meriwayat hadith ini dalam tarikhnya.Ibn<br />
Majah, dan al-Hakim dalam ’al-Mustadrak’nya<br />
menyebutnya dengan sanad yang sohih. Suyuti dalam<br />
’al-Jami’ al-Kabir’ dan ’al-Saghir’ menyebutnya.Maka<br />
tetaplah riwayat dan maklumat bahawa Nabi s.a.w.<br />
menyruh orang buta itu berdoa dan memnyebutnya,<br />
dan memohon kepada Allah dengan menyebut<br />
namanya itu, supaya Ia kabulkan hajatnya.Kalau orang<br />
yang mengikut fahaman Wahhabi itu berfikir nabi s.a.w.<br />
tidak memberi keizinan untuk bertawassul seperti itu<br />
selepas ia meninggal dunia, maka riwayat yang<br />
berikutnya membuktikan bahawa itu bukan demikian<br />
.Doa ini telah digunakan oleh para Sahabat dan Tabi’in<br />
–Allah meredai mereka semuanya- untuk menunaikan<br />
hajat mereka.At-Tabarani dan al-Bayhaqi meriwayatkan<br />
bahawa ada seorang lelaki yang bertemu dengan<br />
’Uthman bin ’Affan rd. Berkenaan dengan sesuatu<br />
hajatnya; tetapi khalifah itu tidak menyelesaikan hal itu<br />
dengan segera. Lelaki itu menyebut kepada ’Uthman<br />
bin Hunaif yang memberi nasihat kepadanya: ’Pergilah<br />
mengambil wudhu’. Kemudian pergi ke masjid dan<br />
berdoa begini: ’wahai Tuhan, hamba meminta Engkau<br />
dan menumpukan diriku kepadamu dengen menyebut<br />
NabiMu Muhammad, Nabi Pembawa Rahmat, Wahai<br />
Muhammad, hamba menumpukan diri hamba kepada<br />
Tuhan dengan menyebut engkau, supaya Ia tunaikan<br />
hajat hamba’.Kemudian sebutkan hajat engkau’Doa<br />
itu::<br />
) اللھم إني أسألك وأتَوجّھ إلیك بنبِیّنا محمد نبيّ الرحمة، یا محمّدُ إني أتَوجھُ بكَ<br />
إلى ربّي في حاجتي لتُقضَى لي.(<br />
Maka orang itu pun pergi dan ia lakukan benar-benar<br />
mengikut apa yang diberitahu kepadanya itu, dan<br />
kemudian ia pergi ke pintu kediaman ’Uthman bin<br />
’Affan. Kemudian penjaga pintu datang kepadanya ,<br />
memegang tangannya, lalu membawanya ke hadapan<br />
’Uthman , dan menyuruhnya duduk dengannya.<br />
’Uthman berkata:’Beritahu kepada saya apa keperluan<br />
anda’, lalu ia menyebut hajatnya dan hajatnya<br />
ditunaikan. Kemudian khalifah berkata kepadanya:’<br />
Apa-apa hajat anda, sebutkan kepada saya’. Bila lelaki<br />
itu keluar dari situ ia bertemu dengan ’Uthman bin<br />
Hunaif , katanya: ’Mudah-mudahan Allah memberi<br />
ganjaran kebaikan kepada anda kerana beliau tidak<br />
akan melihat kepada hajat saya sehingga tuan<br />
berbicara kepadanya untuk saya.’ Tetapi ibn Hunaif<br />
berkata: ’Demi Allah, saya tidak bercakap dengan<br />
baginda, tetapi saya melihat Rasulullah s.a.w. bila<br />
orang buta datang bertemu dengannya dan merayu<br />
berkenaan dengan matanya tidak boleh melihat’.<br />
Perbuatan demikian ialah tawassul, dan orang itu<br />
menyeru baginda s.a.w selepas wafatnya, atas dasar<br />
bagindfa sedang hidup dalam kuburnya dan darjathya<br />
ialah darjat syuhada’ yang Allah sebutkan bahawa<br />
mereka itu hidup dan diberikan rezeki yang mulia di sisi<br />
Tuhan.<br />
Dalil boleh bertawassul secara ringkas?<br />
اذكر دلیلاً على جواز التوسل؟<br />
رواهُ الطبرانيُّ وصحَّحَھُ والذي فیھ من الأدلّةِ على جواز التوسل الحدیثُ الذي<br />
أن یتوسل بھ فذھَبَ فتوسل بھ في أن الرسولَ صلى لله علیھ وسلم عَلَّم الأعمى<br />
مما علّمَھُ رسولُ لله أن حالة غیبتھ وعادَ إلى مجلس النبي وقد أَبصر، وكانَ<br />
الرحمة یا محمد إني یقول: ”اللھم إني أسألك وأتوجھ إلیك بنبیك محمد نبي<br />
.”لي أتوجھ بك إلى ربي في حاجتي (ویسمي حاجتھ) لتقضى<br />
Soalan;Apakah dalil yang menunjukkan boleh<br />
bertawassul dengan nabi selepas wafatnya?<br />
Jawab:<br />
الحاضر؟ ما ھو الحدیث الذي یدل على جواز التوسل بغیر الحي<br />
ومناداتھم التوسل بالأنبیاء والأولیاء جائز في حال حضرتھم وفي حال غیبتھم،<br />
.الشرعیة جائزة في حال غیبتھم وفي حال حضرتھم كما دل على ذلك الأدلة<br />
ومن الأدلة على جواز التوسل الحدیث الذي رواه الطبراني وصححھ والذي فیھ<br />
أن الرسول صلى لله علیھ وسلم علم الأعمى أن یتوسل بھ فذھب فتوسل بھ في<br />
وعاد إلى مجلس النبي وقد أَبصر، وكان مما علمھ رسول لله أن حالة غیبتھ<br />
وأتوجھ إلیك بنبیك محمد نبي الرحمة یا محمد إني یقول: ”اللھم إني أسألك<br />
حاجتھ) لتقضى لي“.فبھذا الحدیث بطل أتوجھ بك إلى ربي في حاجتي (ویسمي<br />
ھذا الأعمى لم یكن حاضرا زعمھم أنھ لا یجوز التوسل إلا بالحي الحاضر، لأن<br />
بن حنیف قال في المجلس حین توسل برسول لله بدلیل أن راوي الحدیث عثمان<br />
علینا لما روى حدیث الأعمى: ”فولله ما تفرقنا ولا طال بنا المجلس حتى دخل<br />
الرجل وقد أَبصر“.فمن قولھ: ”حتى دخل علینا“، علمنا أن ھذا الرجل لم یكن<br />
.حاضرا في المجلس حین توسل برسول لله<br />
وفاتھ؟ ما الدلیل على جواز التوسل برسول لله بعد<br />
بن الدلیل على جواز التوسل برسول لله بعد وفاتھ فیؤخذ أیضا من حدیث عثمان<br />
حنیف الذي رواه الطبراني وصححھ فإن فیھ أنھ علم رجلا ھذا الدعاء الذي فیھ<br />
برسول لله لأنھ كان لھ حاجة عند سیدنا عثمان بن عفان في خلافتھ وما توسل<br />
الاجتماع بھ حتى قرأ ھذا الدعاء، فتیسر أمره بسرعة وقضى لھ كان یتیسر لھ<br />
.حاجتھ سیدنا عثمان بن عفان<br />
Kalau orang kata: istighathah kepada Rasul selepas<br />
wafatnya syirik apa jawabnya?<br />
الرد على قولھم ”إن الاستغاثة بالرسول بعد وفاتھ شرك“ ؟<br />
البیھقي بإسناد صَحِیح عن مالك الدار وكانَ خازن عمر قال : أصاب الناس رَ وى<br />
عمر فجاء رجل إلى قبر النبي صلى لله علیھ وسلم فقال: یا قحط في زمان<br />
فَإنَّھُم قَدْ ھلكوا فأتي الرجل في المنام فقِیْلَ لَھ : أقرىء رسول لله استسق لأمتك<br />
أنھم یسقون، وقُلْ لَھ : علیك الكیس الكیس. فأَتَى الرجل عمر عمر السلام وأخبره<br />
عمر وقَال : یا رَبّ مَا ءَالُو إلا مَا عَجَزْتُ . وقَد جاءَ فيت فْسِیرِ ھذَا فأَخْ برَ هُ، فَبكَى<br />
الرجل أنّھُ بلال بن الحارث المزني الصحابي. فما حصل من ھذا الصحابي<br />
وبھذا الأثر یبطل أیضًا قول الوھابیة إن الاستغاثة بالرسول بعد .استغاثة وتوسل<br />
شرك وفاتھ<br />
Menolak pendapat mereka yang menyatakan<br />
’Beristighathah dengan Rasul s.a.w selepas wafatnya<br />
adalah kesyirikan’. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan<br />
sanad yang sohih daripada , ia Malik al-Dar ia adalah<br />
penjaga perbendahraan ’Umar , katanya : Orang ramai<br />
mengalami kemarau zaman ’Umar, maka seorang lelaki<br />
datang ke makam nabi s.a.w. katanya: Wahai<br />
Rasulullah, mintalah untuk umat tuanhamba , mereka<br />
mengalami kebencanaan.Kemudian lelaki itu mendapat<br />
mimpi dalam tidurnya, dikatakan kepadanya :Berilah<br />
salam [dariku] kepada ’Umar bahawa mereka akan<br />
mendapat hujan.Anda katakan kepadanya: Hendaklah<br />
tuan bersikap bijak, bersikap bijak.Maka lelaki itu<br />
datang kepada Umar dan memberitahu perkara itu<br />
kepadanya; ’Umar menangis lalu berkata: Wahai Tuhan<br />
hamba tidak membuat permintaan melainkan kerana<br />
hamba lemah.Datang keterangan bahawa lelaki itu<br />
ialah Bilal bin al-Harith al-Muzani seorang sahabat<br />
[Rasulullah s.a.w.]. Maka yang terhasil daripada<br />
sahabat ini ialah istighathah dan tawassul. Athar ini<br />
membatalkan pendapat Wahabiah bahawa istighathah<br />
dengan Rasulullah selepazs wafatnya adalah<br />
kesyirikan.<br />
(6)Syafaat syirikSyirik minta syafaat adalah fahaman<br />
yang bercanggah dengan Ahl al-Sunnah wa aljama’ah.<br />
Ini kerana syafaat itu disebutkan dalam hadith<br />
yang sohih.Antaranya ialah:<br />
(7)Amalan yg hidup tak sampai kepada si mati adalah<br />
bercanggah dengan ijma’<br />
Amalan org hidup tak sampai kepada si mati<br />
bercanggah dengan ijma’. (18)Amalan org hidup tak<br />
sampai kepada si matiDlm pegangan Sunni, ijma’ ,<br />
sampai.Orang yg kata tak sampai ia termasuk ahli<br />
bid’ah. Mausu’ah al-Ijma’ fil-Fiqhil-islami oleh Sa’di Abu<br />
Jaib.<br />
) ان المیت یلحقھ ثواب بعد موتھ باجماع الامة .وخالف بعض أصحاب الكلام<br />
وھو قول باطل لا یعتد بھ.وان الدعاء یصل ثوابھ الى المیت بالاجماع<br />
Sesungguhnya pahala sampai kepada mayat selepas<br />
daripada matinya mengikut ijma’ umat Islam; dan doa<br />
sampai pahalanya kepada si mati mengikut ijma’ umat<br />
Islam ).<br />
(8)Syirik kecil tak terpisah dpd syirik besar vs ijma’·<br />
syirik kecil itu sebahagian yang tidak terpisah daripada<br />
syirik besar, yang membawa kepada menghalalkan<br />
darah orang yang terlibat di dalamnya;<br />
(9)Tauhid ulama ahl al-sunnah dituduh sebagai salah<br />
.Ini menyalahi ijma’· atau tuduhan bahawa kefahaman<br />
ulama Ahlis-Sunnah tentang tauhid umumnya<br />
salah;Muhammad ‘Abd al-Wahhab dan mereka yang<br />
mengikutinya (yang terkena pengaruh pembahagian<br />
tauhid kepada tiga, tauhid rububiyyah, uluhiyyah dan<br />
asma’ wassifat) membahagikan tauhid kepada tiga itu<br />
adalah perkara yang tidak ada dalam Ahlissunnah<br />
waljamaah: ia tidak ada dalam Qur’an, hadith, tidak ada<br />
dalam kalangan sahabat, tabi’in, tabi’it-tabi’in, demikian<br />
seterusnya (tidak ada dalam kalangan generasi Salaf);<br />
ia hanya ada pada abad ke lapan. Ertinya selama tujuh<br />
abad umat Islam bertauhid dengan tauhid yang<br />
difahamkan itu, tanpa membahagikannya kepada tiga.·<br />
Akibat daripada pembahagian kepada tiga itu timbul<br />
sangkaan (yang tidak ada alas an dalam system<br />
peristilahan dan makna pengetahuan Ahlissunnah)<br />
bahawa penyembah berhala itu bertauhid dengan<br />
tauhid rububiyyah dengan mereka mengakui adanya<br />
Tuhan yang menjadikan langit dan bumi; hanya tidak<br />
bertauhid dengan tauhid uluhiyyah kerana tidak taat<br />
kepada Allah dan menyembahnya. Dengan itu maka<br />
Orang Islam yang mengakui Tuhan Esa dan tidak<br />
beramal dengan baik agamanya ia hanya bertauhid<br />
dengan tauhid rububiyyah, sama dengan penyembah<br />
berhala juga yang bertauhid dengan tauhid rububiyyah<br />
sahaja. Kedua-dua penyembah berhala dan orang<br />
islam yang bertawassul dan m eminta berkat dikubur<br />
para wali adalah sama dalam bertauhid dengan tauhid<br />
rububiyyah; dengan itu orang Islam sudah menjadi<br />
penyembah berhala; hukum atasnya adalah hukum<br />
penyembah berhala; maka halallah darah dan<br />
hartanya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.· Mana<br />
mungkin penyembah berhala dikatakan bertauhid<br />
dengan tauhid rububiyyah? Dia tidak mempunyai tauhid<br />
dalam apa-apa pengertian dan segi sekalipun sebab ia<br />
musyrik penyembah berhala.Bagaimanakah system<br />
peristilahan Syarfa’ ini dipermain-mainkan sampai<br />
penyembah berhala pun dikatakan ada bertauhid? Ini<br />
tidak pernah ada dalam sejarah perkembangan ilmu<br />
teologi Sunni. Kemudian pembahagian tauhid kepada<br />
tiga itupun tidak ada dalilnya dalam nas-nas yang<br />
diterima oleh Ahlissunnah. Dengan itu konsep<br />
pembahagian tauhid kepada tida ini mesti disemak<br />
kembali. Ini kerana beberapa sebab : sebab tidak ada<br />
dalil dan nas yang diterima dalam Ahlissunnah; ia<br />
bercanggah dengan tauhid Ahlissunnah waljamaah<br />
yang dihuraikan secara definitif oleh Imam Asy’ari dan<br />
al-Maturidi dan imam-imam selepas mereka.; satu<br />
laginya sebab ia membolehkan orang menyamakan<br />
orang yang beriman yang beramal dengan bertawassul<br />
dan meminta berkat di kubur solihin dengan<br />
penyembah-penyembah berhala dan mengenakan<br />
hukum penyembah berhala ke atas mereka; dan sudah<br />
tentu inilah tauhid yang memusnahkan kerajaan<br />
Uthmaniah, khilafah Islam yang terakhir dalam zaman<br />
moden.Kita mesti kembali kepada tauhid mainstream<br />
yang benar dan menyelamatkan, bukan yang salah dan<br />
mencelakakan.Nau’dhu billahi min dhalik.(Dalam ayat<br />
yang digunakan untuk membuktikan yang golongan<br />
musyrikin itu bertauhid dengan tauhid rububiyyah<br />
terdapat kenyataan daripada Tuhan sendiri yang<br />
golongan itu pembohong dan kafir -)<br />
إن لله لا یھدي من ھو كاذب كفار ) ) ما نعبدھم إلا لیقربونا إلى لله زلفى إن<br />
. لله یحكم بینھم في ما ھم فیھ یختلفون الزمر : 3<br />
(Allah memberi gambaran yang mereka adalah<br />
‘kadhibun kaffar’ –bohong dan terlalu am,at kafir<br />
sekali.Bagaimanakah ayat ini boleh digunakan untuk<br />
memanggil mereka itu ‘bertauhid dengan tauhid<br />
rububiyyah’ sebab mereka adalah penyembah berhala;<br />
penyembah b erhala tidak mungkin bertauhid dengan<br />
apa-apa kategori tauhid sekalipun sebab mereka<br />
musyrikin. Subhana’Llah.(10)Abu Jahal lebih tahu hal la<br />
ilaha illallah dpd ulama Islam vs ijma’· atau Abu Jahal<br />
lebih mengetahui tentang la ilaha illa’Llah daripada<br />
ulama Islam;<br />
(11)Syirkik bermula dimuka bumi dengan perbuatan<br />
ahli agama vs ijma’· atau tuduhan bahawa kesyirikan di<br />
muka bumi bermula dengan perbuatan ahli ilmu dan<br />
agama, kerana mereka cinta kepada para wali; ini<br />
timbul daripada sangkaan yang salah bahawa mengikut<br />
ulama adalah menyembah mereka, oleh itu syirik dan<br />
kufur. Na’udhu biollahi kin dhalik.<br />
(12)Kufar lebih tahu hal kufr mereka daripada orang<br />
beriman bercanggah dengan ijma’atau tuduhan bahawa<br />
para kufar yang mengetahui tentang kekufuran mereka<br />
adalah lebih baik terbimbing daripada orang-orang<br />
yang beriman -inna’l-kuffara ‘lladhina ya’rifuna kufran<br />
ahda sabilan minal-mu’minin<br />
(13)Qadi al-qudah dianggap sama seperti shah anshah<br />
ini berlawanan dengan pendirian ulama<br />
Ahlissunnah yang membenarkan penggunaan ’qadi alqudah’.<br />
atau tuduhan bahawa panggilan “qadil-qudah” -<br />
kadhi dari sekelian kadhi - sama dengan “Syahin-syahraja<br />
sekelian raja” (yang membawa kepada<br />
menghukumkan orang yang berkenaan kafir) (lihat ‘al-<br />
Jami’ al-Farid’ terbitan Muhammad Ibrahim al-Nu’man,<br />
tanpa tarikh, hal.173; dalam Ahlissunnah gelaran itu<br />
adalah untuk ketua kadi-kadi, bukan dianggap syirik).<br />
)باب)التسمیة بقاضي القضاة ونحوھفي الصحیح عن أبي ھریرة رضي لله<br />
عنھ، عن النبي صلى لله علیھ وسلم قال: (إن أخنع اسم عند لله: رجل تسمى<br />
ملك الأملاك، لا مالك إلا لله).قال سفیان :مثل (شاھان شاه).وفي روایة: (أغیظ<br />
رجل على لله یوم القیامة وأخبثھ). قولھ (أخنع (یعني أوضع).<br />
(14)Allah ada dua tangan etc vs ijma’atau sampai<br />
membawa kepada fahaman bahawa Allah s.w.t.<br />
”mempunyai Dua Tangan, tangan kanan memegang<br />
langit dan yang satu lagi memegang bumi..(dan) Allah<br />
berada atas Arasy (anna’Llah fauqa’l-’Arsh).” (Lihat<br />
kitab ’al-Jami’ al-Farid’ hal.214, yang membawa kepada<br />
fahaman mujassimah, yakni fahaman bahawa Tuhan<br />
berjisim dan itu menyalahi ijma’).(15)Sifat dua puluh<br />
bid’ah? Ini berkaitan dengan persoalan di bawah.<br />
(16)Tauhid rububiyyah, uluhiyyah dan tauhid asma’<br />
wassifat oleh ibn TaimiyyahTidak ada sandaran dari<br />
Qur’an, Sunnah, ijma’, dan ulama Salaf.Ia pendapat<br />
peribadi ibn Taimiyyah.Adakah patut ada pihak<br />
menyatakan bahawa sifat-sifat Tuhan sebagaimana<br />
yang ada dalam ajaran Imam Ash’ari dan Maturidi itu<br />
bid’ah, walhal sifat-sifat itu ada dalam Qur’an dan<br />
Sunnah dan diijma’kan.Kalau mereka mengajarkan<br />
tauhid yang dibahagikan kepada tiga itu dan tidak<br />
menyesatkan golongan Ash’ari dan Maturidi serta<br />
mengakui kebenaran mereka, itu tidak menjadi<br />
masalah sangat.Tetapi bila mereka membid’ahkan, dan<br />
bahkan setengahnya mengkafirkan, golongan Ash’ari<br />
dan Maturidi, [dan dengan itu ulama Dunia Melayu<br />
sebab semuanya mengikut aliran ini, itu menjadi<br />
masalah yang paling besar ].Ini menjadi fitnah besar<br />
dan membawa kegoncangan akidah dan keresahan<br />
sosial di negara ini.(17)Qunut, tahlil, baca yasin<br />
bid’aahBidaah qunut, tahlil arwah, berzikir beramairamai,<br />
membuat jamuan bila ada kematian serta ada<br />
tahlil, maulid al-nabiQunut adalah berdasarkan hadith<br />
riwayat al-Hakim yang diterima olehnya.Tahlil beramairamai<br />
ada sandarannya dalam beberapa hadith sahih<br />
yang disebut dalam ’al-Hawi lil-Fatawi’ jilid II oleh al-<br />
Suyuti. Pahala tahlil itu sampai kepada si mati mengikut<br />
ijma’. Kalau mereka tidak menerima pendapat ini<br />
sekurang-kurangnya mereka mengamalkan adab-adab<br />
berbeza pendapat. Tentang majlis maulid al-nabi itu<br />
walaupun tidak dilakukan zaman nabi s.a.w. ia perkara<br />
yang mendatangkan kebaikan, dan boleh diambil dalil<br />
daripada ayat Qur’an yang bermaksud:”Dan ni’amat<br />
Tuhan kamu hendallah kamu menyebutnyebutnya”.<br />
Maka niamat manakah yang lebih besar<br />
daripada Tuhan mengutuskan nabi s.a.w. ke alam ini ,<br />
dan itu patut sangat disebut-sebutkan? Dan tidakkah itu<br />
yang dilakukan dalam majlis-majlis maulid alnabi?<br />
Dalam Ahlissunnah wa al-Jamaah ’bid’ah’ ada<br />
yang baik dan yang tidak sebagaimana yang<br />
disebutkan oleh Imam Syafie rd, Imam al-Ghazali, dan<br />
lain-lainnya, termasuk ’Izzuddin ibn ’Abd al-<br />
Salam.Pembahagian itu juga disebutkan oleh<br />
pensyarah-pensyarah hadith Bukhari, Muslim, al-<br />
Tirmidhi, al-Nasa’i dan lain-lainnya. Bid’ah yang tertolak<br />
itu adalah yang tidak ada asalnya pada Qur’an ,<br />
Sunnah atau Ijma’.Yang ada asalnya pada puncapunca<br />
itu bukan bid’ah pada syara’ walaupun dari segi<br />
lafaz zahirnya ia bid’ah.<br />
(18)Bid’ah mengadakan majlis maulid al-nabi s.a.w.<br />
Bagaimana berita terkini menunjukkan bahawa di<br />
negeri Aarab Saudi diadakan majlis maulid al-nabi<br />
baru-baru ini dihadiri oleh Syaikh Salman sendiri yang<br />
tidak menunjukkan penentangannya terhadap amalan<br />
itu.Pada kita dalam Ahlissunnah ini antara lainnya<br />
berdasarkan ayat Qur’an yang bermaksud ”Adapun<br />
ni’mat Tuhanmu hendaklah kamu menyebutnyebutnya”.<br />
Dan tidak ada ni’mat yang lebih besar<br />
daripada Tuhan mengutuskan nabiNya kepada umat<br />
manusia untuk memberi bimbingan kepada mereka.<br />
Dan tidakkah perlu itu disebut-sebutkan, apa lagi dalam<br />
majlis maulidnya?<br />
Mungkin boleh diperhatikan adanya surat-surat yang<br />
dikatakan ditulis olem Muhammad bin ’Abdul Wahhab<br />
di salah sebuah universiti di Asia Barat yang<br />
menunjukkan bahawa beliau : tidak menganggap<br />
umum orang Islam kafir seperti penyembah berhala<br />
semenjak enam ratus tahun sebelum kemunculannya,<br />
tidak menganggap kafir amalan meminta syafaat,<br />
istighathah, meminta berkat dan yang sepertinya, tidak<br />
menentang kerajaan Uthmaniyyah, tidak menganggap<br />
mengikut mazhab menyebabkan kufur, tidak<br />
menganggap tasawwuf membawa kepada kufur, dan<br />
tidak menghalalkan darah dan harta sesama Muslimin<br />
kalau mereka mengamalkan dosa besar, seperti<br />
bertawasul, demikian seterusnya. Maklumat ini,<br />
kalaupun benar, perlu dilihat dalam neraca ’track<br />
record’nya, dan juga kemunculan kitab-kitab dengan<br />
aliran yang tertentu itu, juga beberapa tokoh semasa<br />
yang mencanang aliran berfikir seperti itu misalnya al-<br />
Albani , al-Khojandi al-Ma’sumi, dan lain-lainnya.<br />
Keseluruhan perhatian terhadap aliran ini, tokohtokohnya<br />
dan juga peristiwa sejarah menuntuk kita<br />
supaya mengecualikan diri daripada cara memahami<br />
agama secara demikian dan kita mesti merujuk kembali<br />
kepada wacana ilm u Ahlissunnah waljamaah yang<br />
sepadu dan baku. Itulah jalan selamat yang satusatunya<br />
dibuka oleh Tuhan untuk kita. Allahumma<br />
sallimna wal-Muslimin.Amin.<br />
Tentang bahaya bahaya cara berfikir aliran ini kepada<br />
amalan agama dan keselamatan Negara kalau ia<br />
merebak jelas daripada sejarah , ini boleh difahami dari<br />
‘track record’nya , dan implikasi ajarannya.<br />
‘Track record’ dengan kerajaan ‘Uthmaniyyah,<br />
bagaimana ia menganggap ulil amr kerajaan itu<br />
sebagai ‘tidak Islam’ dan seterusnyaBagaimana ia<br />
menentang dan memberontak walhal tidak ada mazhab<br />
Ahlissunnah yang membolehkan yang demikian<br />
itu.Tabiatnya yang seperti Khawarij zaman klasik yang<br />
berperang dengan golongan yang tidak bersetuju<br />
dengan mereka.Mereka senang menghalalkan darah<br />
dan harta orang lain, sebagaimana yang jelas dalam<br />
sejarah , dan ajaran mereka.Maka perlu diawasi<br />
supaya ia tidak berkembang kepada rakyat<br />
MalaysiaPenyebarannya mesti disekat, melainkan<br />
dalam kalangan mereka yang asalnya bermazhab<br />
demilkian. Wallahu a’lam.<br />
Jelas dalam neraca sistem ilmu Ahlissunnah bahawa<br />
ajaran Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab, pada beberapa<br />
perkara asasi, dari segi akidah dan syariatnya serta<br />
akhlak dan ajaran rohaniahnya tidak mengikut ajaran<br />
Ahlissunnah wal-Jama’ah yang menjadi pegangan<br />
majoriti umat Islam.Pembahagian tauhidnya kepada<br />
tiga, yang membawa kepada menyamakan Orang<br />
Islam dengan penyembah berhala, dan hukum yang<br />
berikutnya,huraiannya tentang syahadah, sikapnya<br />
menentang aliran Imam Asy’ari dengan terang-terang,<br />
konsepnya tentang taklid dan bid’ah, sikapnya yang<br />
negatif terhadap ulul-amri sebagaimana yang jeas<br />
berhuibungan dengan khilafah Uthmaniah, sikapnya<br />
menjadikan mazhab empat sebagai sesuatu yang<br />
negatif, peringanan ijma’, demikian seterusnya<br />
memberi pendekatan dan kedudukan yang berlainan<br />
sama sekali daripadaAhlissunnah.Sudah tentu ini<br />
bercanggah sekali dengan apa yang menjadi pegangan<br />
di negeri ini. Sayangnya golongan ini sedang<br />
mencanangkan bahawa merekalah adalah yang<br />
Ahlissunnah sebenarnya dan golongan lain tidak<br />
Ahlissunnah.Mereka adalah saudara-saudara kita yang<br />
membid’ah bahkan kadang-kadang mengkafirkan kita.<br />
Cara berfikir dan sikap sedemikian perlu jangan<br />
dibiarkan berkembang di kalangan Muslimin<br />
Malaysia.Sebagaimana yang dinyhatakan oleh al-<br />
Mawardi rh dalam ’al-Ahkam al-Sultaniyyah’ uliamri<br />
negeri ini bertanggungjawab untuk menjaga supaya<br />
ajaran dan amalan Ahlissunnah waljamaah tidak<br />
terganggu.Wallahu a’lam.<br />
Kemudian ia seterusnya memberi penerangan<br />
menentang saudaranya dengan menghuraikan<br />
kesilapan Muhammad ibn ’Abd al-Wahhab memberi<br />
hurain mengkafirkan orang Islam dengan senangnya<br />
kerana fahamannya yang tidak tepat itu<br />
}.فصل} اذا فھمتم ما تقدم فانكم الآن تكفرون من شھد ان لا الھ ا لا لله وحده و<br />
ا ن محمدا عبده و رسولھ و اقام الصلاة و آتى الزكاة و صام رمضان و حج<br />
و ملائكتھ و كتبھ و رسلھ ملتزما لجمیع شعائر الاسلام و البیت مؤمنا با<br />
تجعلونھمكفارا و بلادھم بلاد حرب فنحن نسئلكم من امامكم في ذلك و ممن<br />
و الذي منھم ما اخذتم ھذاالمذھب عنھ فان قلتم كفرناھم لانھم مشركون با<br />
لانھ سبحانھ قال (اِنَّ لله لای غْ فِرُ ا نی شْرَك لمیكفر من اشرك با اشرك با<br />
بِ ه * النساء: ٤٨ ) وما في معناھا من الآیات و ان اھل العلم قد عدوا في<br />
{قلنا}حق الآیات حق و كلام اھل العلم حق و لكن اھل المكفرات من اشرك با<br />
شریكا كقول المشركین ھؤلاء ایادعى ان العلم قالوا في تفسیر اشرك باشركاؤنا و قولھ تعالى (وَ مَا نَرَى مَعَك م - ٢٠ -شُفَعَآءَكُمُ ا لَّذِینَ زَعَمْتُمْ ا نھمْ فِي ) كمْ شُرَ كاؤُ ا * الانعام: ٩٤FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-36477709463608288342010-08-17T01:52:00.000-07:002010-08-17T01:52:39.061-07:00BURUNG CENDERAWASIHAL-KISAH maka kata Sahibul Hikayat, adapun burung Cenderawasih itu burung kayangan dipelihara oleh dewa-dewa kayangan. Amatlah indah rupanya bulunya bekilauan bersinar benar tiada tolok bandingannya.Siapa-siapa tengok burung Cenderawasih rawanlah hatinya dan perasaannya tiada dapat terkira-kira lagi lakunya.<br />
<br />
Adapun asal kejadian burung Cenderawasih amat indah ceritanya. Kerananya tatkala Tuhan menjadikan seekor burung daripada Nur Muhammad duduk di atas Syajaratul Yaqin menilik akan rupa paras dirinya dihadapan Mir'atul Haya'. Maka tersangat hairanlah ia melihat keelokan dirinya lalu bersyukurlah ia ke hadrat Allah Ta'ala dengan mengucap Alhamdulillah rabbil'alamin. Maka burung nur Muhammad itu berpeluhlah ia oleh sangat hairannya akan keelokan rupanya. Lalu bertitikan peluhnya jadilah sekalian alam ini dan segala isinya serta segala pendeta-pendeta dan sekalian arif-arif.<br />
<br />
Maka apabila sempurnalah sekalian alam ini Tuhan pun lalu mengghaibkan burung Nur Muhammad itu. Hingga ghaiblah ia di dalam qindil mu'allaq. Setelah burung nur Muhammad itu ghaib maka tinggallah bayangannya sahaja seperti terbang keliling 'Arasy; ia berzikir dan berdoa.<br />
<br />
Syahdan, maka tersebutlah pula akan peluh yang antara dua pahanya bertitik di atas awan jadilah seekor burung cenderajinta ialah nur betina yang jadi ini roh cenderawasih maka peluh dagunya bertitik menjadi burung bratacandra bayu yang ditunggang oleh burung cenderawasih untuk terbang ke sana ke mari di atas kayangan. Maka akan peluh dadanya menjadi burung cenderakasih ialah yang menjadi inang pengasuh dan menghantarkan makanan. Adapun makanan-makanannya daripada bulatan awan dan embun jantan akan minumnya.<br />
<br />
Maka diceritakan orang adalah bulu burung cenderawasih yang hijau jatuh ke bumi menjadi batu zamrud dan fairuz, yang merah jatuh ke bumi menjadi batu delima dan jika jatuh ke laut menjadi marjan. Bulu yang putih menjadi intan berlian dab bulu yang hitam menjadi bau 'aiqiq' dan batu-batu permata yang lainnya.<br />
<br />
Adapun isi perutnya jatuh ke bumi menjadi belalang dewa bulan buat ubat berbagai-bagai penyakit manusia dan binatang. Ini dicampur ke dalam minyak kelapa hijau dan dibuat urut badan kita yang sakit. Belalang dewa boleh buat ubat perempuan lepas bersalin dan melawaskan haidh.<br />
<br />
Adapun bulunya jika dipakai di atas kepala kita dan dibawa pergi ke mana-mana jadi pengasih pelaris dan penunduk sekalian manusia. Isinya jika dimakan boleh sembuh penyakit-penyakit dalam badan. Otaknya jika dimakan jadi cerdik dan bijak berbicara. Bulu ekor yang panjang itu jika dibuat gelang dipakai pada lengen kanan jika laki-laki dan lengan kiri jika perempuan akan jadi hebat dan kuat badannya serta dikasihi orang.<br />
<br />
Maka siapa-siapa yang bertaruh burung cenderawasih dirumahnyaamatlah bertuah orang itu seperti mendapat segunung emas, sepadang intan berlian dan selautan mutiara. Kuasanya bertambah, rezekinya murah hingga menjadi kaya raya dan dipandang mulia.<br />
<br />
Telah tersebut cerita seorang tentera Islam masuk ke dalam negeri Rom dan dia takut kena tangkap tentera kafir dan masuk penjara dia selama dua puluh tahun. Maka amatlah berdukacita kerana tidak dapat bersama anak isterinya. Pada suatu malam dia sedang duduk berfikir keadaannya dan anak isterinya, tiba-tiba datang seekor burung di atas pagar penjara dan membaca doa. Maka amatlah terperanjat tentera itu kerana seekor burung boleh baca doa dengan fasihnya.Maka dia pun turut baca doa itu beberapa kali hinggan hafaz olehnya,Kemudian dia beramal dengan doa burung itu tiga malam berturut-turut. Pada malam akhir sesudah beramal dengan doa burung itu dia pun tidak berapa lama kemudian ia tiba-tiba sedar berada di rumahnya, maka sukarialah keluarganya. Wallahu'alam.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-29489383166079454192010-08-17T01:36:00.000-07:002010-08-17T01:42:05.909-07:00Tuhan Wahaby/Salafy Palsu adalah DAJJAL (PEMUDA BERAMBUT KERITING)?<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CUsers%5CSyahid%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CSyahid%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CSyahid%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CSyahid%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:70.85pt 70.85pt 70.85pt 70.85pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:403143218;
mso-list-template-ids:-290420794;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:510800727;
mso-list-template-ids:-1620823170;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">PERINGATAN NABI AKAN DATANGNYA FITNAH WAHHABY DARI NAJD (SUKU BADWI DARI PEGUNUNGAN NAJD, SEBELAH TIMUR MADINAH)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">A. HADITS-HADITS PERINGATAN RASULULLAH AKAN MUNCULNYA WAHHABY</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
“ Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu” – Sahih Muslim ”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. PENDUSTA DAN PENYEMBAH/PENGIKUT DAJJAL (PEMUDA BERAMBUT KERITING)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai membersihkan mereka. Ketika putus dalam satu kurun, maka muncul lagi dalam kurun yang lain, hingga adalah mereka yang terakhir bersama-sama dengan dajjal.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Catatan : golongan mujasimmah berawal dari Ibnu taymiyah dan kemudian dibangkitakan lagi oleh muhammad ibnu abdul wahhab (pendiri wahhaby) dari pegunungan najd</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. PEGUNUNGAN NAJD TEMPAT MUNCULNYA FITNAH</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Terjemahannya : “Sebahagian dari hadis fitnah juga ialah sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi bahawa Baginda SAW bersabda : “Ya Allah berkatilah negeri Syams kami, Ya Allah berkatilah negeri Yaman kami. Para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah : (Bagaimana) dengan negeri Najd kami? Baginda SAW lalu bersabda : Ya Allah berkatilah negeri Syams kami, Ya Allah berkatilah negeri Yaman kami. Dan baginda bersabda pada kali yang ketiga : “Disana (Najad) berlakunya gempa bumi (kegoncangan) timbulnya pelbagai fitnah, dan disana juga munculnya tanduk syaitan.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebahagian ulamak mengatakan : “<b> Apa yang dimaksudkan dengan tanduk syaitan ialah kemunculan Musailamah al-Kazzab dan Muhammad bin Abd Wahhab…</b>”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Fitnah itu datangnya dari sini, fitnah itu datangnya dari arah sini, sambil menunjuk ke arah timur (Najed-pen ).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Akan muncul segolongan manusia dari arah timur, mereka membaca Al Qur’an tetapi tidak bisa membersihkannya, mereka keluar dari agamanya seperti anak panah yang keluar dari busurnya dan mereka tidak akan kembali ke agama hingga anak panah itu bisa kembali ketempatnya (busurnya), tanda-tanda mereka bercukur kepala (plontos – pen).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5. Akan ada dalam ummatku perselisihan dan perpecahan kaum yang indah perkataannya namun jelek perbuatannya. Mereka membaca Al Qur’an, tetapi keimanan mereka tidak sampai mengobatinya, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya, yang tidak akan kembali seperti tidak kembalinya anak panah ketempatnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk, maka berbahagialah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka menyeru kepada kitab Allah, tetapi sedikitpun ajaran Allah tidak terdapat pada diri mereka. Orang yang membunuh mereka adalah lebih utama menurut Allah. Tanda-tanda mereka adalah bercukur kepala (plontos – pen).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6. Di Akhir zaman nanti akan keluar segolongan kaum yang pandai bicara tetapi bodoh tingkah lakunya, mereka berbicara dengan sabda Rasulullah dan membaca Al Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka, meraka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, maka apabila kamu bertemu dengan mereka bunuhlah, karena membunuh mereka adalah mendapat pahala disisi Allah pada hari kiamat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">7. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai mengobati mereka, mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur kepala (plontos – pen).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8. Kepala kafir itu seperti (orang yang datang dari) arah timur, sedang kemegahan dan kesombongan (nya) adalah (seperti kemegahan dan kesombongan orang-orang yang) ahli dalam (menunggang) kuda dan onta.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">9. Dari arah sini inilah datangnya fitnah, sambil mengisyaratkan ke arah timur (Najed – pen).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">10. Hati menjadi kasar, air bah akan muncul disebelah timur dan keimanan di lingkungan penduduk Hijaz (pada saat itu penduduk Hijaz terutama kaum muslimin Makkah dan Madinah adalah orang-orang yang paling gigih melawan Wahabi dari sebelah timur / Najed – pen).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">B. Hadis Kemunculan Dajjal yang dituhankan oleh kaum mujasimmah </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Orang tua Dajjal tidak pernah mendapatkan anak selama 30 tahun, kemudian lahirlah dari keduanya seorang anak lelaki yang hanya bermata satu, ….”<br />
</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(Riwayat oleh At-Tarmizi)<br />
<i>“….sesungguhnya al-Masikh Dajjal adalah <b>pemuda</b> pendek, hujung tapak kakinya berdekatan sedangkan tumitnya berjauhan,<b> berambut kerinting</b>, bermata sebelah dengan mata yang terhapus.”<br />
</i>(Riwayat Abu Daud dalam Kitab Takrijul Misykat)<br />
<i>“…sesungguhnya kepala Dajjal dari belakangnya tebal berkelok-kelok.”<br />
</i>(Hadith riwayat Imam Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Menjelang turunnya Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, <b>iaitu tahun orang-orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai</b>.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">C. Tuhan Wahhaby/Salafy Palsu adalah DAJJAL (PEMUDA BERAMBUT KERITING)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kaum mujasimmah wahhaby/salafi palsu menganggap Tuhan mereka adalah berbentuk seperti manusia, punya tangan, kaki, wajah, mata, jari, punya tempat, naik turun langit seperti manusia yang naik turun mimbar dsb.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Na’udzubillah padahal Allah swt suci dari semua itu. Allah tidak serupa apaun dengan makhluqnya baik sifat maupun dzatNYA!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mereka mentafsir hadis dan ayat mutsayabihat tidak mengikut pendapat salafushalih bahkan mereka mengambil makna dhahir dari ayat dan hadis tersebut!. Padahal ayat /hadis mutasyabihat tidak boleh diambil makna dhahirnya dan tidak boleh ditafsir dgn sesama ayat/hadis mutsyabihat. Tapi ianya harus ditafsir dengan ayat dan hadis yang syarih/muhkamat/jelas maknanya!.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kaum mujasimmah wahhaby, menshahihkan hadis-hadis palsu (maudhu) dan munkar untuk perkara aqidah!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ini adalah kesesatan yang nyata!!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berikut ini adalah bukti kesesatan kaum mujasimmah penyembah dajjal!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">I. Ibnu Taimiyyah dan wahhaby/salafy palsu Menshahihkan Hadis MAUDHU DAN MUNKAR “Nabi Melihat Allah SWT Dalam Bentuk Pemuda Amrad”.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kali ini hadis yang akan dibahas adalah hadis ru’yatullah riwayat Ibnu Abbas. Hadis ini juga tidak lepas dari kemungkaran yang nyata dengan lafaz <i>“Melihat Allah SWT dalam bentuk pemuda amrad (yang belum tumbuh jenggot dan kumisnya)”</i>.Tetapi anehnya hadis dengan lafaz mungkar ini tidak segan-segan dinyatakan shahih oleh Abu Zur’ah, Ath Thabrani, Abu Bakar bin Shadaqah dan tentu syaikh salafy yang terkenal Ibnu Taimiyyah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Takhrij Hadis Ibnu Abbas<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">ثنا حماد بن سلمة عن قتادة عن عكرمة عن بن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رأيت ربي جعدا امرد عليه حلة خضراء</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang berkata Rasulullah SAW bersabda “Aku melihat Rabbku dalam bentuk pemuda amrad berambut keriting dengan pakaian berwarna hijau”.<br />
</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam <i>Asmaa’ was Shifaat </i>no 938, Ibnu Ady dalam <i>Al Kamil</i> 2/260-261, Al Khatib dalam <i>Tarikh Baghdad</i> 13/55 biografi Umar bin Musa bin Fairuz, Adz Dzahabi dalam <i>As Siyaar</i> 10/113 biografi Syadzaan, Abu Ya’la dalam <i>Ibthaalut Ta’wiilat</i> no 122, 123, 125, 126,127 ,129, dan 143 <i>(dengan sedikit perbedaan pada lafaznya)</i>, Ibnu Jauzi dalam <i>Al ‘Ilal Al Mutanahiyah</i> no 15. Semuanya dengan jalan sanad yang berujung pada <i>Hammad bin Salamah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas</i>. Sedangkan yang meriwayatkan dari Hammad adalah Aswad bin Amir yakni Syadzaan <i>(tsiqat dalam At Taqrib 1/102)</i>, Ibrahim bin Abi Suwaid <i>(tsiqat oleh Abu Hatim dalam Al Jarh wat Ta’dil 2/123 no 377)</i>, Abdush Shamad bin Kaisan atau Abdush Shamad bin Hasan<i> (shaduq oleh Abu Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 6/51 no 272).</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hadis ini maudhu’ dengan sanad yang dhaif dan matan yang mungkar. Hadis ini mengandung illat<o:p></o:p></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hammad bin Salamah, <i>ia tidak tsabit riwayatnya dari Qatadah</i>. Dia walaupun disebutkan sebagai perawi yang tsiqah oleh para ulama, dia juga sering salah karena kekacauan pada hafalannya sebagaimana yang disebutkan dalam<i> At Tahdzib</i> juz 3 no 14 dan <i>At Taqrib</i> 1/238. Disebutkan dalam<i> Syarh Ilal Tirmidzi</i> 2/164 yang dinukil dari Imam Muslim bahwa <i>Hammad bin Salamah banyak melakukan kesalahan dalam riwayatnya dari Qatadah</i>. Oleh karena itu hadis Hammad bin Salamah dari Qatadah ini tidak bisa dijadikan hujjah apalagi jika menyendiri dan lafaznya mungkar.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tadlis Qatadah, Ibnu Hajar telah menyebutkannya dalam <i>Thabaqat Al Mudallisin</i> no 92 sebagai mudallis martabat ketiga, dimana Ibnu Hajar mengatakan bahwa pada martabat ketiga hadis perawi mudallis tidak dapat diterima kecuali ia menyebutkan penyimakannya dengan jelas. Dalam <i>Tahrir At Taqrib</i> no 5518 juga disebutkan bahwa <i>hadis Qatadah lemah kecuali ia menyebutkan sama’ nya dengan jelas</i>. Dalam hadis ini Qatadah meriwayatkan dengan ‘an ‘anah sehingga hadis ini lemah.<o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelemahan sanad hadisnya ditambah dengan matan yang mungkar sudah cukup untuk menyatakan hadis ini maudhu’ sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jauzi dalam <i>Al ‘Ilal </i>no 15. Kemungkaran hadis ini juga tidak diragukan lagi bahkan diakui oleh Baihaqi dan Adz Dzahabi dalam <i>As Siyaar</i>. Bashar Awad Ma’ruf dalam tahqiqnya terhadap kitab <i>Tarikh Baghdad</i> 13/55 menyatakan <i>hadis ini maudhu’</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sayang sekali kemungkaran hadis ini seperti nya luput dari pandangan sebagian ulama seperti Abu Zur’ah, Ath Thabrani dan Al Faqih Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Shadaqah <i>[seorang Imam Hafiz yang tsiqat tsiqat sebagaimana disebutkan Al Khatib dalam Tarikh Baghdad 5/40-41]</i>. Mereka mengakui kebenaran hadis ini. Abu Ya’la dalam<i> Ibthaalut Ta’wiilat</i> no 144 mengutip penshahihahn dari Ath Thabrani, ia berkata<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">قال وأبلغت أنّ الطبراني قال حديث قتادة عن عكرمة عن ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم في الرؤية صحيح ، وقال من زعم أني رجعت عن هذا الحديث بعدما حدثت به فقد كذب</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Telah disampaikan bahwa Ath Thabrani berkata “hadis Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW tentang Ru’yah adalah shahih, dan siapa yang mengatakan bahwa aku rujuk dari hadis ini setelah meriwayatkannya maka sungguh ia telah berdusta</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam <i>Ibthaalut Ta’wiilat</i> no 145 Ath Thbarani berkata<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">سمعت إبن صدقة الحافظ يقول من لم يؤمن بحديث عكرمة فهو زنديق</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Aku mendengar Ibnu Shadaqah Al Hafiz berkata “siapa yang tidak mempercayai hadis Ikrimah [tentang Ru’yah] maka ia seorang zindiq”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam <i>Al Laaly Al Masnu’ah</i> 2/32 As Suyuthi mengutip perkataan Ath Thabrani<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">قال الطبراني سمعت أبابكر بن صدقة يقول سمعت أبا زرعة الرازي يقول حديث قتادة عن عكرمة عن إبن عباس في الرؤية صحيح رواه شاذان وعبدالصمد بن كيسان وإبراهيم بن أبي سويد لا ينكره إلاّ معتزلي</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ath Thabrani berkata aku mendengar Abu Bakar bin Shadaqah berkata aku mendengar Abu Zur’ah Ar Razi berkata “hadis Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas tentang Ru’yah adalah shahih yang diriwayatkan oleh Syadzaan, Abdush Shamad bin Kaisan dan Ibrahim bin Abi Suwaid, tidak ada yang mengingkarinya melainkan ia seorang mu’tazilah.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tentu saja fenomena ini adalah keanehan yang luar biasa. Bagaimana mungkin mereka begitu berani menshahihkan hadis tersebut bahkan mengecam orang yang mengingkarinya. Sikap berlebihan seperti ini benar-benar patut disayangkan. Apakah ulama-ulama lain dan orang-orang islam yang mengingkari hadis ini akan dengan mudahnya mereka katakan zindiq atau mu’tazilah?. <i>Apakah Imam Ahmad bin Hanbal itu zindiq atau mu’tazilah?</i>. Terkadang sehebat apapun ulama tetap tampaklah kenehannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Selain mereka, ternyata ada pula Ibnu Taimiyyah yang ikut-ikutan menshahihkan hadis Ibnu Abbas ini. Ia dengan jelas menyatakan shahih marfu’ hadis dengan lafal pemuda amrad dalam kitabnya <i>Bayaan Talbiis Al Jahmiyyah</i> 7/290.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><a href="http://bicarasalafy.files.wordpress.com/2009/11/bayan-talbiis-al-jahmiyyah2.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; text-decoration: none;"></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dan ini penggalan kitab tersebut juz 7 hal 290 dimana Ibnu Taimiyyah menshahihkan hadis Ru’yah dengan lafal pemuda amrad<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><a href="http://bicarasalafy.files.wordpress.com/2009/11/ibnu-taimiyyah-shahih-hadis-amrad.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; text-decoration: none;"></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sudah jelas pernyataan shahih terhadap hadis ini adalah kebathilan yang nyata. Bagaimana mungkin mereka tidak risih untuk mengatakan bahwa <i>Allah SWT menampakkan dalam bentuk pemuda amrad di dalam mimpi?</i>. Dan kalau kita perhatikan ulama yang disebut Ibnu Taimiyyah ini, dalam kitab-kitabnya seperti <i>Minhaj As Sunnah </i>ia tidak segan-segan mendustakan berbagai hadis shahih keutamaan Ahlul Bait hanya karena <i>hadis tersebut mungkar dalam pandangannya</i> tetapi anehnya ia tidak segan-segan untuk menshahihkan <i>hadis mungkar riwayat Ibnu Abbas di atas</i>. Sungguh berkali-kali keanehan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">B. Wahhaby /Salafy palsu menshahihkan hadis palsu (maudhu) : “Nabi Melihat Allah Dalam Bentuk Pemuda Berambut Lebat”</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hadis Ru’yatullah termasuk hadis kontroversial yang diributkan baik ulama-ulama terdahulu maupun yang datang kemudian. Hadis ini diperbincangkan karena matannya mengandung lafaz yang mungkar yaitu Nabi SAW melihat Allah dalam bentuk Pemuda. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Ummu Thufail. Dalam tulisan kali ini akan dibahas terlebih dahulu hadis Ummu ThufailTakhrij Hadis Ummu Thufail<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">عن أم الطفيل امرأة أبي بن كعب قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : ( رأيت ربي في المنام في صورة شاب موقر في خضر عليه نعلان من ذهب وعلى وجهه فراش من ذهب</span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dari Ummu Thufail Istri Ubay bin Ka’ab, ia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW berkata “Aku melihat Rabbku di dalam mimpi dalam bentuk pemuda berambut lembat dengan pakaian hijau memakai sandal dari emas dan berada di atas tempat tidur dari emas”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hadis riwayat Ath Thabrani dalam <i>Mu’jam Al Kabir</i> 25/143 no 346, <i>Asmaa’ Was Shifaat </i>Baihaqi hadis no 922, Al Khatib dalam <i>Tarikh Baghdad</i> 15/426, Daruquthni dalam <i>Ar Ru’yah</i> no 231 dan 232, Ibnu Asakir dalam <i>Tarikh Dimasyq</i> 62/161, Abu Ya’la dalam <i>Ibthaalut At Ta’wiilat</i> no 130, 131 dan 132, Ibnu Jauzi dalam <i>Al ‘Ilal Al Mutanahiyah</i> no 9 dan <i>Al Maudhu’at</i> 1/125. Semuanya dengan jalan <i>Ibnu Wahb dari Amru bin Al Harits dari Sa’id bin Abi Hilal dari Marwan bin Utsman dari Umaarah bin Amir bin Hazm Al Anshari dari Ummu Thufail</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hadis ini sanadnya dhaif jiddan dan dengan matan yang mungkar maka tidak diragukan kalau <i>hadis ini maudhu’ (palsu)</i>. Hadis ini mengandung illat<o:p></o:p></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Marwan bin Utsman, dia seorang yang dhaif sebagaimana disebutkan Abu Hatim dalam <i>Al Jarh Wat Ta’dil </i>8/272 no 1244. Dalam <i>Muntakhab Min Illal Al Khallal</i> no 183 dan <i>Ibthaalut Ta’wiilaat</i> Abu Ya’la no 137 disebutkan kalau <i>Ahmad bin Hanbal menyatakan Marwan bin Utsman majhul</i>. Ibnu Hajar dalam <i>At Taqrib</i> 2/171 menyatakan <i>ia dhaif</i> sedangkan dalam <i>Al Ishabah</i> 8/246 no 12116 biografi Ummu Thufail ia menyatakan <i>Marwan bin Utsman matruk. </i><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Umaarah bin Amir, dia adalah perawi yang majhul. Dalam <i>Muntakhab Min Illal Al Khallal </i>no 183 Ahmad bin Hanbal menyatakan <i>“ia tidak dikenal”.</i> Al Bukhari dalam <i>Tarikh As Shaghir</i> juz 1 no 1419 juga berkata <i>“Umaarah tidak dikenal”.</i> Adz Dzahabi dalam <i>Mughni Adh Dhu’afa</i> no 4404 juga berkata <i>“tidak dikenal”</i>.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Inqitha’ (sanadnya terputus) Umaarah dari Ummu Thufail. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Bukhari dalam <i>Tarikh As Shaghir</i> juz 1 no 1419 dan<i> Tarikh Al Kabir</i> juz 6 no 3111 <i>bahwa Umaarah tidak diketahui mendengar dari Ummu Thufail</i>. Ibnu Hibban memasukkan Umaarah dalam kitabnya <i>Ats Tsiqat </i>juz 5 no 4682 dan menyatakan bahwa <i>Ia tidak mendengar dari Ummu Thufail</i>. Penyebutannya dalam kitab <i>Ats Tsiqat</i> tidak bisa dijadikan hujjah sebagai penta’dilan karena <i>Umaarah telah dinyatakan majhul oleh Ahmad bin Hanbal dan Al Bukhari.</i><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Cacat lain adalah pada sebagian sanadnya <i>[Ibnu Jauzi, Ibnu Asakir dan Al Khatib]</i> juga diriwayatkan oleh Nuaim bin Hammad dari Ibnu Wahb, dia walaupun dita’dilkan oleh sebagian orang tetapi <i>ia juga dinyatakan dhaif oleh An Nasa’i</i> <i>[Ad Dhu’afa Wal Matrukin no 617]</i>, Abu Fath Al Azdi dan Ibnu Ady menuduhnya sebagai <i>pemalsu hadis [At Tahdzib juz 10 n0 833]</i>. Ibnu Hajar dalam <i>At Taqrib</i> menyebutnya shaduq yukhti’u tetapi dikoreksi dalam <i>Tahrir At Taqrib </i>no 7166 bahwa<i> ia seorang yang dhaif</i>. Kendati demikian Nuaim bin Hammad tidaklah menyendiri meriwayatkan hadis ini dari Ibnu Wahb. Bersamanya ada Ahmad bin Shalih Al Mishri<i> [Ath Thabrani]</i>, Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb, Ahmad bin Isa <i>[Baihaqi]</i>, dan Yahya bin Sulaiman <i>[Ath Thabrani]</i>. Oleh karena itu pendapat yang benar adalah hadis tersebut maudhu’ karena illat yang telah kami sebutkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hadis ini tidak diragukan lagi adalah hadis maudhu’ sebagaimana yang telah dikatakan oleh para ulama diantaranya Ibnu Jauzi dalam kitabnya <i>Al Maudhu’at</i> 1/125. Ahmad bin Hanbal mengatakan <i>hadis tersebut mungkar</i> dalam <i>Muntakhab Min Illal Al Khallal</i> no 183 dan<i> Ibthaalut Ta’wiilaat</i> Abu Ya’la no 137. Ibnu Hibban dalam <i>Ats Tsiqat</i> juz 5 no 4682 juga mengakui <i>kalau hadis tersebut mungkar</i>. Begitu pula yang dikatakan Bukhari dalam <i>Tarikh Al kabir</i> juz 5 no 4682. Bashar Awad Ma’ruf pentahqiq kitab <i>Tarikh Baghdad </i>15/426 juga menyatakan <i>hadis tersebut maudhu’. </i>Bahkan Syaikh Al Albani dalam <i>Silsilah Ahadits Adh Dhaifah</i> no 6371 menyatakan <i>hadis tersebut maudhu’</i>. Jadi hadis tersebut bukan sekedar dhaif tetapi memang maudhu’.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Syaikh Al Albani melakukan keanehan yang luar biasa dalam kitabnya <i>Zhilal Al Jannah Fi Takhrij As Sunnah Ibnu Abi Ashim</i> hadis no 471. Ibnu Abi Ashim meriwayatkan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">ثنا اسماعيل بن عبدالله ثنا نعيم بن حماد ويحيى بن سليمان قالا حدثنا عبدالله بن وهب عن عمرو بن الحارث عن سعيد بن أبي هلال حدثه أن مروان بن عثمان حدثه عن عمارة بن عامر عن أم الطفيل امرأة أبي بن كعب قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول رأيت ربي في المنام في أحسن صورة وذكر كلاما</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Abdullah yang berkata menceritakan kepada kami Nu’aim bin Hammad dan Yahya bin Sulaiman yang keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb dari Amru bin Al Harits dari Sa’id bin Abi Hilal yang menceritakan kepadanya, dari Marwan bin Utsman yang menceritakan kepadanya, dari Umaarah bin Amir dari Ummu Thufail istri Ubay bin Ka’ab yang berkata aku mendengar Rasulullah SAW berkata “Aku telah melihat Rabbku di dalam mimpi dalam sebaik-baik bentuk –kemudian menyebutkan perkataan-.<br />
</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Syaikh berkomentar bahwa <i>hadis ini shahih lighairihi, shahih dengan penguat hadis-hadis sebelumnya, sanadnya dhaif gelap. </i>Tentu saja bagi seorang peneliti pernyataan shahih lighairihi ini merupakan suatu keanehan. Pernyataan shahih lighairihi hanya berlaku bagi hadis yang sanadnya hasan lizatihi dan dikuatkan oleh hadis-hadis shahih lain. <i>Hadis Ummu Thufail sudah jelas sangat dhaif sehingga tidak mungkin bisa naik menjadi shahih lighairihi</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Selain itu <i>hadis Ru’yatullah riwayat Ummu Thufail adalah hadis yang berlafaz mungkar,</i> lafaz itulah yang tidak disebutkan oleh Ibnu Abi Ashim dimana ia meringkasnya dengan kalimat <i>–kemudian menyebutkan perkataan-.</i> Tentu tidaklah sulit bagi seorang Syaikh Al Albani untuk mengetahui lafaz hadis Ummu Thufail tersebut secara lengkap, oleh karena itu sudah seharusnya Syaikh tidak menyatakan shahih hadis Ummu Thufail karena pada dasarnya hadis Ummu Thufail itu berbeda dengan hadis-hadis lainnya. Jika dikatakan bahwa hadis itu shahih hanya sebatas perkataan <i>Aku telah melihat Rabbku di dalam mimpi dalam sebaik-baik bentuk</i>, maka sudah seharusnya Syaikh memberikan pernyataan secara eksplisit tentang hal itu dan mengatakan bahwa lafaz hadis Ummu Thufail itu sebenarnya mungkar dan yang shahih hanya bagian <i>Aku telah melihat Rabbku di dalam mimpi dalam sebaik-baik bentuk.</i> Bagi kami hal seperti ini jelas sekali sangat penting apalagi hadis yang dibicarakan ini bukan masalah yang sederhana yaitu <i>Nabi SAW melihat Rabb di dalam mimpi dalam bentuk pemuda berambut lebat.</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Anehnya seorang ulama seperti Abu Zur’ah Ad Dimasyq tidak segan-segan mengakui kebenaran hadis Ummu Thufail yang berlafaz mungkar. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Daruquthni dalam <i>Ar Ru’yah</i> no 231 dan Abu Ya’la dalam <i>Ibthaalut Ta’wilaat</i> no 140, Abu Ya’la mengatakan kalau Abu Zur’ah menshahihkan hadis Ummu Thufail di atas. Abu Zur’ah berkata<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">كل هؤلاء الرجال معروفون لهم أنساب قوية بالمدينة فأما مروان بن عثمان فهو مروان بن عثمان بن أبى سعيد بن المعلى الأنصارى وأما عمارة فهو ابن عامر بن عمرو بن حزم صاحب رسول الله وعمرو بن الحارث وسعيد ابن أبى هلال فلا يشك فيهما وحسبك بعبد الله بن وهب محدثا فى دينه وفضله</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Semua perawinya dikenal mempunyai nasab yang kuat di Madinah, Marwan bin Utsman dia adalah Marwan bin Utsman bin Abi Sa’id bin Al Ma’ally Al Anshari dan Umaarah dia adalah Ibnu Amir bin Amru bin Hazm sahabat Rasulullah. Amru bin Harits dan Sa’id bin Abi Hilal tidak diragukan keduanya dan cukuplah Abdullah bin Wahb muhaddis dalam agamanya dan keutamaannya.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kami katakan perkataan Abu Zur’ah sungguh merupakan kekacauan yang patut disayangkan muncul dari beliau. Marwan bin Utsman telah disebutkan kalau Ahmad bin Hanbal menyatakan ia majhul dan Abu Hatim menyatakannya dhaif. Abu Zur’ah sendiri tidak menjelaskan keadaannya oleh karena itu tetaplah ia dengan predikat dhaif dan menjadi tertuduh karena hadis ini. Selain itu keadaan Umaarah sendiri tidak dijelaskan oleh Abu Zar’ah dan ulama lain telah menyatakan bahwa ia tidak dikenal. Jadi hadis tersebut maudhu’ dan tidak ada artinya penshahihan dari Abu Zar’ah. Sungguh tidak dapat dimengerti bagaimana lafaz mungkar pada hadis tersebut bisa diakui kebenarannya oleh ulama sekaliber Abu Zur’ah. Jauh setelah Abu Zur’ah ternyata Ibnu Taimiyyah ulama salafy yang terkenal itu ikut-ikutan menshahihkan hadis Ibnu Abbas dengan lafaz mungkar yang mirip hadis Ummu Thufail di atas. Ulama yang aneh <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Wahhaby gunakan Hadis palsu israiliyat dalam aqidaH </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">foto “yahudi menggambarkan tuhan mereka” (pemahaman yg sama dgn fir aun, dan wahabi) :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">sesetengah orang menganggap bahawa perbuatan menjelaskan kesesatan dan kekafiran Wahhabi ini adalah suatu yang memecahbelah saf umat islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saudara islam sekalian, ketahuilah! Sekiranya anda memahami betapa bahaya lagi sesatnya ajaran Wahhabi ini maka anda akan lebih sensitif kerana kejahatan dan kesesatan Wahhabi ini amat bahaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kepada yang mengatakan :bagaimana kita menyesatkan orng yang mengucap dua kalimah syahadah?!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketahuilah! Walaupun seseorang itu mengucap dua kalimah syahadah tapi aqidahnya masih kafir lagi sesat dan dia tidak mengenal Tuhannya dengan mengatakan :<br />
“Allah itu berjisim” maka dia bukan islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Imam Abu Hasan Al-Asya’ry menyatakan dalam kitabnya berjudul An-Nawadir :<br />
“ Al-Mujassim Jahil Birobbihi Fahuwa Kafirun Birobbihi”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">kenyataan Imam Abu Hasan Al-Asy’ary tersebut bermaksud :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“ Mujassim ( yang mengatakan Allah itu berjisim) adalah jahil mengenai Tuhannya, maka dia dikira kafir dengan Tuhannya ”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ibn Al-Mu’allim Al-Qurasyi (wafat 725) dalam kitab Najmul Muhtadi menukilkan dari Al-Qodi Husain bahawa Imam Syafie menyatakan :<br />
“ Sesiapa beranggapan Allah duduk diatas arasy maka dia KAFIR ”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mari kita lihat pandangan ulama Hanafi. Syeikh Kamal Bin Al-Humam Al-Hanafi menyatakan dalam kitab mazhab Hanafi berjudul Fathul Qadir juzuk 1 mukasurat 403 pada Bab Al-Imamah :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“ Sesiapa yang mengatakan Allah itu jisim ataupun Allah itu jisim tapi tak serupa dengan jisim-jisim maka dia telah KAFIR ( ini kerana jisim bukanlah sifat Allah )”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Maka Wahhabi adalah Mujassimah yang beranggapan bahawa Allah itu jisim duduk diatas arasy.<br />
Tidak harus bagi kita senyap dari mempertahankan aqidah islam dan menjelaskan kesesatan ajaran sesat!.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kepada mereka yg merasa diri tu Wahhabi tapi tak iqtiqod dengan aqidah2 kufur maka tak usah menyebok mempertahankan aqidah sesat Wahhabi.<br />
Wassalam.<br />
DALAM KITAB WAHHABI :<br />
FATHUL MAJID SYARH KITAB AT-TAUHID<br />
KARANGAN ABDUR RAHMAN BIN HASAN AAL AS-SYEIKH<br />
DISOHIHKAN OLEH ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAZ<br />
CETAKAN PERTAMA TAHUN 1992 BERSAMAAN 1413<br />
MAKTABAH DARUL FAIHA DAN MAKTABAH DARUL SALAM.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Cetakan ini pada mukasurat 356 yg tertera kenyatan kufur yg didakwa oleh Wahhabi sebagai hadis ( pd hakikatnya bukan hadis Nabi ) adalah tertera dalam bahasa arabnya berbunyi:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“ IZA JALASA AR-ROBBU ‘ALAL KURSI ”. perkara kufur ini bererti : “ Apabila Telah Duduk Tuhan Di Atas Kursi ”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Wahhabi diatas mendalilkan kononnya dari sebuah hadis DHOIF bahkan PALSU yg dicekup dari mana2 aje asalkan sepadan dgn aqidah tasybihnya.<br />
Wahhabi mengunakan HADIS DHOIF pada perkara AQIDAH…apa ini wahai Wahhabi?! mana pegi dakwaan anda adalah AHLUL HADIS?! takkan ahlul hadis guna hadis dhoif lago palsu pada perkara USUL AQIDAH?!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ini pula adalah website kristian kafr yang menceritakan bahawa aqidah kristian kafir adalah Allah Duduk<br />
( sebjik macam aqidah Wahhabi ):<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">lihat pada :<br />
<span dir="RTL" lang="AR-SA">عاشرا: ذكر عنه ما ورد عن الله في العهد القديم</span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kristian kafir kata pada nom 7 :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“<span dir="RTL" lang="AR-SA">الله جالس على الكرسي العالي” (اش 6 :1-10</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">kata kufur yg bermaksudnya : Allah Duduk Di atas Kursi Yang Tinggi”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Awas! ini adalah aqidah kristian..jangan ikut!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ibn Al-Mu’allim Al-Qurasyi (wafat 725) dalam kitab Najmul Muhtadi menukilkan dari Al-Qodi Husain bahawa Imam Syafie menyatakan :“ Sesiapa beranggapan Allah duduk diatas arasy maka dia KAFIR ”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kepada mereka yg merasa diri tu Wahhabi tapi tak i’tiqad dengan aqidah-aqidah kufur maka tak usah menyebok mempertahankan aqidah sesat Wahhabi.<br />
Wassalam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">Albani, Muhaddis Tanpa Sanad Andalan Wahabi/salafi palsu<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><a href="http://www.forsansalaf.com/2009/albani-muhaddits-tanpa-sanad-andalan-wahabi/#respond"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap muhaddis paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadis terdahulu. Fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikata berhasil. Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “<i>disahihkan oleh Albani</i>, ”. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Al-Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebetulnya, kapasitas ilmu tukang reparasi jam ini sangat meragukan (kalau tak mau dibilang “ngawur”). Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Namun demikian dengan <i>over pede-</i>nya Albani merasa layak untuk mengkritisi dan mendhoifkan hadis-hadis dalam Bukhari Muslim yang kesahihannya telah disepakati dan diakui para ulama’ dari generasi ke generasi sejak ratusan tahun lalu. Aneh bukan?.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Siapakah Nashirudin al- Albani?</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dia lahir di kota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M dan meninggal dunia pada tanggal 21 Jumadal Akhirah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yordania. Pada masa hidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu dia berani mentashih dan mentadh’iftan hadits sesuai dengan kesimpulannya sendiri dan bertentangan dengan kaidah para ulama hadits yang menegaskan bahwa sesungguhnya mentashih dan mentadh’ifkan hadits adalah tugas para hafidz (ulama ahli hadits yg menghapal sekurang-kurangnya seratus ribu hadits).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Namun demikian kalangan salafi menganggap semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan Albani mereka pastikan lebih mendekati kebenaran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Penyelewengan Albani</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama’<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1) Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya sebagaimana dia sebutkan dalam kitabnya berjudul <i>Almukhtasar al Uluww</i> hal. 7, 156, 285.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2) Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya <i>“at-Tawassul” </i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW <i>(Qubbah al Khadlra’) </i>dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya <i>“Tahdzir as-Sajid”</i> hal. 68-69,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “<i>Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah”</i> hadits no: 83.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5) </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat “Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul <i>“Sifat shalat an-Nabi”. </i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya <i>“Fatawa al Albani”. </i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8 ) </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya <i>“Adaab az-Zafaaf “, </i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya <i>“Qiyam Ramadhan” </i>hal.22.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul <i>“al Ajwibah an-Nafiah”. </i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak kesesatannya, dan<i> Alhamdulillah</i> para Ulama dan para ahli hadits tidak tinggal diam. Mereka telah menjelaskan dan menjawab tuntas penyimpangan-penyimpangan Albani. Diantara mereka adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1.Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-’Adhzmi yang menulis <i>“Albani Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu”</i> (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4 jilid;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2.Dahhan Abu Salman yang menulis <i>“al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil Bai’ bit Taqshit</i>” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara angsuran);<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3.Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis <i>“Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala al-Albani al-Mubtadi`”;</i> <i>“Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”;</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4.Muhaddits Maghribi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis “<i>Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”;</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5.Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-’Alawi yang menulis <i>“Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”;</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6.Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah yang menulis <i>“Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima”</i> (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya);<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">7.Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama yang menulis <i>“Adab al-Ikhtilaf” dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf al-a-immat al-fuqaha”;</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8.Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh yang menulis <i>“Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim”</i> (Peringatan kepada Muslimin terkait serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan <i>“at-Ta’rif bil awham man farraqa as-Sunan ila shohih wad-dho`if”</i> (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if);<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">9.Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Ismail bin Muhammad al-Ansari yang menulis <i>“Ta`aqqubaat ‘ala silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani”</i> (Kritikan atas <i>buku al-Albani “Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih ‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih”</i> (Kesahihan tarawih 20 rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); <i>“Naqd ta’liqat al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi”</i> (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya pada Syarah at-Tahawi”;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">10.Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab yang menulis <i>“Anwar al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih”.</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saran kami. Hendaknya seluruh umat Islam tidak gegabah menyikapi hadis pada buku-buku yang banyak beredar saat ini, terutama jika di buku itu terdapat pendapat yang merujuk kepada Albani dan kroni-kroninya.<o:p></o:p></span></div>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-66466589102906802862010-04-30T02:34:00.000-07:002010-07-21T19:09:12.808-07:00Blogger Buzz: Blogger integrates with Amazon Associates<a href="http://buzz.blogger.com/2009/12/blogger-integrates-with-amazon.html">Blogger Buzz: Blogger integrates with Amazon Associates</a>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-47434875907356586912010-03-23T02:53:00.000-07:002010-03-23T02:59:12.536-07:00Wasiat Sheikh Abdullah Fahim<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA8RbubdC-he0DkBl_XY7gdZUyz5f3DqHWHtpchCv9B3s37UzI5MygM6Z3NeW4bXgO-i6wAU25JLdOCOG32FdQxLLgK5rl4yzWypQ4eGWj1AulhNXEAcnbmWJLBqqIgEHLoJ6wk_Dt9K4/s1600-h/wasiat+sheikh+abdullah+fahim.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 283px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA8RbubdC-he0DkBl_XY7gdZUyz5f3DqHWHtpchCv9B3s37UzI5MygM6Z3NeW4bXgO-i6wAU25JLdOCOG32FdQxLLgK5rl4yzWypQ4eGWj1AulhNXEAcnbmWJLBqqIgEHLoJ6wk_Dt9K4/s400/wasiat+sheikh+abdullah+fahim.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451766591869546434" border="0" /></a>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-2040256577939557532010-02-15T07:47:00.000-08:002010-02-15T08:13:02.232-08:00Bergerak dalam Basirah<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9hyphenhyphenJnuThhS16Xqvw5YkJTfgu6D3p1BWhu_K7IoBa9l6AzGLy6XnZvCVsHhJ1BRB62dclhNlmmM8nY6rcrRjKXnqc-GHBeuyw2cOGXxRUS4Tc9Ho2EmWWeJLwEV8-JWNNrv9B_VyIXyFU/s1600-h/Makam+Tuan+Tulis+2.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9hyphenhyphenJnuThhS16Xqvw5YkJTfgu6D3p1BWhu_K7IoBa9l6AzGLy6XnZvCVsHhJ1BRB62dclhNlmmM8nY6rcrRjKXnqc-GHBeuyw2cOGXxRUS4Tc9Ho2EmWWeJLwEV8-JWNNrv9B_VyIXyFU/s320/Makam+Tuan+Tulis+2.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438499710751245106" border="0" /></a>Perjalanan aku merentasi empat buah negeri meliputi negeri Kelantan, Pahang, Negeri Sembilan dan Singapura. Di kelantan, aku menziarahi Masjid Kampung Laut yang dahulunya di kunjungi ribuan para ulama yang datang dari pelbagai benua. Semasa aku solat dalam masjid ini, terasa sama alunannya seperti bersolat di masjid Demak di Jawa tengah, Indonesia. Perkara yang sama juga turut di rasai semasa aku bersolat di Masjid Lama Pulau Tawar di Pahang yang merupakan sebuah masjid yang menjadi tempat pengishtiharan mat siam sebagai Mat Kilau.<br /><br />Manakala, di Negeri Sembilan, aku menziarahi makam Tuan Tulis dan Juga Makam Sheikh Muhammad Said Al-Linggi. Seterusnya, di Singapura aku telah menziarahi makam Habib Nuh Singapura.<br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqoYFhww2AjtVgr4MU5Nrfw59oUCpPI3y_8gqmvdHUjhICRyqpk9t9S6trVn11mzxpEwkNBP3mqitBMUot_S9YN-mcOF6D15NJGJSQXGnoruBqw1uyNu8eyuxOK8rEshU9RC3FtU85qjA/s1600-h/makam+Mat+Kilau+Pahang.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqoYFhww2AjtVgr4MU5Nrfw59oUCpPI3y_8gqmvdHUjhICRyqpk9t9S6trVn11mzxpEwkNBP3mqitBMUot_S9YN-mcOF6D15NJGJSQXGnoruBqw1uyNu8eyuxOK8rEshU9RC3FtU85qjA/s320/makam+Mat+Kilau+Pahang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438499705764574018" border="0" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHfHD5ZPWw0kU0c2KUqX4_BrWlPlbYS4NMm8WMHeGwoLKOh-X2XFbaCzrAKqAwgbrZPf1ICBf4in8M3U6T0pg__U4AYFy39TRJwCX4eJYi-UDHkzCg-ZuNgfEE7ej5q1BLNFFgdzPEAls/s1600-h/Di+makam+Habib+Nuh+Singapura.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHfHD5ZPWw0kU0c2KUqX4_BrWlPlbYS4NMm8WMHeGwoLKOh-X2XFbaCzrAKqAwgbrZPf1ICBf4in8M3U6T0pg__U4AYFy39TRJwCX4eJYi-UDHkzCg-ZuNgfEE7ej5q1BLNFFgdzPEAls/s320/Di+makam+Habib+Nuh+Singapura.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438499697551575362" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVSRjTyQvORwTURS1DIyNTjkvtxL-jRLI5ZrQO-3TpfE05Bog44vvyuhzim41TxZF8FbnNIcPgYJ257ofiUb3Ejm6URvX9YgjL35zyLKNTqCrEY9QuuguAASIEFlVwBL9GQ0TOg_ecT80/s1600-h/Aku+di+Masjid+Kampung+Laut+binaan+yang+di+pindah+ke+Nilam+Puri+Kelantan.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVSRjTyQvORwTURS1DIyNTjkvtxL-jRLI5ZrQO-3TpfE05Bog44vvyuhzim41TxZF8FbnNIcPgYJ257ofiUb3Ejm6URvX9YgjL35zyLKNTqCrEY9QuuguAASIEFlVwBL9GQ0TOg_ecT80/s320/Aku+di+Masjid+Kampung+Laut+binaan+yang+di+pindah+ke+Nilam+Puri+Kelantan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438499689399397234" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiELOiARdYqHbKi6zDHqcxBxIvV0Ki9R_BAPIh8xfDOtXD6b3u6w01lHT5Sp_C8YTfGdzFkWE13AQwXBU1wy4DkbytfJr1jcbaqdqr9Rlf3caaWuAzyPV-i7MnA9EBndaufGPR025tymQk/s1600-h/Aku+di+perkarangan+Masjid+Lama+Pulau+Tawar+Pahang.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiELOiARdYqHbKi6zDHqcxBxIvV0Ki9R_BAPIh8xfDOtXD6b3u6w01lHT5Sp_C8YTfGdzFkWE13AQwXBU1wy4DkbytfJr1jcbaqdqr9Rlf3caaWuAzyPV-i7MnA9EBndaufGPR025tymQk/s320/Aku+di+perkarangan+Masjid+Lama+Pulau+Tawar+Pahang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438499686903491362" border="0" /></a>FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-20728228071684957252010-02-09T11:46:00.000-08:002010-02-09T12:06:32.136-08:00MALAIKAT MAUT: TETAMU YANG KERAP BERKUNJUNGBETAPA kerapnya malaikat maut melihat dan merenung wajah seseorang, iaitu dalam masa 24<br />jam sebanyak 70 kali, andainya manusia sedar hakikat tersebut, nescaya dia tidak akan lalai mengingati mati. Tetapi oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyedari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail.<br /><br />Justeru itu tidak hairan jika ramai manusia yang masih mampu bersenang riang dan bergelak ketawa,seolah-olah dia tiada masalah yang perlu difikir dan direnungkan dalam hidupnya. Walaupun dia sebenarnya adalah seorang yang miskin amal kebajikan serta tidak memiliki sebarang bekalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya banyak pula melakukan dosa.<br /><br />Sebuah hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:"Bahawa malaikat maut memerhati wajah setiap manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari.Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang,didapati orang itu ada yang sedang gelak ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya,tetapi dia masih berseronok-seronok bergelak ketawa."<br /><br />Manusia tidak akan sedar bahawa dirinya sentiasa diperhati oleh malaikat maut, kecuali orang-orang soleh yang sentiasa mengingati mati. Golongan ini tidak lalai dan sentiasa sedar terhadap kehadiran malaikat maut, kerana mereka sentiasa meneliti hadis-hadis Nabi s.a.w yang menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaib, terutama mengenai hal ehwal mati dan hubungannya dengan malaikat maut.<br /><br />Meskipun mata manusia hanya mampu melihat alam benda yang nyata, tidak mungkin dapat melihat kehadiran malaikat maut itu. Namun pandangan mata hati mampu melihat alam ghaib, iaitu memandang dengan keyakinan iman dan ilmu.<br /><br />Sebenarnya manusia itu sedar bahawa setiap makhluk yang hidup pasti akan mati, tetapi manusia menilai kematian dengan berbagai tanggapan. Ada yang menganggap kematian itu adalah suatu tabi'e biasa sebagai pendapat golongan atheis, dan tidak kurang pula orang yang mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebabnya yang zahir sahaja. Dia mengambil logik bahawa banyak kematian disebabkan oleh sesuatu tragedi, seperti diakibatkan oleh peperangan, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan juga kemalangan sama ada di udara, laut dan daratan termasuk kemalangan jalan raya.<br /><br />Selain itu mereka juga melihat kematian disebabkan oleh serangan penyakit yang merbahaya seperti penyakit barah, sakit jantung, AIDS, demam denggi, ta'un dan sebagainya. Disebabkan manusia melihat kematian hanya dari sudut sebab musabab yang lumrah, maka manusia sering mengaitkan kematian itu dengan kejadian-kejadian yang disebut di atas.<br />Jika berlaku kematian di kalangan mereka, lantas mereka bertanya, "sebab apa si pulan itu mati,sakitkah atau kemalangankah?".<br /><br />Tidak ramai manusia yang mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut sentiasa berligar di sekeliling manusia, mengenal pasti memerhatikan orang-orang yang tempoh hayatnya sudah tamat.<br /><br />Sesungguhnya malaikat maut menjalankan arahan Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit sahaja, ataupun roh orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika berlaku kemalangan, atau ketika diserang sakit tenat, maka Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.<br /><br />Namun ajal tidak mengenal orang yang sihat, ataupun orang-orang mewah yang sedang hidup rehat dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira orang itu<br />sedang ketawa riang, atau mengerang kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak tertangguh walau sesaat.<br /><br />Walau bagaimanapun ada ketikanya Allah SWT jadikan berbagai sebab bagi sesuatu kematian, yang demikian itu ada hikmah disebaliknya. Misalnya sakit tenat yang ditanggung berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan menjadi rahmat bagi orang beriman dan sabar, kerana Allah Taala memberi peluang dan menyedarkan manusia agar dia mengingat mati, untuk itu dia menggunakan masa atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, membetulkan dan bertaubat dari dosa dan kesilapan serta memperbaiki amalan, serta menambah bekalan untuk akhirat, jangan sampai menjadi seorang yang muflis di akhirat kelak.<br /><br />Begitu juga orang yang mati mengejut disebabkan kemalangan, ia akan menjadi pengajaran dan<br />memberi peringatan kepada orang yang masih hidup supaya mereka sentiasa waspada dan tidak lalai dari berusaha memperbaiki diri, menambah amal kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan. Kerana sekiranya ajal datang secara tiba-tiba pasti akan membawa sesalan yang tidak berguna.<br /><br />Di kalangan orang solihin menganggap bahawa sakit yang ditimpakan kepada dirinya adalah sebagai tanda bahawa Allah SWT masih menyayanginya. Kerana betapa malangnya bagi pandangan<br />orang-orang soleh itu jika Allah SWT mengambil roh dengan tiba-tiba, tanpa sebarang amaran terlebih dahulu. Seolah-olah Allah SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab itulah Allah SWT tidak beri amaran terlebih dahulu kepadanya. Keadaan orang itu ibarat orang yang tidak menyedari adanya bahaya di hadapannya, jika tiada amaran terlebih dahulu nescaya dia akan menjerumus ke lembah bahaya itu.<br /><br />Selain itu Allah Taala menjadikan sebab-sebab kematian itu bagi memenuhi janjiNya kepada<br />malaikat maut, sebagaimana diriwayatkan oleh Saidina Abbas r.a dalam sebuah hadis Nabi yang panjang. Antara lain menjelaskan bahawa Izrail merasa kesedihan apabila dibebankan dengan tugas mencabut roh makhluk-makhluk bernyawa kerana di antara makhluk bernyawa itu termasuk manusia yang terdiri dari kekasih-kekasih Allah, iaitu para rasul a.s.w., para nabi-nabi, para wali-wali dan orang-orang solihin.<br /><br />Selain itu malaikat maut mengadu kepada Tuhan betapa dirinya tidak disenangi oleh keturunan Adam, dia mungkin dicemuh kerana dia ditugaskan mencabut roh manusia, yang akan menyebabkan orang akan berdukacita, kerana kehilangan sanak keluarga dan orang-orang yang tersayang di kalangan mereka.<br /><br />Diriwayatkan bahawa Allah SWT berjanji akan<br />menjadikan berbagai sebab-sebab kepada kematian<br />yang akan dilalui oleh keturunan Adam. Sehingga<br />keturunan Adam itu akan memikirkan dan<br />mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang<br />dialami oleh mereka. Apabila berlaku kematian,<br />mereka akan berkata bahawa si anu itu mati kerana<br />menghidap sakit, ataupun kerana mendapat<br />kemalangan, mereka akan terlupa mengaitkan<br />malaikat maut dengan kematian yang berlaku itu.<br /><br />Ketika itu Izrail tidak perlu bersedih kerana manusia<br />tidak mengaitkan kematian tersebut dengan<br />kehadiran malaikat maut, yang sememangnya diutus<br />oleh Allah SWT pada saat malapetaka atau sakit<br />tenat seseorang itu bertepatan dengan ajal mereka<br />yang sememangnya telah tiba.<br /><br />Namun pada hakikatnya bahawa ajal itu adalah<br />ketetapan Allah, yang telah termaktub sejak azali<br />lagi. Semuanya telah nyata di dalam takdir Allah,<br />bahawa kematian pasti tiba pada saat yang<br />ditetapkan. Izrail hanyalah tentera-tentera Allah<br />yang menjalankan tugas seperti yang telah<br />diamanahkan kepadanya.<br /><br />Walau bagaimanapun adalah menjadi hak Allah Taala<br />untuk menentukan kematian seseorang itu sama ada<br />bersebab atau tidak, sebagaimana yang dinyatakan<br />pada awal tulisan ini, bahawa ada ketikanya<br />malaikat maut datang hendak mencabut roh<br />seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi malaikat<br />maut sedang dalam keadaan seronok bergelak<br />ketawa, hingga malaikat maut merasa hairan<br />terhadap manusia itu. Ini membuktikan bahawa<br />kematian itu tidak pernah mengenal, sama ada<br />seseorang yang sedang sakit ataupun ketika sihat<br />dan segar bugar.<br /><br />Firman Allah Taala:<br /><br /><br />Yang bermaksud:<br />"Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila<br />telah datang ajalnya mereka tidak dapat<br />mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak<br />dapat (pula) mencepatkannya."<br />(Surah Al-A'raf: ayat 34)FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-11451694002521747392010-01-01T08:52:00.001-08:002010-01-01T08:56:37.922-08:00ASAL USUL AGAMA DI DUNIASebenarnya pada mereka yang betul-betul mengkaji, semua fahaman yang wujud dan pernah wujud di dunia ini berasal daripada satu fahaman atau satu agama sahaja iaitu agama Tauhid, agama yang mengesakan kewujudan Tuhan yang Satu. Kerana inilah yang dibawa oleh semua para Nabi dan Rasul, daripada Nabi Adam ke Nabi Nuh, turun ke Nabi Ibrahim sampai ke Nabi-nabi Bani Israel seperti Nabi Musa, Sulaiman dan Isa sebelum berakhir dengan junjungan kita, Khatamul Anbiya Nabi Muhammad SAW. Semua agama di dunia ini tidak kira dari belah mana asalnya adalah agama Islam jua pada asalnya kerana fahaman yang betul-betul mengEsakan Allah Subhanahuwata’ala akan menyebabkan penganutnya menyerah kepada aturan Tuhan lalu mencapai kesejahteraan atau dalam bahasa Arabnya SALAM sedangkan ISLAM itu bermakna PENYERAHAN. <br /><br />Akan tetapi, apabila sampai kepada pengikutnya, berlakulah penyelewengan dalam konsep penyembahan yang akhirnya mensyirikkan Allah. Buktinya, agama yahudi mengatakan Nabi Uzair a.s itu anak Allah, agama Nasrani pula mengatakan Nabi Isa a.s anak Allah, pengikut ajaran Iskandar Zulqarnain pula mengambarkan Allah melalui sifatnya adalah dari cahaya iaitu api (ajaran majusi), agama Hindu melambangkan Allah itu jua dari api, ajaran Buddha menyembah Gautama Buddha dengan menyebut “NAMO AMITTABHA”. <br />Pernahkah kita terfikir dari mana asalnya semua agama? Adakah sengaja dicipta? Untuk pengetahuan para pembaca, sebenarnya begitulah agama yang wujud yang mana pada dasarnya dahulu bertauhidkan Allah ta’ala akan tetapi penghujung agama-agama ini terseleweng akidahnya kerana mensyirikkan Allah. Sebagai contoh agama Buddha, para pembaca mungkin pernah terdengar lafaz seperti ini “NAMO AMITTABHA” yang selalu dibaca oleh penganut agama Budhha. Untuk pengetahuan pembaca, lafaz adalah dari bahasa Sanskrit yang membawa maksud “NAMO = Puji, AMITT= Ahmad, ABHA= akhir” iaitu membawa maksud “selawat kepada Ahmad (Muhammad) rasul terakhir”. Manakala agama hindu pula, kalau para pembaca melihat disetiap kuil, pastinya akan terdapat gantungan daun, patung kuda, patung orang yang memakai serban sambil memegang pedang dan patung anjing. Sebenarnya agama ini pada asalnya mengisahkan tentang peristiwa JIBRIL dengan MUSA SAMIRI dan kisah anjing yang bernama KHITMIR. Selain itu, ajaran Zoroaster (MAJUSI) pula asalnya jua dari agama Tauhid yang diajar oleh Iskandar Zulqarnain bin Sulaiman a.s bin Daud a.s. Akan tetapi lama-kelamaan diseleweng juga dari didikan yang benar dan begitulah agama-agama lain seperti agama yahudi dan nasrani yang pada dasarnya dahulu adalah tauhid (ISLAM) tetapi diseleweng. Ini boleh dibuktikan, melalui ‘ikrar’ para hawariyun, ‘sahabat-sahabat’ Nabi Isa AS dalam Ayat 52 Surah Ali Imran yang bermaksud:<br /><br />Tatkala Isa mengetahui kekafiran di antara mereka itu, ia berkata: Siapa yang menolongku kepada Allah? Sahabat-sahabat Hawariyun berkata: Kami menolong Allah; kami beriman kepada Allah dan menjadi saksilah engkau bahawa kami orang Islam. "Bahagian akhir ayat itu berbunyi: Amanna billahi wa ashada bi anna muslimin". Bukankah terang disebutkan di dalam Al-Quran orang-orang ini mengaku di hadapan Nabi Isa dengan bersaksikan baginda bahawa mereka itu Muslim, orang Islam? Selain itu, ada juga disebut didalam Al-Quran tentang ajaran nabi Ibrahim yang disebut didalam Al-Quran: “Hanifan musliman wama ana minal muslimin” Bukankah Hanif jua adalah Islam? <br /><br />Walaupun terbukti ada di antara pengikut nabi Isa ini membuat ‘ikrar’ palsu kerana mengkhianati baginda untuk diserahkan kepada musuhnya tentera Rom sehingga orang Kristian percaya baginda akhirnya mati disalib (orang Islam sejati percaya baginda telah diangkat ke langit, yang disalib adalah pengkhianat baginda bernama YAHUZA @ YAHUDA). Apa yang paling penting, dalam ayat Al-Quran ini mereka telah menggunakan perkataan Muslimin sebagai pernyataan mereka telah ‘beriman’ kepada Tuhan. Maka itu, ternyata perkataan Islam itu sangat luas pengertiannya untuk mencakupi mereka yang menyerah kepada Allah SWT daripada zaman Nabi Adam AS sampailah sekarang, bukan setakat pengikut Nabi Muhammad SAW sahaja seperti yang selalu diwar-warkan. Cuma Syariat iaitu cara perlaksanaan sahaja yang berbeza daripada semasa ke semasa kerana ini boleh berubah mengikut keadaan masyarakat setempat juga zaman. Maka itulah sebabnya diutuskan 313 Rasul dan 124,000 Nabi untuk membawa manusia ke dalam agama Tauhid yang sebenar. Cuma kita telah diajar supaya wajib mengenali 25 Rasul. <br /><br />Apapun, cuma tiga sahaja syariat dicipta oleh Allah Ta’ala untuk diamalkan secara meluas, bukan setakat untuk umat tertentu sahaja dan selainnya adalah khusus untuk kaum-kaum tertentu sahaja. Pertama sekali Syariat Nabi Adam, kerana baginda adalah bapa segala manusia. Kedua, Syariat Nabi Ibrahim kerana daripada bagindalah bapa segala nabi, terbit semua Nabi-nabi selepas baginda, raja-raja serta pemimpin umat-umat kemudian, juga pecahan bangsa-bangsa besar Arab (daripada isterinya Siti Hajar), Bani Israil yang merangkumi bangsa-bangsa Barat ataupun Eropah (dari Siti Sarah) dan bangsa Jawi (dari isteri ketiga Siti Batturah/Qanturah/Kenturah (KEMEYAN) yang tidak semua orang tahu kewujudannya), yang ketiga dan terakhir, adalah Syariat yang memperbaharui dan membetulakan semua syariat pada agama-agama yang sebelumnya yang lain iaitu Syariat Nabi Muhammad SAW kerana baginda adalah Nabi dan Rasul akhir zaman. Syariatnya sesuai dan kesimpulan bagi semua agama yang wujud pada sebelum-sebelumnya. Syariat Nabi Muhammadlah adalah syariat untuk semua umat setiap ketika sampailah ke hari kiamat. Maka itu jika diteliti kitab-kitab Melayu lama, agama yang ada disebut wujud sebelum kemunculan Nabi Muhammad adalah Syariat Nabi Ibrahim iaitu agama Islam juga. Cuma untuk membezakan Syariat ini dengan Syariat Nabi Muhammad, wujud satu istilah untuk memanggil pengikut ajaran Nabi Ibrahim sebagai orang-orang Hanifiyah iaitu mereka yang ‘lurus’.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-40233070124775416712009-12-27T23:58:00.000-08:002009-12-28T00:01:15.109-08:00SIAPAKAH ORANG MELAYU ?HINGGA penghujung tahun 1880-an Masihi, belum dijumpai takrif tentang istilah Melayu dalam pelbagai aspek oleh putera dunia Melayu sendiri, kecuali hanya dibicarakan oleh Sheikh Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani dalam banyak tempat yang secara terpisah. <br /><br />Sebelum membicarakan pelbagai aspek peradaban dunia Melayu, penulis petik kembali kalimat Sheikh Ahmad al-Fathani yang beliau tulis dalam bahasa Arab dan pernah diterjemah dan dimuat dalam buku Hadiqatul Azhar war Rayahin: Asas Teori Takmilah Sastera Melayu Islam, jilid 1. Petikan itu ialah:<br /><br />"Iaitu kesatuan semua bangsa Melayu, al-Malayuwiyah itu dibangsakan kepada Milayu, dengan baris di bawah (kasrah) huruf Mim, atau baris di atas (fathah) dan baris depan (dhammah) huruf Ya'. Mereka adalah kelompok atawa segolongan besar manusia. Negeri-negeri mereka adalah sesubur-subur negeri dunia. <br /><br />"Negeri Melayu itu terletak di antara negeri India dan Cina. Adalah alam Melayu itu terdiri dari kebanyakan pulau yang terpencar-pencar atau terpisah-pisah. Pakar/ ahli ilmu geografi mengibaratkan bahawa alam Melayu itu adalah sebahagian daripada negeri-negeri India-Cina.<br /><br />"Orang-orang Hijaz/Arab dan selain mereka menamakan Melayu dan bangsa-bangsa di wilayah-wilayah itu dengan sebutan "Jawah", iaitu satu golongan manusia di satu pulau yang besar di sana. Orang Melayu bukanlah daripada orang Jawa. <br /><br />"Bahasa Melayu adalah satu bahasa yang paling ringan/mudah daripada bahasa-bahasa penduduk wilayah-wilayah itu. Sebab itulah kebanyakan orang Hijaz/Arab memakai menggunakan bahasa Melayu dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa tersebut, yang berlainan bahasa mereka dengan bahasa Melayu. <br /><br />"Bangsa Melayu itu adalah bersifat ikhlas, lemah lembut, lunak, berperibadi sopan. Mereka memiliki kehormatan yang sopan, menguasai pembaikan pertukangan, menerima pemodenan teknologi, mereka memperoleh pendidikan dan ilmu pengetahuan serta kecemerlangan kefahaman padanya. <br /><br />"Bangsa Melayu mempunyai kedaulatan-kedaulatan yang besar, maka kekuasaan-kekuasaan kafir telah menipu daya mereka." <br /><br />Tulisan Sheikh Ahmad al-Fathani asli yang diterjemahkan di atas adalah dalam bahasa Arab dan ditempatkan pada bahagian tepi karya beliau berjudul Tashil Nail al-Amani. Kitab ini masih diajar di beberapa tempat di dunia Melayu, mahupun di tempat-tempat lain di dunia Islam terutama di Mesir. <br /><br />Dengan kalimat yang pendek tetapi menyentuh pelbagai aspek tentang Melayu tersebut di atas, bererti Sheikh al-Fathani telah memperkenalkan peradaban dan ketamadunan Melayu di peringkat antarabangsa sejak tahun 1300 H/1882 M, iaitu tahun beliau selesai menulis kitab Tashil Nail al-Amani itu. <br /><br />Perlu penulis sertakan penafsiran kalimat Sheikh Ahmad al-Fathani tersebut, dimulai dari kalimatnya, "...al-Malayuwiyah itu dibangsakan kepada Milayu, dengan baris di bawah (kasrah) huruf Mim, atau baris di atas (fathah) dan baris depan (dhammah) huruf Ya", takrif yang diberikan bererti menurut dialek Arab dibunyikan dengan perkataan "mi" (Mi-layu) atau "ma" (Ma-layu) sedangkan dalam dialek Melayu sendiri ialah "me" (Me-layu). <br /><br />Tidak terdapat tulisan lanjut pendapat Sheikh Ahmad al-Fathani yang menyebut apakah perkataan Melayu itu dari bahasa Arab atau pun bahasa lainnya. Kemungkinan "mi" (Mi-layu) atau "ma" (Ma-layu) yang disebut oleh Sheikh Ahmad al-Fathani itu adalah berasal dari perkataan Arab. <br /><br />Dunia Melayu dari aspek geografi dan kesuburannya<br /><br />Sheikh Ahmad al-Fathani memastikan letak negeri Melayu dengan katanya, "Negeri Melayu itu terletak di antara negeri India dan Cina". Ini adalah gambaran bahawa letak dunia Melayu yang strategik kerana diapit oleh dua tanah besar dalam benua Asia, iaitu Cina dan India.<br /><br />Ia diperjelaskan lagi dengan kalimat, "Pakar / ahli ilmu geografi mengibaratkan bahawa adalah alam Melayu itu sebahagian dari negeri-negeri India-Cina. Orang-orang Hijaz/Arab dan selain mereka menamakan Melayu dan bangsa-bangsa di wilayah-wilayah itu dengan sebutan Jawah." <br /><br />Menurut Sheikh Ahmad al-Fathani, "iaitu satu golongan manusia di satu pulau yang besar di sana" atau di dunia Melayu. Dari perkataan "Jawah" kemudiannya menjadi Jawi. Walaupun antara orang Melayu dengan orang Jawa adalah serumpun Melayu, namun pada pandangan Sheikh Ahmad al-Fathani orang Melayu tidak sama dengan Jawa. <br /><br />Inilah yang dimaksudkan dengan kalimat, "Orang-orang Melayu bukanlah daripada orang Jawa." Sukar juga kita mencari sebab asal usul dunia Melayu dinamakan tanah Jawi oleh orang-orang Arab, terutama orang Arab Mekah. Kemungkinan juga berasal dari nama Pulau Jawa yang terletak dalam gugusan kepulauan Melayu. <br />Selanjutnya, kata Sheikh Ahmad al-Fathani, "Adalah alam Melayu itu terdiri dari kebanyakan pulau yang terpencar-pencar atau terpisah-pisah", dalam Hadiqat al-Azhar. Ia adalah petikan Jaridah Al-Ma'lumat terbitan Betawi.<br /><br />Sheikh Ahmad al-Fathani menyebut beberapa buah pulau, katanya: "Adalah Kepulauan Nusantara, iaitu sejumlah pulau-pulau yang terdiri dari: Sumatera, Bangka, Belitung, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Borneo / Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan banyak lagi". <br /><br />Kalimat selanjutnya, kata Sheikh Ahmad al-Fathani, "Negeri-negeri mereka adalah sesubur-subur negeri dunia ..." yang dimaksudkan di sini ialah bahawa keseluruhan dunia Melayu mempunyai hasil yang banyak, baik hasil tanah daratan, hasil laut mahu pun yang terkandung dalam perut buminya yang demikian luas. <br /><br />Dalam karyanya Thaiyib al-Ihsan fi Thib al-Insan, beliau berpendapat tentang kesuburan spesies tumbuh-tumbuhan untuk perubatan terdapat di bumi Melayu seperti yang beliau nyatakan pada kalimat, "Padahal kita jenis Melayu aula dengan demikian itu, dari kerana banyak segala ubat-ubat itu pada bumi kita. Hingga adalah kebanyakan ubat-ubat mereka itu diambilkan daripada bumi kita. Dan kita terlebih aula pada merintahkan diri kita daripada jenis yang lain daripada kita". <br /><br />Aspek bahasa dan ciri-ciri bangsa Melayu<br /><br />Setelah memperkenalkan bangsa Melayu, letak dan kesuburannya, Sheikh Ahmad al-Fathani melanjutkan bahasan tentang bahasa. Katanya, "Bahasa Melayu adalah satu bahasa yang paling ringan/mudah daripada bahasa-bahasa penduduk wilayah-wilayah itu." <br /><br />Pada konteks bahasa-bahasa serumpun Melayu dalam Hadiqat al-Azhar, Sheikh Ahmad al-Fathani menjelaskan, "Bahasa mereka bermacam-macam iaitu Melayu, Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Aceh, Bali, [dan bermacam-macam lagi]". <br />Walaupun di dunia Melayu terdapat berbagai-bagai bahasa, namun oleh sebab "Bahasa Melayu adalah satu bahasa yang paling ringan / mudah ...", maka bahasa Melayu adalah menjadi bahasa pengantar. <br /><br />Sheikh Ahmad al-Fathani menyambung kalimatnya, "Sebab itulah kebanyakan orang Hijaz/Arab memakai/menggunakan bahasa Melayu dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa tersebut, yang berlainan bahasa mereka dengan bahasa Melayu". <br /><br />Persyaratan sesuatu bangsa yang berperadaban atau bertamadun, tentang bangsa Melayu hingga tahun 1300 H/1882 M, Sheikh Ahmad al-Fathani berpendapat, "Sebahagian ciri-ciri khusus mereka itu ialah, bahawa seseorang tiada melihat di negeri mereka dan lainnya peminta-peminta secara paksa, walaupun keadaan mereka sendiri sangat miskin sekali pun". Pandangan ini selain ditulis pada nota Tashil Nail al-Amani lebih lengkap ditulis pada nota karyanya Faridat al-Faraid yang ditulis tahun 1313 H/1895 M. Catatannya, "Muru'ah, ertinya "kemukaan" atau "kemanusiaan", iaitu kemuliaan seseorang, dan kesempurnaannya, dan beberapa adab yang ada sekalian itu pada dirinya yang membawa oleh memeliharanya akan dia kepada baik segala perangainya dan elok segala adatnya. <br /><br />Dan terjemah hamba akan "muru'ah" dengan erti "kemukaan" itu, betul lagi nyata, kerana "kemukaan" pada bahasa Melayu itu kinayah daripada keadaan seseorang itu mempunyai nafsu yang dipuji. <br /><br />Yang membawa akan dia kepada mengerjakan pekerjaan yang baik Lagi tiada reda ia sertanya mengerjakan barang yang tiada patut dengan keadaan manusia. Maka iaitulah 'ain "muru'ah" yang pada bahasa Arab, dikatakan "Si Anu itu orang yang bermuka". Ertinya: "mempunyai maruah, yang ia malu mengerjakan barang yang tiada patut dan loba ia atas mengerjakan barang yang membawa kepada kepujian dirinya". <br /><br />Dengan dalil memulia mereka itu akan orang dagang yang datang kepada negeri mereka, istimewa ahlil Hijaz. Dan jika tiada dibalaskan mereka itu dengan syukur sekalipun. Dan tiada ada pada mereka itu banyak tipu daya.<br /><br />Dan tiada ada pada mereka itu menghilangkan air muka dengan meminta. Bersalahan setengah daripada jenis yang lainnya. Dan "kemukaan" ini lain daripada "wajahah" yang pada bahasa Arab. Kerana makna "wajahah" itu "al-hazhu wal ratbah". <br />Dan iaitu bukannya "kemukaan" yang pada bahasa Melayu. Maka tertolaklah dengan demikian itu i'tiradh setengah manusia akan tafsir hamba akan "muru'ah" dengan "kemukaan". Maka ia berkata ia [bahawa] "kemukaan" itu terjemah "wajahah" yang pada bahasa Arab. <br />Ada pun tafsir hamba akan "muru'ah" dengan "kemanusiaan", ertinya "keadaan seseorang itu manusia yang sempurna". <br /><br />Maka, iaitu terlebih nyata, karena syaan manusia yang sempurna itu bahawa bersifat ia dengan segala barang yang tersebut pada makna "muru'ah" itu. Wallahu a'lam." <br />Masih dalam konteks di atas, sambungan kalimat pada nota Tashil Nail al-Amani dilengkapi dengan kalimatnya bahawa orang Melayu "memiliki kehormatan yang sopan" <br /><br />Aspek perkembangan ilmu pengetahuan<br /><br />Pada sambungan kalimat di atas Sheikh Ahmad al-Fathani menggambarkan orang Melayu dapat menerima perubahan perkembangan zaman serta cerdas menerima ilmu pengetahuan. <br /><br />Inilah yang dimaksudkan dengan katanya bahawa orang Melayu "menguasai perbaikan pertukangan, menerima pemodenan teknologi, mereka memperoleh pendidikan dan ilmu pengetahuan serta kecemerlangan kefahaman padanya". <br />Mengenai perkataannya "menerima pemodenan teknologi" Sheikh Ahmad al-Fathani dalam beberapa tulisannya turut membicarakan perkara itu. (Lihat Al-Fatawal Fathaniyah Sheikh Ahmad Al-Fathani, jilid 3, Khazanah Fathaniyah, Kuala Lumpur, 1422 H/2002 M, halaman 31-32).<br /><br />Aspek kedaulatan pemerintahan<br /><br />Dalam konteks kedaulatan pemerintahan, Sheikh Ahmad al-Fathani mengakhiri kalimat pada nota Tashil Nail al-Amani, katanya, "Bangsa Melayu mempunyai kedaulatan-kedaulatan yang besar, maka kekuasaan-kekuasaan kafir telah menipu daya mereka. Semoga Allah memelihara negara-negara Islam daripada mereka (kafir). Amin". <br /><br />Sheikh Ahmad al-Fathani dalam Hadiqatul Azhar war Rayahin dan beberapa karangan yang lain menyebut mulai kedatangan Islam di dunia Melayu sehingga membentuk daulah yang dipegang oleh orang-orang Islam. Namun selanjutnya bangsa penjajah Portugis, Inggeris dan Belanda telah datang menjajah dunia Melayu. Khusus mengenai Patani juga beliau sentuh. <br /><br />Dalam Hadiqatul Azhar war Rayahin memberi contoh peperangan yang panjang antara Aceh dengan penjajah Belanda, sampai tahun 1316 H/1898 M, iaitu zaman Sheikh Ahmad al-Fathani, telah terjadi perang selama 29 tahun. Tahun yang disebutkan oleh Sheikh Ahmad al-Fathani itu ada hubungan dengan perjuangan terakhir Teuku Umar. <br />Pada 1 April 1898 M, Teuku Umar Johan Pahlawan Lampaseh, Teuku Tjoet Tungkob dan hulubalang-hulubalang mengucapkan sumpah setia kepada sultan untuk meneruskan perang sabilillah. <br /><br />Selanjutnya pada 23 Julai 1898 M, di Keude Meulu, Pidie, Teuku Umar Johan Pahlawan Lampaseh, dilantik pemimpin perang sabilillah dalam satu mesyuarat pemimpin adat dan ulama-ulama Islam. <br /><br />Sheikh Ahmad al-Fathani (1272 H/1856 M - 1325 H/1908 M) hidup sezaman dengan Teuku Umar (1854 M - 1899 M), beliau lebih muda sekitar dua tahun daripada Teuku Umar. <br /><br />Memerhatikan tulisan-tulisan Sheikh Ahmad al-Fathani mengenai Aceh dan pada zaman yang sama beliau mengadakan hubungan diplomatik dengan kerajaan Turki-Uthmaniyah minta bantuan melepaskan seluruh dunia Melayu dari semua penjajah bererti Sheikh Ahmad al-Fathani ada hubungan dengan semua perjuangan Islam di dunia Melayu termasuk Aceh. <br /><br />Mengenai yang penulis tulis di atas di antaranya dapat dirujuk dalam Hadiqatul Azhar war Rayahin: Asas Teori Takmilah Sastera Melayu Islam, jilid 1, halaman 142-147. <br /><br />Penutup<br /><br />Pengenalan peradaban dunia Melayu ini tidak lengkap tanpa membicarakan para pelopor yang terlibat dalam ketamadunan Melayu sehingga melahirkan ramai generasi penerus hari ini.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-38697995579918595072009-12-27T23:28:00.000-08:002009-12-27T23:34:01.918-08:00TAKKAN MALAYU HILANG DI DUNIASa-mersik kencana paluan rebana,<br />Adat bertandang hulu muara,<br />Di ufuk Timor Malayu namanya,<br />Sa-indah rupa Sa-cantek nama,<br />Bicara halus berlapik kata,<br />Asal berasal dari yang mulia,<br />Satu tuan tiga bersama,<br />Itulah tiga Malayu asalnya,<br />Enam saudara Malayu semuanya,<br /><br />Siapakah gerangannya Malayu....?<br /><br />Pemilik takhta,<br />Penguasa Samudera,<br />Empunya Nusantara,<br />Penakluk terkemuka,<br /><br />Siapa sangka...<br />Lantaran Malayu itu,<br />Bisa goncangkan Dunia,<br />Bisa goyahkan penjajah durjana,<br />Bisa lenyapkan ‘makhluk pemusnah’,<br /><br />Kerna....<br /><br />Malayu itu pada jiwanya,<br />Bukan hanya pada katanya,<br />“ Takkan Malayu Hilang Di Dunia”,<br />Bak bidalan orang lama,<br />Itulah dia Tuah namanya,<br /><br />“Takkan Malayu Hilang Di Dunia”<br />Bertuan..Berdaulat..Bermaruah,<br />Malayu tulen tidak mudah,<br />Tidah bergantung darjah dan nama,<br />Teguh Malayu pada satunya,<br /><br />Kerna....<br />Malayu yakin pada Pencipta..<br /><br />-JAWI-FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-64321042344620340012009-12-27T22:50:00.000-08:002009-12-27T22:57:04.474-08:00KONFLIKPasak yang satu beriringan jitu,<br />Berdarah kembali bersama sabda yang dulu,<br />Kias menyahut suara sang pencipta pada samudera membiru,<br />Tegak sirah bersama daulat tanpa membatu.....<br /><br />Satu letak dengan tempatnya,<br />Berarak bersama-sama awan tidak terhitung jumlahnya,<br />Begitulah potret jiwa-jiwa mereka, <br />Yang telah dibelinya ,<br />Saat bermula tiada penghujungnya,<br /><br />Rentasilah bidai-bidai yang pasti kan di dada,<br />Lantaran racun terpaku sendi dalam hati,<br />Kerna ia bisa menggoyah jiwa ,<br />Biar hati bersama mati,<br />Biar rosak bersama binasa,<br />Namun penghujung tiada henti,<br /><br />Bagai sirih pulang ke gagang,<br />Jatuh ke riba laksana bulan,<br />Meniti titi berputih tulang,<br />Sampai noktah berderai badan,<br />Yang pipih datang melayang,<br />Yang bergolek dengan bulatan,<br />Kan tetap tersusun laluan pulang,<br />Pada yang arif melihat jawaban,<br /><br />Begitulah sabda junjungan,<br />Kalam berkias dengan jawaban,<br />Akal yang waras tiada haluan,<br />Kerna pulut binasa santan,<br />Dari mulut binasa badan,<br />Satu tujuan satu jawaban,<br />Tepuk dada biasan iman,<br />Kerna sabda penimbang keputusan.<br /><br />-JAWI-FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-79697586028655178002009-12-27T22:40:00.000-08:002009-12-27T22:44:05.718-08:00SYUHADADalam cinta adanya cinta, <br />Dalam duka bersilih duka,<br />Cinta yang duka berganti duka,<br />Duka pecinta berkembang cinta,<br /><br />Syuhada….<br /><br />Kemana menghilangnya diri ,<br />Dalam kesamaran cinta tulus suci,<br />Perginya cintaku dalam menyingkap sutrah nurani,<br />Bagai pernah ku rasai sebelum ini, <br />Dalam diri yang seni,<br />Apakah hati ku ini telah kembali,<br />Mencari kasih-mu dalam hakikat abadi,<br /><br />Siapakah gerangan diri,<br />Dalam meniti kemaruk cinta yang azali,<br />Persis sebuah penitian musafir mimpi,<br />Yang tiada sedar dan yang sedar bersalin mimpi,<br />Menagih diri dalam diri yang tersembunyi,<br />Mengaku bertali,<br /><br />Tapi…<br />Tiada ikatan seikhlas hati,<br />Apakah benarnya cinta berbalas erti,<br /><br />Syuhada….<br /><br />Tiada bandingan pada dirimu, <br />Sehingga menjatuhkan hujan air mata ku, <br />Berlinangan air mata membasahi pipi kerna mendamba kasih-mu,<br />Sekerdipan mata jua sehela nafasku,<br />Bergantian pada setiapnya itulah dirimu,<br />Begitu hampir denganku,<br />Aku erti diri ku, <br />Yang tersembunyi itulah bukti kasihmu, <br />Tetap bersamaku.<br /><br />-JAWI-FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-48045980180182029812009-09-09T01:01:00.000-07:002009-09-09T01:03:45.816-07:00Tok Bendang Daya Hulubalang Fathani Darus SalamTOK Bendang Daya ada dua orang. Tok Bendang Daya yang pertama diriwayatkan dalam artikel ini. Yang seorang lagi adalah anak beliau Syeikh Abdul Qadir al-Fathani yang diriwayatkan dalam Bahagian Agama, Utusan Malaysia, 20 Disember 2004.<br /><br />Nama lengkap Tok Bendang Daya yang pertama ialah Syeikh Haji Wan Mushthafa bin Wan Muhammad bin Wan Zainal Abidin /Faqih Wan Musa bin Wan Muhammad Shalih bin Ali al-Masyhur al-Laqihi. Beliau lahir tahun 1160 H/1747 M, wafat tahun 1280 H/1863 M, di Kampung Bendang Daya, Patani.<br /><br />Ayah beliau, Syeikh Wan Muhammad al-Fathani dan beberapa penyebar Islam di Patani sebelum itu adalah ulama dan pembesar kerajaan Patani.<br /><br />Syeikh Haji Wan Mushthafa pernah menjadi hulubalang Sultan Fathani Darus Salam yang digelar Datuk Panglima Kaya yang juga digelar dengan nama singkat Hulubalang Wan Pa. Gelaran yang masyhur ialah Tok Bendang Daya.<br /><br />Diriwayatkan beliau juga diberi hak mutlak untuk melantik sultan dan raja-raja dalam Daulah Fathani Darus Salam sebelum kerajaan itu dijajah oleh bangsa Siam. Apabila tua beliau membina Pondok Sena yang dipagari dengan pohon sena yang berjajar-jajar. Maka disebutlah kampung kawasan pondok itu dengan nama Sena Janjar dan kampung bersebelahan dengannya dinamakan Bendang Daya.<br /><br />Kedua-dua kampung itu adalah dalam kawasan Kampung Sena yang besar dan luas yang dibuka atau diterokai oleh datuk nenek beliau. Tok Bendang Daya al-Fathani meninggal dunia semasa berusia kira-kira 120 tahun. Makam beliau terdapat di Kampung Bendang Daya juga dalam kawasan Kampung Sena.<br /><br />Beberapa perkara penting yang dapat kita pelajari daripada kisah tokoh besar ini, sekurang-kurangnya menyentuh tentang seorang ulama yang menjadi panglima dalam sistem Daulah Fathani Darus Salam. Penglibatan beberapa ulama dalam perang melawan pencerobohan Siam ke atas Patani dan Kedah, sistem pengajian pondok yang pertama paling ramai pelajarnya di dunia Melayu dan terakhir sekali cerita Lailatul Qadar. Semuanya tidak dapat dibicarakan dengan khusus, ada yang dapat dibicarakan di sini, ada pula terpaksa ditinggalkan atau dipotong kisahnya kerana sebab-sebab tertentu.<br /><br />Perang<br /><br />Dalam Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah tercatat sekelumit kisah tentang penglibatan Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani dalam satu perang besar ketika pencerobohan Siam ke atas Patani dan Kedah. Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, ulama ahli sufi penyusun kitab Siyar as-Salikin itu dinyatakan ghaib (hilang) atau pun syahid dalam perang itu (1244 H/1828 M). Daripada pelbagai sumber yang saya kumpulkan bahawa panglima perang Patani dalam perang itu ialah Hulubalang Wan Pa (Tok Bendang Daya). Sebuah manuskrip yang saya peroleh di Pontianak disebut pula yang ikut dalam perang itu ialah Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari dan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani.<br /><br />Oleh sebab laporan di antara orang yang ikut dalam perang itu ada yang hijrah ke Pontianak, maka dalam manuskrip itu tercatatlah bahawa ketiga-tiga ulama besar dunia Melayu itu syahid di bumi Patani.<br /><br />Mengenai kisah yang panjang belum perlu saya bahas, yang perlu saya sentuh ialah Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani yang disangka syahid adalah hijrah ke Pulau Duyung Kecil, Terengganu. Hijrah bukan bererti lari daripada jihad. Tetapi menyusun strategi untuk kemenangan rangka panjang. Kerana kemenangan rangka pendek belum dapat dipastikan.<br /><br />Tok Bendang Daya pula mengambil sikap tidak meninggalkan bumi Patani. Hidup atau mati yang bercorak bagaimana pun mestilah di bumi Patani juga. Walau bagaimanapun taktik dan strategi perjuangan perlu disusun secara kemas dan rapi. Sekiranya belum dapat kemenangan, selagi nafas dikandung badan, selagi bulan dan matahari terbit dan terbenam, selagi dunia belum kiamat, janji untuk diri sendiri dan titipan wasiat kepada umat Melayu Patani, perjuangan mempertahankan Islam dan negara adalah wajib diteruskan.<br /><br />Perjuangan kedua-dua ulama Patani itu akan diketahui sepanjang zaman, tidak akan hilang dari sejarah perkembangan tamadun bangsa Melayu dan Islam buat selama-lama. Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani berjuang dari segi penulisan pelbagai ilmu dalam Islam. Termasuk juga Tarikh Patani karya Syeikh Faqih Ali al-Fathani yang diselamatkannya melalui penyalinan. Tok Bendang Daya pula, supaya beliau tidak dapat dikesan oleh musuh-musuh, telah menyamar sebagai orang bodoh, tidak tahu sesuatu apa pun.<br /><br />Tok Bendang Daya faham di tempat mana beliau berada, oleh itu pada ketika yang lain beliau menjadi seorang sufi, seolah-olah seorang yang tidak perlu kepada kepentingan duniawi. Tetapi secara sangat rahsia Tok Bendang Daya memantap dan menghimpunkan kembali saki baki pejuang-pejuang Islam bangsa Melayu terutama orang-orang Kedah dan Patani yang setia kepadanya.<br /><br />Riwayat ini masih belum lengkap jika tidak memberi sedikit gambaran tentang kehebatan Tok Bendang Daya semasa perang. Oleh itu amanah dari periwayat perlu juga dipindahkan ke dalam bentuk tulisan tersebar ini. Diriwayatkan bahawa Tok Bendang Daya menyertai perang pencerobohan Siam terhadap Patani yang terjadi tahun 1235 H/1820 M hinggalah perang tahun 1244 H/1828 M.<br /><br />Sungguhpun umur beliau ketika itu sangat tua, namun tetap masih gagah, tangkas dan berwibawa. Selain mampu menyusun taktik pertahanan dan taktik penyerangan, Tok Bendang Daya juga ada ketahanan menghadang pelbagai jenis senjata termasuk peluru meriam yang ada pada zaman itu.<br /><br />Berkali-kali beliau kena tembak dengan meriam, tetapi ada satu keanehan bahawa apa jua jenis peluru menjadi jinak dan lunak kepadanya. Peluru yang sampai kepadanya hanya melekat pada bahagian pakaiannya tidak gugur ke tanah, tidak pula menembusi hingga kepada kulit, apatah lagi masuk hingga ke daging.<br /><br />Selepas pulang dari sesuatu peperangan, peluru-peluru yang melekat pada pakaian barulah dibuang dengan jalan mengibas-ngibaskan pakaian itu. (Sumber cerita dari Tuan Guru Haji Muhammad bin Yusuf, salah seorang buyut Tok Bendang Daya, juga didengar dari Tuan Guru Haji Haji Abdul Qadir bin Ismail as-Sanawi al-Fathani, cicit Tok Bendang Daya. Ibu beliau, cucu Tok Bendang Daya sempat saya jumpa di Mekah, 1979, ketika itu berumur lebih 100 tahun namun beberapa maklumat dapat saya sahihkan kepada beliau).<br /><br />Ada orang bertanya, ilmu dan amalan apa yang diamalkan oleh Tok Bendang Daya sehingga berkemampuan demikian?<br /><br />Agama Islam adalah sangat luas dalam pelbagai hal. Apabila kita akan menceburi diri di dalam sesuatu perkara perlulah belajar ilmu apa saja yang ada hubungan dengan perkara itu. Jika menghadapi peperangan seperti Tok Bendang Daya perlulah belajar pelbagai sektor ilmu tentang peperangan. Nabi Muhammad s.a.w ketika berperang juga menggunakan pelbagai cara termasuk dengan doa-doa tertentu.<br /><br />Saya tidak pasti doa khusus yang diamalkan oleh Tok Bendang Daya untuk ketahanan diri ketika dalam perang, namun walau bagaimana pun berdasarkan catatan anak beliau, Syeikh Abdul Qadir al-Fathani, bahawa Tok Bendang Daya mengamalkan surah al-Ikhlas, yang dibaca beribu-ribu kali serta dengan doanya.<br /><br />Lailatul Qadar<br /><br />Pada hari ini, 23 Ramadan 1427 H, yang mana kita ketahui, ramai orang yang berjaga malam, tertunggu-tunggu untuk mendapatkan pahala ibadat, lebih baik daripada 1,000 bulan, seperti yang disebut dalam al-Quran iaitu Lailatul Qadar. Ada beberapa orang ulama yang berasal dari dunia Melayu yang diriwayatkan berjaya bertemu malam yang penuh dengan keberkatan dan kerahmatan itu.<br /><br />Di antara ulama yang bertemu dengan Lailatul Qadar itu ialah Tok Bendang Daya dan anak beliau Syeikh Abdul Qadir (Tok Bendang Daya ke-II).<br /><br />Riwayat Tok Bendang Daya bertemu Lailatul Qadar di perigi Bendang Daya hampir semua rakyat Patani pernah mendengarnya. Ceritanya tersebar sejak dulu hingga sekarang ini. Walau bagaimana pun semuanya adalah cerita lisan, tidak terdapat satu pun dalam bentuk tulisan. Yang berupa catatan bertulis yang saya mulakan, tahun 1970. Saya dengar, saya tanya dan saya catat dari Tuan Guru Haji Abdul Qadir bin Ismail as-Sanawi al-Fathani, cicit Tok Bendang Daya. Yang saya ketahui bahawa Tuan Guru Haji Abdul Qadir as-Sanawi ketika catatan saya lakukan adalah merupakan satu-satunya cicit Tok Bendang Daya yang tertua, yang teralim dan yang paling mengetahui hampir semua aspek sejarah keluarga yang dibicarakan ini.<br /><br />Selama sebulan, dalam bulan Ramadan 1390 H/November 1970 saya bersama beliau telah men ziarah Makam Tok Bendang Daya. Tuan Guru Haji Abdul Qadir as-Sanawi bercerita sebagai berikut, “Pada suatu malam, dinihari, bulan Ramadan, sewaktu Tok Bendang Daya akan mengambil air wuduk untuk melakukan solat tahajud tiba-tiba perasaannya berubah, beliau tidak berada di alam nyata. Dalam perasaannya, dilihatnya semua pepohon rebah menghadap ke perigi Bendang Daya. Air perigi tiba-tiba membeku. Sedarlah beliau bahawa peristiwa tersebut kemungkinan yang dinamakan Lailatul Qadar.”<br /><br />Tok Bendang Daya kemudian berdoa mohon kepada Allah pada malam yang berkat itu agar empat anak lelakinya menjadi ulama dan setiap salah seorang daripada empat orang anaknya itu ada yang jadi ulama yang bersambung terus hingga ke hari kiamat. Keempat-empat anak beliau itu ialah Syeikh Haji Wan Muhammad Zainal Abidin al-Fathani. Disingkatkan namanya menjadi Syeikh Muhammad Zain al-Fathani atau dikenal dengan sebutan Tuan Guru Wan Din al-Fathani. Anak Tok Bendang Daya yang kedua bernama Syeikh Wan Abdul Qadir al-Fathani, beliau inilah yang digelar dengan Tok Bendang Daya yang kedua. Anak Tok Bendang Daya yang ketiga bernama Syeikh Wan Abdul Lathif al-Fathani yang menyebarkan Islam di Bangkok. Dan anak Tok Bendang Daya yang keempat ialah Syeikh Wan Daud al-Fathani yang lebih dikenal dengan sebutan Tok Cik Wan Daud al-Fathani, beliau mengajar di Mekah, di rumahnya dan di Masjidil Haram, Mekah.<br /><br />Kisah anak beliau, Syeikh Abdul Qadir al-Fathani (Tok Bendang Daya II), juga bertemu Lailatul Qadar di tempat yang sama, saya tinggalkan saja, namun perlu saya nyatakan bahawa apa yang dialami oleh kedua-duanya adalah berbeza. Saya belum mencatat secara terperinci berapa orang ulama dunia Melayu yang diriwayatkan pernah bertemu Lailatul Qadar, tetapi yang pasti bilangannya ramai. Antaranya ialah Syeikh Ahmad Khathib Sambas. Di dalam beberapa kitab diriwayatkan ramai ulama Islam yang terkenal seperti Imam Syafie, Abi Yazid al-Bistami dan lain-lain, juga pernah bertemu Lailatul Qadar dengan pengalaman yang berbeza-beza pula.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-310639668455376162009-09-09T00:53:00.000-07:002009-09-09T00:58:26.637-07:00Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani Wafat Sebagai SyuhadaLEMBARAN akhir kitab Siyarus Salikin dinyatakan diselesaikan di Taif pada tahun 1203 Hijrah. SHEIKH Abdus Shamad al-Falimbani adalah seorang ulama sufi yang agung di Nusantara, beliau sangat anti terhadap penjajah dan ia telah menunjukkan kesanggupan luar biasa untuk berjuang demi ketinggian Islam semata-mata.<br /><br />Prof. Dr. Hamka menyebut dalam salah satu karangannya, bahawa setelah belajar di Mekah, Sheikh Abdus Shamad Palembang tidak pernah kembali ke tanah airnya Palembang, lantaran bencinya terhadap penjajah Belanda.<br /><br />Sebagaimana disebutkan bahawa yang sebenarnya menurut khabar yang mutawatir, dan bukti-bukti bertulis bahawa Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani pulang buat kali pertamanya ke Nusantara bersama-sama sahahat-sahabatnya iaitu Sheikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari, Sheikh Abdul Wahab Sadenreng Daeng Bunga Bugis, Sheikh Daud bin Abdullah al-Fathani, dan Sheikh Abdur Rahman al-Masri.<br /><br />Diceritakan oleh Sheikh Abdur Rahman Shiddiq al-Banjari dalam Syajaratul Arsyadiyah, bahawa gurunya menasihati mereka jika ke Mesir untuk mendalami ilmu pengetahuan, hal itu akan mengecewakan kerana Sheikh Abdus Shamad dan Sheikh Muhammad Arsyad Banjar itu bukan layak menjadi mahasiswa, akan tetapi layak menjadi mahaguru.<br /><br />Di Mesir adalah sukar mencari ulama yang lebih tinggi pengetahuannya daripada ulama-ulama yang berasal Jawi itu. Tetapi gurunya tidak melarang maksud suci itu, namun gurunya itu menegaskan jika ke Mesir hanya ingin bertemasya melihat keindahan dan peninggalan-peninggalan kuno khas Mesir, hal itu adalah merupakan suatu ilmu pengetahuan perbandingan pula.<br /><br />Sheikh Abdus Shamad dan kawan-kawan dikatakan sempat ke Mesir tetapi bukan belajar di sana melainkan ingin mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan di Mesir ketika itu. Mereka bukan saja ke Kaherah tetapi termasuk beberapa kota kecil, bahkan sampai ke pedalaman dan di hulunya. Banyak madrasah dan sistem pendidikannya menjadi perhatian mereka bahawa mereka bercita-cita menerapkan kaedah Mesir yang agak berbeza dengan kaedah pendidikan di Pattani.<br /><br />Sekembali dari Mesir, mereka tidak tinggal lama di Mekah mahupun Madinah. Setelah diizinkan oleh Sheikh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman, maka mereka berangkat menuju ke Jeddah. Dari Jeddah mereka menumpang sebuah perahu layar, pulang ke tanah air. Berbulan-bulan di laut sampailah mereka di Pulau Pinang. Mereka kemudian menziarahi Kedah dan Perak, kemudian melalui jalan darat terus ke Singapura.<br /><br />Sheikh Daud bin Abdullah al-Fathani walaupun telah dekat dengan negerinya Pattani namun beliau tidak pulang tetapi disebabkan semangat setiakawannya, beliau mengikuti teman-temannya ke Singapura.<br /><br />Sheikh Daud bin Abdullah al-Fathani hanya sampai di Singapura saja, tetapi dalam riwayat lain ada yang mengatakan beliau menghantar sampai ke Betawi. Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani dan Sheikh Muhammad Arsyad meneruskan pelayaran ke Betawi (Jakarta).<br /><br />Setelah di Betawi, pada satu hari Jumaat, mereka sembahyang di Masjid Kampung Sawah Jambatan Lima, Betawi. Walaupun masjid itu telah lama didirikan, menurut Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani, dan Sheikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari bahawa adalah arah ke kiblat masjid itu tidak tepat sebagaimana semestinya.<br /><br />Orang yang hadir dalam masjid itu sangat hairan melihat mereka melakukan solat tahiyatul masjid jauh miring dari seperti apa yang dikerjakan oleh orang lain. Lalu ada yang bertanya dan dijawab oleh mereka bahawa arah kiblat menurut biasa itu adalah tidak tepat, dan yang betulnya seperti yang mereka lakukan dan. Maka, berlaku sedikit salah faham antara mereka dan hadirin tersebut.<br /><br />Dengan tangkas Sheikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari maju kemuka. Ia berdiri di depan sekali, diangkatkannya tangannya ke arah hadirin majlis Jumaat hari itu, sangat aneh dan ajaib sekali tiba-tiba saja yang hadir itu langsung dapat melihat Kaabatullah ke arah lurus tangan Sheikh Muhammad Arsyad itu. Suasana tenang kembali, tiada siapa berani membantah.<br /><br />Khalayak ramai maklum bahawa orang-orang yang melakukan solat tahiyatul masjid yang berbeza dengan mereka itu adalah para wali Allah yang ditugaskan Wali Quthub Sheikh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman yang terkenal itu. Kononnya, mulai hari Jumaat itu arah kiblat diubah atau diperbetulkan dengan dibuat garis merah sebagai tandanya.<br /><br />Peristiwa itu akhirnya diketahui penguasa Belanda, selaku kuasa penjajah pada zaman itu. Belanda menangkap Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani, Sheikh Muhammad Arsyad al-Banjari, dan Sheikh Abdul Wahab Bugis dan mereka dituduh sebagai pengacau keamanan. Mereka dibawa ke atas sebuah kapal yang sedang berlabuh di Betawi, di atas kapal itulah mereka disoal, dihujani dengan pelbagai pertanyaan yang sukar dijawab. Akan tetapi pihak Belanda sangat mengagumi pengetahuan mereka sehingga setelah tiga hari tiga malam, barulah mereka dibebaskan begitu saja.<br /><br />Setelah peristiwa itu barulah mereka kembali ke tempat kelahiran masing-masing. Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani pulang ke Palembang, Sheikh Muhammad Arsyad al-Banjari pulang ke Banjar, kemudian Sheikh Abdul Wahab Bugis juga ke Banjar mengikut Sheikh Muhammad Arsyad al-Banjari.<br /><br />Ramai meriwayatkan cerita yang menarik ketika Sheikh Abdus Shamad berada di negerinya Palembang. Oleh kerana rasa bencinya kepada Belanda, ditambah pula dengan peristiwa di atas kapal itu, beliau bertambah kecewa kerana melihat pihak Belanda yang kafir telah memegang pemerintahan di lingkungan Islam dan tiada kuasa sedikit pun bagi Sultan.<br /><br />Maka beliau rasa tidak betah untuk diam di Palembang walaupun beliau kelahiran negeri itu. Sheikh Abdus Shamad mengambil keputusan sendiri tanpa musyawarah dengan siapa pun, semata-mata memohon petunjuk Allah dengan melakukan solat istikharah. Keputusannya, beliau mesti meninggalkan Palembang, mesti kembali ke Mekah semula.<br /><br />Lantaran terlalu anti Belanda, beliau tidak mahu menaiki kapal Belanda sehingga terpaksa menebang kayu di hutan untuk membuat perahu bersama-sama orang-orang yang patuh sebagai muridnya. Walaupun sebenarnya beliau bukanlah seorang tukang yang pandai membuat perahu, namun beliau sanggup mereka bentuk perahu itu sendiri untuk membawanya ke Mekah. Tentunya ada beberapa orang muridnya mempunyai pengetahuan membuat perahu seperti itu.<br /><br />Ini membuktikan Sheikh Abdus Shamadal-Falimbani telah menunjukkan keteguhan pegangan, tawakal adalah merupakan catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan.<br /><br />Pulang ke nusantara buat kali kedua<br /><br />Setelah perahu siap dan kelengkapan pelayaran cukup, maka berangkatlah Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani dari Palembang menuju Mekah dengan beberapa orang muridnya. Selama di Mekah, beliau bergiat dalam pengajaran dan penulisan kitab-kitab dalam beberapa bidang pengetahuan keislaman, terutamanya tentang tasauf, fikah, usuluddin dan lain-lain.<br /><br />Untuk menunjukkan sikap antinya kepada penjajah, dikarangnya sebuah buku tentang jihad. Buku yang penting itu berjudul Nasihatul Muslimin wa Tazkiratul Mu’minin fi Fadhail Jihadi fi Sabilillah wa Karamatul Mujtahidin fi Sabilillah.<br /><br />Kegiatan-kegiatannya di bidang penulisan akan dibicarakan pada bahagian lain.<br /><br />Di sini terlebih dahulu diceritakan kepulangan beliau ke nusantara untuk kali kedua. Kepulangan Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani kali ini tidak ke Palembang tetapi ke Kedah. Saudara kandungnya Sheikh Wan Abdul Qadir bin Sheikh Abdul Jalil al-Mahdani ketika itu ialah Mufti Kerajaan Kedah. Seorang lagi saudaranya, Sheikh Wan Abdullah adalah pembesar Kedah dengan gelar Seri Maharaja Putera Dewa.<br /><br />Meskipun Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani lama menetap di Mekah, namun hubungan antara mereka tidak pernah terputus. Sekurang-kurangnya mereka berutus surat setahun sekal, iaitu melalui mereka yang pulang selepas melaksanakan ibadah haji.<br /><br />Selain hubungan beliau dengan adik-beradik di Kedah, Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani turut membina hubungan dengan kaum Muslimin di seluruh Asia Tenggara. Pada zaman itu hampir semua orang yang berhasrat mendalami ilmu tasauf terutama di sektor Tarekat Sammaniyah, Tarekat Anfasiyah dan Tarekat Khalwatiyah menerima ilmu daripada beliau.<br /><br />Beliau sentiasa mengikuti perkembangan di Tanah Jawi (dunia Melayu) dengan menanyakan kepada pendatang-pendatang dari Pattani, Semenanjung Tanah Melayu, dan negeri-negeri Nusantara yang di bawah penjajahan Belanda (pada zaman itu masih disebut Hindia Belanda).<br /><br />Ini terbukti dengan pengiriman dua pucuk surat kepada Sultan Hamengkubuwono I, Sultan Mataram dan kepada Susuhunan Prabu Jaka atau Pangeran Singasari Putera Amengkurat IV. Surat-surat tersebut jatuh ke tangan Belanda di Semarang (tahun 1772 M).<br /><br />Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani telah lama bercita-cita untuk ikut serta dalam salah satu peperangan/pemberontakan melawan penjajah. Namun setelah dipertimbangkan, beliau lebih tertarik membantu umat Islam di Pattani dan Kedah melawan keganasan Siam yang beragama Buddha.<br /><br />Sebelum perang itu terjadi, Sheikh Wan Abdul Qadir bin Sheikh Abdul Jalil al-Mahdani, Mufti Kedah mengirim sepucuk surat kepada Sheikh Abdus Shamad di Mekah. Surat itu membawa maksud agar diumumkan kepada kaum Muslimin yang berada di Mekah bahawa umat Islam Melayu Pattani dan Kedah sedang menghadapi jihad mempertahankan agama Islam dan watan (tanah air) mereka.<br /><br />Dalam peperangan itu, Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani memegang peranan penting dengan beberapa panglima Melayu lainnya. Ada catatan menarik mengatakan beliau bukan berfungsi sebagai panglima sebenarnya tetapi beliau bertindak sebagai seorang ulama sufi yang sentiasa berwirid, bertasbih, bertahmid, bertakbir dan berselawat setiap siang dan malam.<br /><br />Banyak orang menuduh bahawa orang sufi adalah orang-orang jumud yang tidak menghiraukan dunia. Tetapi jika kita kaji beberapa biografi ulama sufi, termasuk Sheikh Abdus Shamad yang diriwayat ini adalah orang-orang yang bertanggungjawab mempertahankan agama Islam dan tanah air dari hal-hal yang dapat merosakkan Islam itu.<br /><br />Golongan ini adalah orang yang berani mati dalam menegakkan jihad fi sabililah. Mereka tidak terikat dengan sanak keluarga, material duniawi, pangkat dan kedudukan dan sebagainya, mereka semata-mata mencintai Allah dan Rasul dari segala apa pun juga.<br /><br />Kepulangan Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani ke Kedah memang pada awalnya bertekad demi jihad, bukan kerana mengajar masyarakat mengenai hukum-hukum keislaman walaupun beliau pernah mengajar di Mekah. Dipendekkan kisah akhirnya Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani dan rombongan pun berangkat menuju ke Pattani yang bergelar ‘Cermin Mekah’.<br /><br />Sayangnya kedatangan beliau agak terlambat, pasukan Pattani telah hampir lemah dengan keganasan Siam.<br /><br />Sementara itu, Sheikh Daud bin Abdullah al-Fathani dan pengikut-pengikutnya telah mengundurkan diri ke Pulau Duyung, Terengganu untuk menyusun semula langkah perjuangan.<br /><br />Pattani telah patah dan kekuatan lenyap dengan itu Sheikh Abdus Shamad pun berkhalwat di salah sebuah masjid di Legor. Ada orang mengatakan beliau berkhalwat di Masjid Kerisik yang terkenal dengan ‘Pintu Gerbang Hang Tuah’ itu.<br /><br />Para pengikut tasauf percaya di sanalah beliau menghilang diri tetapi bagi kalangan bukan tasauf, perkara ini adalah mustahil dan mereka lebih percaya bahawa beliau telah mati dibunuh oleh musuh-musuh Islam.<br /><br />Mengenai tahun peperangan yang terjadi antara Kedah dengan Siam, dalam Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah menyebut bahawa kejadian tersebut berlaku pada 1244 H bersamaan dengan 1828 M. Sungguhpun demikian, seorang ahli sejarah Kedah, Hj. Wan Shamsuddin, berpendapat bahawa kemuncak peperangan terjadi ialah pada 1254 H/1838 M, iaitu 10 tahun kemudian dari yang disebut oleh Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah itu. Oleh itu, yang mana yang lebih tepat antara 1244 H/1828 M atau 1254 H/1838 M, perlu kepada penyelidikan lanjut.<br /><br />Kesimpulannya, kembalinya Sheikh Abdus Shamad al-Falimbani untuk kali yang kedua itu adalah juga merupakan tahun kepulangannya beliau ke rahmatullah sebagai seorang ‘syuhada’.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-81311838342484220062009-09-09T00:50:00.000-07:002009-09-09T00:52:12.910-07:00PANGLIMA AWANG: Orang Pertama Keliling DuniaPejuang Melayu buktikan bumi bulat selepas terbabit dalam pelayaran bersama Ferdinand de Magellan dari Barat ke Timur<br /><br />“MASYARAKAT kita terlalu mengagungkan Barat; kita memandang hebat pelayar asing seperti Vasco de Gama, Christopher Columbus dan Ferdinand de Magellan sehingga melupakan sejarah siapa Panglima Awang.”<br /><br />“Kita lupa Panglima Awang adalah manusia pertama mengelilingi dunia. Beliau adalah bangsa pertama membuktikan Bumi adalah bulat, bukannya Barat,” kata penulis yang juga pakar motivasi, Dr HM Tuah Iskandar mengenai peristiwa besar bangsa Melayu itu yang kini mulai hilang dari lembaran sejarah negara ini.<br /><br />Suasana hening di pejabatnya di Bandar Manjalara, Kuala Lumpur seolah-olah menggambarkan kesayuan yang terdetik di jiwanya tatkala mengenangkan sejarah Panglima Awang. Ada nada kesal dalam intonasi suaranya ketika menceritakan mengenai pahlawan Melayu itu.<br /><br />Walaupun Panglima Awang pernah menobatkan martabat bangsa di persada dunia, anak-anak kecil hari ini sudah tidak mengenali jasa mahupun siapa lelaki itu.<br /><br />Jasa Panglima Awang bukan kecil. Lelaki Melayu itu membuktikan tanggapan bahawa bumi leper adalah salah. Beliau sebaliknya membuktikan bumi itu bulat dan menghubungkan Timur dengan Barat.<br /><br />“Sejarah besar itu bermula ketika Portugis berjaya menakluk Melaka pada 1511,” sambung Dr Tuah seterusnya memulakan kisah seorang pahlawan Melayu digelar Panglima Awang atau Enrique dalam menyumbang sesuatu kepada peradaban dunia, sebuah sejarah yang jarang diketahui ramai termasuk bangsa Melayu sendiri.<br /><br />Tewas dalam usahanya menentang Portugis yang cuba menjajah tanah airnya iaitu Melaka, anak muda digelar Panglima Awang dan ratusan lelaki Melaka akhirnya ditawan dan disumbat ke dalam kapal besar milik bangsa Barat itu.<br /><br />Rakan-rakan lain ramai yang terkorban ketika membela tanah watan, betapa gagah dan meluapnya semangat mengusir penjajah, akhirnya Panglima Awang dan rakan-rakannya tewas dengan kelengkapan senjata senapang dan meriam Portugis.<br /><br />Dalam kesayuan mengenangkan hilangnya tanah air tercinta akibat dijajah, pemuda Melaka dirantai tangan dan kaki mereka serta dikurung di dalam kapal besar itu. Bagaimanapun Panglima Awang diasingkan kurungannya daripada pemuda Melaka lain.<br /><br />Kehebatan dan keperkasaannya menyebabkan Wizurai Portugis, Alfonso de Albuquerque menetapkan bahawa Panglima Awang adalah tawanan peribadinya sekali gus hamba kepada dirinya seorang.<br /><br />Selepas beberapa lama, sauh diangkat dan kapal itu mula belayar membelah lautan meninggalkan bumi Melaka menuju ke benua asing bersama tawanan dan hasil rampasan perang. Kapal itu singgah di Goa dan sebahagian tawanan dijual sebagai hamba di hentian itu. Seterusnya pelayaran diteruskan menuju Lisbon, ibu negara Portugal.<br /><br />Pelayaran jauh yang memakan masa lama akhirnya merapatkan hubungan antara kapten kapal, Ferdinand de Maggellan dengan Panglima Awang. Betapa lelaki Portugis itu amat tertarik dengan perwatakan pemuda Melaka itu sehingga Panglima Awang diberi keistimewaan dengan dilepaskan dari kurungan manakala rantai di kaki dan tangannya dibuka. Panglima Awang diarah menjadi kuli di atas kapal sepanjang pelayaran dengan syarat pemuda itu tidak memberontak.<br /><br />Ketika itu jugalah Ferdinand menukarkan nama Melayu Panglima Awang kepada ‘Enrique’, bagi mengelakkan wujudnya diskriminasi kaum dan agama antara masyarakat Portugis dan kelasi kapal lain dengan pemuda Melaka itu.<br /><br />Setiba di Lisbon, Ferdinand memastikan Panglima Awang terus bersamanya. Persahabatan yang semakin erat menyebabkan kapten itu mengutuskan surat kepada Alfonso memohon lelaki Melayu itu ‘dijual’ kepadanya.<br /><br />Keizinan diperoleh dan bermulalah hidup Panglima Awang di tanah asing yang jauh berbeza budaya dan bentuk muka bumi berbanding Melaka. Panglima Awang ditugaskan mengusahakan ladang epal di belakang rumah lelaki Portugis itu.<br /><br />Peribadi mulia dan kegigihan ditunjukkan Panglima Awang semakin membuahkan kepercayaan dan rasa hormat di hati Ferdinand malah turut menarik hati adik lelaki asing itu iaitu Miriam. Hari yang terus berlalu mengeratkan hubungan hati antara dua bangsa itu malah Ferdinand turut merestui hubungan cinta berkenaan.<br /><br />Sejarah mengelilingi dunia bermula apabila Ferdinand melarikan diri ke Sepanyol bersama Panglima Awang angkara fitnah pihak tertentu yang memusuhinya. Kehebatan, kemahiran dan pengalaman luas selaku pelayar menyebabkan Raja Portugal menghargai Ferdinand tetapi ia turut membenihkan hasad dengki di kalangan musuh yang akhirnya memfitnah kapten kapal itu.<br /><br />Bagaimanapun, pelarian Ferdinand dan Panglima Awang ke Sepanyol diterima baik ketua negara itu, Raja Charles I, lantaran reputasi Ferdinand selaku pelayar hebat Portugal sememangnya dikenali dan dikagumi orang Sepanyol.<br /><br />Di Sepanyol, kemahiran dan pengalaman luas Ferdinand selaku pelayar dimanfaatkan apabila Raja Charles I mengarahkan lelaki Portugis itu belayar mencari tanah dan harta kepada Kerajaan Sepanyol.<br /><br />Beberapa tahun diperuntukkan untuk membuat persediaan sehingga beberapa kapal berjaya dibina untuk ekspedisi itu dengan kapal terbesar dinamakan ‘Victoria’.<br /><br />Cadangan pelayaran Sepanyol itu akhirnya sampai ke pengetahuan pemimpin tertinggi Kristian seluruh dunia ketika itu iaitu Pope di Rom. Pope mensyaratkan jika Sepanyol ingin belayar, mereka tidak boleh lagi menghala ke Timur kerana ia sudah diperuntukkan kepada Portugis. Sebaliknya Sepanyol perlu belayar ke Barat.<br /><br />Tindakan itu menimbulkan kekhuatiran di kalangan ramai kelasi kerana pelayaran ke Barat masih belum banyak diterokai. Akibatnya, tanpa kelasi, Ferdinand terpaksa mengambil banduan sebagai anak kapal dengan tawaran kebebasan dan kemewahan jika mereka mengikuti pelayaran itu. Selain Panglima Awang, seorang lagi orang kanan Ferdinand adalah Sebastian del Cano dan pencatat pelayaran, Pigafetta.<br /><br />Pada 1519, kapal besar itu berangkat meninggalkan pelabuhan Seville menuju ke horizon Barat. Pelayaran itu amat sukar berikutan anak kapal tidak berpengalaman malah ada jatuh sakit dan mati. Ramai memberontak dan meminta berpatah balik.<br /><br />Bagaimanapun penentangan dan konflik yang tidak kunjung padam sepanjang pelayaran sedikit terlerai apabila pelayaran menemui daratan di Barat, kapal itu sudah menjejaki benua baru di Amerika Selatan, setahun kemudian. Pelayaran itu turut menemui Selat Magallaes yang dinamakan sempena nama Ferdinand.<br /><br />Tidak puas dengan penemuan dunia baru itu, Ferdinand ingin meneruskan pelayaran ke Barat sehingga konflik kembali tercetus di kalangan kelasi. Tanggapan bahawa bumi adalah leper menyebabkan mereka khuatir pelayaran terus ke Barat menyebabkan mereka terjatuh ke bawah dunia.<br /><br />Walaupun menerima tentangan, Ferdinand meneruskan perjalanan dengan sokongan Panglima Awang. Pelayaran yang memasuki Lautan Pasifik kali itu semakin mencetuskan pelbagai masalah. Beberapa kapal hilang malah krisis bekalan makanan yang meruncing menyebabkan kelasi terpaksa memburu tikus dan lipas sebagai makanan.<br /><br />Penderitaan di kelilingi lautan akhirnya berakhir apabila pada pertengahan 1521, tilikan Panglima Awang menerusi teropong terlihat sesuatu seperti pohon kelapa dari kejauhan. Berita itu disampaikan dan disambut gembira anak kapal bahawa penderitaan mereka berakhir. Mereka tiba di Pulau Mazzava, Cebu, Filipina.<br /><br />Berlabuh di situ, Panglima Awang merasakan telahannya yang pelayaran berterusan mereka ke Barat sudah menemui dunia Timur adalah benar apabila mendapati pertuturan penduduk pulau itu menyamai Bahasa Melayu. Jauh di sudut hati, dirasakan negeri tanah tumpah darahnya iaitu Melaka semakin hampir.<br /><br />Kepastian Panglima Awang dan Ferdinand mengenai bumi adalah bulat dan pelayaran mereka ke Barat sudah tembus ke Timur disampaikan kepada anak buah dan disambut gembira. Bagaimanapun satu kesilapan dilakukan.<br /><br />Kegembiraan kelasi menyebabkan mereka melepaskan bedilan meriam kononnya sebagai keraian tetapi tindakan itu menyebabkan pemerintah Cebu, Raja Hamabun menyangka kehadiran kapal asing itu adalah untuk berperang dan mereka memulakan serangan.<br /><br />Dalam pertempuran itu, Ferdinand dan ramai anak kapal terbunuh malah kapal Sepanyol itu dihancurkan sehingga tinggal sebuah kapal saja iaitu Victoria yang sempat meloloskan diri. Berikutan Panglima Awang berbangsa asing, Sabastian dipilih selaku kapten tetapi dia tidak memiliki semangat dan pengalaman luas menyebabkan tugas mengemudi pelayaran dilakukan mengikut arahan Panglima Awang.<br /><br />Pandangan Panglima Awang bahawa mereka sudah hampir dengan Melaka ternyata benar apabila melintasi tanah Semenanjung. Tetapi disebabkan khuatir diserang Portugis yang menguasai Melaka lantaran Sepanyol adalah seteru Portugal, kapal itu tidak singgah di tanah kelahiran Panglima Awang.<br /><br />Tambahan pula mereka sudah ‘melanggar’ perintah Pope dengan memasuki kawasan pelayaran orang Portugis menyebabkan mereka menukarkan bendera Sepanyol kepada bendera Portugis sebagai penyamaran dan meneruskan perjalanan pulang ke Sepanyol.<br /><br />Pelayaran diteruskan dan berakhir apabila mereka tiba kembali di Sepanyol. Di hadapan Raja Charles I, mereka menghadap mempersembahkan cerita besar pelayaran mereka ke Barat sehingga pulang dari arah Timur.<br /><br />Bagaimanapun raja itu kecewa kerana bukan bukti besar itu yang dimahukannya, raja itu kepingin harta dan tanah jajahan baru menerusi pelayaran itu.<br /><br />Memandangkan Panglima Awang berbangsa asing, pengiktirafan sejarah itu diberikan kepada Ferdinand walaupun Panglima Awang adalah orang yang bertanggungjawab menyelesaikan ekspedisi mengelilingi bumi buat julung kalinya selepas Ferdinand gagal dan mati di Cebu.<br /><br />Pengiktirafan itu turut menenggelamkan nama ‘Melayu’ selaku bangsa pertama yang mengelilingi bumi seterusnya jasa Panglima Awang turut tidak diketahui ramai termasuk bangsa Melayu.<br /><br />“Mengikut catatan novel sejarah Harun Aminurrashid, Panglima Awang akhirnya kembali semula ke Melaka selepas bertahun berada di tanah asing,” kata Dr Tuah menamatkan kisah perjalanan wira Melayu yang tidak didendang itu.<br /><br />FAKTA Panglima Awang<br /><br />Asal usul Panglima Awang sebelum ditawan Portugis masih kekal misteri malah nama sebenarnya dalam Melayu masih tidak diketahui.<br /><br />‘Panglima Awang’ hanyalah gelaran diberikan Harun Aminurrasid dalam catatannya mengenai sejarah lelaki itu. Selain ‘Panglima Awang’, tokoh pahlawan Melayu itu turut dikenali sebagai ‘Enrique’, ‘Henry The Black’, ‘Henrich’, ‘Ariberto’, ‘Espinosa’ dan pelbagai lagi mengikut sebutan sesuatu bangsa.<br /><br />Walaupun nama Panglima Awang tidak tercatat dalam manuskrip sejarah Melayu, namanya tercatat dalam catatan sejarah pelbagai bangsa asing. Antaranya catatan Itali menyebutnya sebagai ‘seorang lelaki dari Melaka’ selain catatan Figafetta mengenai pelayaran itu sekali gus membuktikan kewujudan tokoh itu.<br /><br />Bagaimanapun ada juga ahli Barat yang cuba menutup sejarah kejayaan bangsa Melayu dengan menafikan kewujudan Panglima Awang.<br /><br />PROFIL<br /><br />Nama sebenar: Tidak diketahui<br />Gelaran: Panglima Awang, Enrique, Henry The Black, Henrich, Ariberto, Espinosa.<br />Asal: Melaka (lahir sekitar zaman kejatuhan Melaka)<br />Bangsa: Melayu<br />Sumbangan: Manusia pertama mengelilingi dunia dan membuktikan Bumi adalah bulat.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3461052344912953900.post-27484607618755587922009-09-09T00:45:00.000-07:002009-09-09T00:49:49.852-07:00Raja Haji Pahlawan Teragung NusantaraRaja Haji Pahlawan Teragung Nusantara<br /><br />MASYARAKAT Melayu masih ramai belum mengetahui bahawa di Melaka ada beberapa orang tokoh dunia Melayu yang terkorban sebagai syuhada kerana membela kemuliaan Islam dan bangsa Melayu.<br /><br />Mereka sanggup berkorban apa saja, termasuk harta dan nyawa, demi berjuang mengusir penjajah Portugis mahupun Belanda. Di antara sekian ramai yang gugur sebagai syuhada termasuklah seorang ‘ulama’ sufi dunia Melayu yang paling terkenal. Beliau bermakam di Melaka. Ulama yang dimaksudkan ialah Syeikh Syamsuddin as-Sumatra-i yang terkorban sebagai syuhada kerana berperang dengan Portugis.<br /><br />Sejarah yang penting tentang tokoh besar yang syahid fisabilillah di Melaka juga ialah Raja Haji bin Upu Daeng Celak yang terkorban kerana melawan penjajah Belanda. Saya berpendapat bahawa Raja Haji ialah pahlawan dunia Melayu yang terbesar atau teragung dan terhebat semacam Hang Tuah memandangkan daerah operasinya di daratan dan maritim yang amat luas. Raja Haji inilah yang menjadi topik perbicaraan dalam artikel ini.<br /><br />Daripada sebelah ayahnya, Raja Haji berasal daripada keturunan raja-raja di tanah Bugis, negeri Luwuk. Di sebelah ibunya pula berasal daripada keturunan raja-raja Melayu. Raja Haji lahir di Kota Lama, di Hulu Sungai Riau, pada tahun 1139 H/1727 M dan wafat pada hari Rabu di Teluk Ketapang, Melaka, 19 Rejab 1198 H/8 Jun 1784 M.<br /><br />Hubungan dengan ulama<br /><br />Raja Haji walaupun bukan seorang ulama, namun dibicarakan juga dalam ruangan ini, disebabkan beberapa faktor. Pertama adalah kerana beliau sempat bergaul dengan beberapa orang ulama. Dipercayai beliau sempat berjumpa dengan Saiyid Husein al-Qadri di Mempawah, iaitu guru ayah saudaranya Upu Daeng Menambon. Putera Upu Daeng Menambon bernama Gusti Jamiril ini mendapat pendidikan Islam yang padu. Gusti Jamiril adalah saudara sepupu Raja Haji, kedua-duanya sempat bergaul. Dengan demikian tata cara pergaulan Islam, sekali gus amalan keilmuan saudara sepupunya itu, berpengaruh terhadap Raja Haji.<br /><br />Dalam masa yang sama Raja Haji dan Gusti Jamiril sempat belajar kepada Syeikh Ali bin Faqih yang berasal dari Patani. Beliau ini ialah Mufti Mempawah yang kedua, menggantikan Saiyid Husein al-Qadri. Makam beliau disebut ‘Keramat Pokok Sena’ terletak di Perkuburan Kampung Pedalaman Mempawah. Hubungan Raja Haji dengan Saiyid Abdur Rahman bin Saiyid Husein al-Qadri, Sultan Pontianak yang pertama juga sangat dekat. Saiyid Abdur Rahman al-Qadri ialah suami Utin Cenderamidi bin Upu Daeng Menambon. Faktor kedua, daripada keturunan Raja Haji ramai yang menjadi ulama di antaranya Raja Ali Haji (cucu beliau) yang sangat terkenal itu. Keturunan beliau yang turut menjadi ulama ialah Raja Haji Umar bin Raja Hasan bin Raja Ali Haji dan lain-lain.<br /><br />Gelaran yang disandang<br /><br />Raja Haji menyandang pelbagai gelaran yang diberikan antaranya ialah Engku Kelana (1747M - 1777M), Pangeran Sutawijaya, Yang Dipertuan Muda Riau-Johor IV (1777M - 1784M), Raja Api, Marhum Teluk Ketapang, Marhum Asy-Syahid fisabilillah. Yang terakhir, secara rasmi atas nama sebuah pemerintahan, Raja Haji dianugerahi gelaran Pahlawan Nasional Indonesia memperoleh Bintang Mahaputera Adipradana oleh Presiden Republik Indonesia di Jakarta pada 11 Ogos 1997.<br /><br />Tahun 1756M - 1758M Raja Haji bersama sepupunya Daeng Kemboja memimpin Perang Linggi melawan Belanda. Perang Linggi melibatkan pasukan-pasukan Melayu yang berasal dari Linggi, Rembau, Klang, Selangor dan Siak.<br /><br />Sewaktu Syarif ‘Abdur Rahman al-Qadri memerangi Sanggau, Raja Haji ialah sebagai Pahlawan Perang. Perang berlaku pada 26 Muharam 1192H/24 Februari 1778 M sehingga 11 Safar 1192H/11 Mac 1778 M. Raja Haji pula melantik Syarif Abdur Rahman al-Qadri sebagai sultan yang pertama Kerajaan Pontianak sekali gus Raja Haji menyusun kerangka pentadbiran kerajaan itu.<br /><br />Raja Haji merupakan satu-satunya pahlawan Nusantara yang pernah menjejak kakinya hampir ke seluruh negeri-negeri Melayu. Di antaranya Terengganu, Pahang, Johor, Selangor, Kedah, Langkat, Inderagiri, Jambi, Muntok/Bangka, Pontianak, Mempawah dan lain-lain. Jika kita bandingkan dengan semua pahlawan di Nusantara, seumpama Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan lain-lain, mereka hanya beroperasi di daratan saja dan tidak mengalami perang maritim. Jika kita bandingkan dengan Sultan Hasanuddin, beliau ialah seorang pahlawan maritim saja, tidak banyak pengalaman dalam peperangan di daratan. Kalau ada hanyalah sekitar Sulawesi Selatan.<br /><br />Kalau kita banding dari segi yang lain pula, bukan bererti memperkecil-kecilkan pejuang yang lain, tetapi sejarah mencatatkan bahawa ramai pejuang ada yang menyerah kepada penjajah. Ada yang tertangkap kerana ditipu secara licik dan lain-lain. Semua yang tersebut berbeza dengan Raja Haji. Beliau lebih rela mati di medan juang daripada menyerah ataupun tertipu oleh pihak musuh. Pada 18 Jun 1784 M Raja Haji terbunuh sebagai syahid fisabilillah dalam peperangan melawan Belanda pimpinan Jacob Pieter van Braam di Melaka. Pasukan Melayu yang tewas bersama Raja Haji dianggarkan sekitar 500 orang. Sebagaimana pada mukadimah yang telah saya nyatakan, “... Raja Haji bin Upu Daeng Celak merupakan pahlawan dunia Melayu yang terbesar atau teragung dan terhebat sesudah Hang Tuah....”<br /><br />Walau bagaimanapun, haruslah kita sedar bahawa kisah Hang Tuah lebih bercorak mitos. Berbeza dengan Raja Haji. Kisah beliau tercatat sebagai sejarah yang dibuktikan dengan data dan fakta yang tidak dapat ditolak. Oleh itu jika ditinjau dari segi sejarah bererti ‘Raja Haji pahlawan dunia Melayu yang terbesar dan terhebat, bukan Hang Tuah.’<br /><br />Kejadian aneh<br /><br />Raja Ali Haji dalam Tuhfat an-Nafis meriwayatkan kejadian aneh terhadap jenazah Raja Haji setelah mangkat dalam keadaan syahid fisabilillah seperti berikut, “Syahdan adalah aku dapat khabar daripada itu daripada orang tua-tua yang mutawatir, adalah sebelum lagi ditanamnya mayat Yang Dipertuan Muda Raja Haji, al-Marhum itu, maka ditaruhnya di dalam peti hendak dibawanya ke Betawi, sudah sedia kapal akan membawa jenazah al-Marhum itu. Maka menantikan keesokan harinya sahaja, maka pada malam itu keluar memancar ke atas seperti api daripada peti jenazah al-Marhum Raja Haji itu. Maka gaduhlah orang Melaka itu melihatkan hal yang demikian itu. Di dalam tengah bergaduh itu kapal yang akan membawa jenazah al-Marhum itu pun meletup, terbakar, terbang ke udara segala isinya serta orang-orangnya. Seorang pun tiada yang lepas.<br /><br />“Syahdan kata qaul yang mutawatir, tiadalah jadi dibawa jenazah al-Marhum itu pindah ke negeri yang lain. Maka ditanamkan jua di Melaka itu, hingga datang diambil dari negeri Riau adanya. Dan kata setengah qaul yang mutawatir sebab itulah digelar oleh Holanda yang dahulu-dahulu dengan nama Raja Api adanya....” (Tuhfat an-Nafis, Naskhah Terengganu, hlm. 151)<br /><br />Pada pandangan saya riwayat di atas mencerminkan kemuliaan seseorang yang wafat dalam syahid fisabilillah kerana berjuang untuk kepentingan agama Islam atau memperjuangkan bangsanya, iaitu bangsa Melayu yang dicintainya. Perjuangan demikian mencerminkan kerana patuh kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Oleh itu tulisan Abdullah Munsyi dalam buku Hikayat Abdullah yang mengatakan bahawa mayat Raja Haji ditanam tempat kandang babi perlu dipertikaikan dan dibahas secara ilmiah. Tulisan Abdullah Munsyi selengkapnya sebagai berikut, “Sebermula di balik kebun kompeni itulah ditanamkan Raja Haji. Iaitu seorang Raja Melayu yang berkuasa adanya. Asalnya iaitu keturunan Bugis. Maka isterinya bernama Ratu Emas. Maka ialah yang telah datang memerangi Melaka pada zaman Holanda – maka adalah daripada zaman itu sampai masa ini (maksudnya hingga masa Abdullah Munsyi menulis hikayatnya, pen:) kira-kira lebih sedikit daripada 60 tahun – maka hampir-hampir dapat Melaka olehnya. Maka berkeliling jajahan Melaka dan kampung-kampung semuanya sudah didapatnya melainkan tinggallah Melaka bulat-bulat sahaja yang belum didapatnya. Maka pada masa itu segala bangsa yang ada di dalam Melaka masuk perang melawan Holanda daripada Melayu, Keling, Cina, Serani masing-masing ada dengan kapitannya dan kepala perangnya. Maka adalah beberapa tahun diperanginya lalu matilah Raja Haji itu dimakan peluru di Tanjung Palas nama tempatnya. Kemudian diambil Holanda mayatnya itu ditanamkan di balik kebun yang tersebut itu. Ada pun khabarnya yang kudengar, tempat itu kandang babi. Kemudian ada kira-kira 20, 30 tahun di belakang datanglah anak buah-anak buah Raja Haji itu dari Lingga dan Riau ke Melaka meminta izin kepada raja Inggeris hendak dipindahkannya kubur itu ke Riau. Maka diberikanlah izin. Lalu dibawanyalah pergi....” (Hikayat Abdullah, hlm. 57 - 58)<br /><br />Riwayat Abdullah Munsyi tentang Raja Haji ditanam di kandang babi adalah sukar diterima disebabkan: Pertama, jauh berbeza dengan yang ditulis oleh Raja Ali Haji seperti tersebut di atas. Kedua, orang yang wafat keadaannya syahid fisabilillah adalah dimuliakan oleh Allah s.w.t.. Dalam al-Quran disebutkan bahawa “orang-orang yang mati syahid adalah tidak mati, dalam kubur mereka diberi rezeki.” Dalam hadis Nabi s.a.w. pula sangat banyak menyebutkan kelebihan orang yang mati syahid. Pandangan saya ini bukan bererti menuduh Abdullah Munsyi telah melakukan pembohongan dalam tulisannya, kerana beliau sendiri menyebut pada awal kalimatnya, “Ada pun khabarnya yang kudengar”. Oleh itu pelbagai andaian boleh dibuat. Yang pertama, boleh jadi khabar yang didengar itu sengaja diproses oleh pembohong-pembohong daripada kalangan penguasa penjajah ketika itu untuk menghapuskan kebangkitan jihad orang-orang Melayu Islam yang tidak suka negerinya dijajah oleh golongan yang bukan Islam. Kedua, kemungkinan tekanan kuasa penjajah memaksa supaya Abdullah Munsyi menulis sedemikian. Oleh itu kita perlu berfikir dan teliti setiap kalimat dan perkataan yang ditulisnya.<br /><br />Selain itu jika kita berfikir secara kritis dan membuat analisis secara bebas, khusus pada konteks di atas, memang banyak kalimat ataupun perkataan demi perkataan Abdullah Munsyi mengandung unsur-unsur politik yang menguntungkan pihak penjajah pada zamannya. Sebagai contoh, walaupun Abdullah Munsyi mengakui bahawa Raja Haji adalah seorang Raja Melayu, namun pada sambungan kalimat Abdullah Munsyi menyebut pula bahawa asal Raja Haji adalah keturunan Bugis. Kenapa Abdullah Munsyi tidak menyebut Raja Haji dari sebelah ibunya adalah keturunan Melayu. Di sini dapat diduga, jika disebut Raja Haji orang Melayu semangat orang Melayu untuk berpihak kepada Raja Haji sukar dipadamkan.FAQIR MUHAMMADhttp://www.blogger.com/profile/14300123221044970401noreply@blogger.com0